Namun ternyata fakta bercerita lain, Nadiem tak tergoyahkan dan dia bersiap mewujudkan impian visionernya untuk meningkatkan kinerja pendidikan dan teknologi nasional, melepaskannya dari zona nyaman yang membelengu gerak maju selama ini.
Dua tahun lalu saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 23/10/2019, Nadiem berjanji, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dia akan menciptakan pendidikan berbasis kompetensi dan karakter. Menurutnya, itu berawal dari seorang guru, baik dari segi kapabilitas maupun kesejahteraan.
Nadiem telah temukan akar masalahnya karena ia mampu memprediksi masa depan. Tapi dia bukan ahli nujum atau dukun, dia seorang visioner, pebisnis dan modernis.
"Saya lebih mengerti apa yang akan terjadi ke depan, karena saya bidangnya bisnis, saya di bidang masa depan, antisipasi masa depan," ujar mas Nadiem panggilan dekat Presiden pada menteri termuda dalam kabinetnya ketika itu.
Benarkan mas Nadiem seorang visioner, mampu melihat apa yang dibutuhkan pendidikan kita dan percepatan pengembangannya di masa depan?
Jika ada yang menilai tidak tapi Presiden Jokowi menilai sebaliknya, faktanya Jokowi telah memberi kepercayaan lebih luas pada mas Nadiemnya sebagai Mendikbud-Ristek.
Mas Nadiem pun langsung bereaksi. Usai dilantik kembali ia bekata singkat, padat refleksi visionernya atau mungkin juga telah menemukan salah satu kendala selama ini di Kementerian Ristek/BRIN.
"Saya menginginkan sebanyak mungkin murid-murid kita, mahasiswa kita, dan dosen-dosen kita melakukan penelitian dan melakukan program-program seperti Kampus Merdeka di dalam badan-badan di bawah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)," katanya. Sumber : Kompas.com.
Tampak jelas Nadiem ingin putra - putri bangsa ini akan lebih banyak melakukan riset, temuan ilmiah dan modern, teknologi terapan dan menghasilkan sesuatu yang menggelegar dan bermanfaat dalam jangka panjang.
Mahasiswa dan dosen harus lebih banyak lakukan penelitian riset menghasilkan temuan bermanfaat dalam bidang jasa, manufaktur maupun teknologi terapan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Mahasiswa dan Dosen musti di support untuk menghasilkan temuan ilmiah, bahkan di tingkat siswa pun perlu dibudayakan perlombaan karya ilmiah.