Setelah Uni Soviet runtuh, peristiwa kecelakaan kapal selam pertama Rusia terjadi pada kapal selam Kursk pada 12 Agustus 2000. Semua kita sudah tahu apa dan bagaimana peristiwa itu terjadi sehingga tak perlu lagi diulangi dalam artikel ini.
Peristiwa kapal selam raksasa yang tenggelam tersebut telah mengejutkan dunia karena terjadi dengan sangat dramatis, belum pernah terjadi seperti itu sebelumnya meskipun banyak kasus kapal selam tenggelam di mana-mana sampai saat itu.
Terlepas dari lemahnya teknologi kapal Rusia dan lambannya penanggulangan kejadian saat itu, pesan moral yang muncul di balik itu adalah tentang heroisme pelaut Rusia. Mereka tabah sampai akhir dan mungkin bisa dianggap bertugas "on Eternal Patrol" dalam keabadian di tempat lain.
Sebuah artikel di WordPress.com pada edisi 25 Juli 2010 juga pernah menuliskan "on Eternal patrol" untuk mengenang tenggelamnya kapal selam Kursk. "Kursk jadilah kenangan abadi mereka," keterangan dalam sebuah foto.
Istilah "Eternal" terkait tenggelamnya kapal selam ini sesungguhnya sudah ada sejak lama guna mengenang sejumlah pelaut kapal selam AS yang gugur tenggelam di berbagai medan dan misi seluruh dunia, diantaranya di sini.
Para pelaut Kursk juga layak mendapat penghargaan dari bangsa dan negara Rusia ketika itu. Tapi apa saja yang diterima keluaga yang kehilangan orang yang mereka cintai selamanya?
Presiden Vladimir Putin yang dihujani kritik dan marah keluarga pelaut karena meneruskan liburannya ketika itu terjadi beberapa hari kemudian mengeluarkan persetujuan presiden.
Untuk seluruh awal kapal Kursk mendapat kenaikan pangkat anumerta satu tingkat. Khusus untuk kapten kapal, Gennady Lyachin mendapat penghargaan bintang kehormatan pahlawan.
Selain itu sisa jasad korban yang terkurung dalam bangkai kapal diangkat ke permukaan. Beberapa bagian kapal dijadikan museum untuk mengenang peristiwa dramatis terkait kapal selam militer Rusia.
Keluarga yang ditinggalkan termasuk istri, anak atau orang tua atau istri yang tidak sah tapi sudah punya anak mendapatkan kompensasi antara lain:
- Santunan sebesar 25 kali gaji sebulan masing-masing korban
- Uang pensiun selama 10 tahun
- Jaminan kesehatan untuk keluarga
- Beasiswa untuk anak-anak korban sampai universitas
- Rumah gratis dari negara di kota apa yang mereka inginkan untuk mereka tinggali bersama anak
Mengenai rumah gratis banyak janda dan anaknya tidak mau tinggal di apartemen yang disedikan negara karena selain kurang memenuhi syarat juga tidak ingin dihantui kenangan sedih berlarut-larut.