Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jenderal Min Aung Hlaing dkk Khawatir Hadapi Mimpi Buruk Ini

6 Maret 2021   03:50 Diperbarui: 6 Maret 2021   13:06 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski demikian ada satu hal sangat ditakuti Hlaing Cs yaitu perpecahan dan runtuhnya soliditas di kalangan polisi dan militer tulang punggung junta militer selama ini.

Beberapa hari lalu 5 polisi Myanmar telah menyeberang perbatasan India meminta suaka politik di negara jiran tersebut. Kini jumlah polisi yang menyeberang ke India telah mencapai 19 orang setelah 14 Polisi dan tentara lain menyeberang dari sebuah desa di negara bagian Chin State ke desa Mizoram, India. 

Hengkangnya beberapa polisi itu mungkin tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap kekuatan junta militer Hlaing dkk. Tapi  mimpi buruk paling dikhawatirkan Hlaing dkk adalah runtuhnya soliditas dan setia terhadap pemerintahan mereka pimpin dari kalangan polisi dan tentara.

Kekhawatiran itu bukan tidak ada dasarnya setelah timbul fakta semakin banyak polisi yang mendukung demonstran. Hari Kamis lalu saja jumlah polisi bergabung ke CDM telah mencapai 500 orang. Pada hari Jumat kemarin telah bergabung 100 polisi lagi sehingga polisi Myanmar bergabung dengan CDM telah mencapai 600 orang, tulis sumber Irrawaddy.com.

Tin Min Tun seorang Mayor Polisi yang bergabung dengan CDM menuliskan dalam Facebooknya "Saya tidak ingin lagi mengabdi pada rezim militer, saya telah bergabung dalam CDM," tulisnya seraya menyampaikan rasa hormat pada pengunjuk rasa melawan rezim.

Banyak pengamat menilai aksi tersebut bakal menarik simpati dan keberanian polisi atau tentara lainnya bergabung ke CDM. Jika dukungan publik terhadap CDM terus terjadi rezim militer tidak akan sanggup mengatasinya walaupun di sisi lain terdapat juga warga yang mendukung pemerintahan militer tapi jumlahnya tidak signifikan.

Jika polisi dan tentara pembelot semakin bertambah banyak lalu membentuk angkatan bersenjata anti pemerintah seperti terjadi di Suriah (tentara dan polisi memilih jadi tentara oposisi melawan pemerintah Suriah pada 2011 lalu) pemerintah rezim militer bisa menghadapi tantangan sangat besar.

Meskipun kasus dan latar belakangnya hampir TIDAK sama antara pemberontakan sipil Suriah dengan anti kudeta terhadap rezim militer Myanmar tapi terpecahnya kekuatan angkatan bersenjata (Pro dan Kontra) bisa saja terjadi di Myanmar. 

Perpecahan itu akan menimbulkan perang saudara yang bermuara pada terjadinya bencana kemanusiaan sangat dahsyat seperti di Suriah, tak kunjung usai hingga saat ini. 

Muara yang terakhir inilah puncak dari segala kekhawatiran tentang Myanmar yang dikhawatirkan banyak orang selama ini  (termasuk Menlu Indonesia) sehingga perlu dicegah dari sekarang sebelum bencana itu jadi kenyataan.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun