Kini ketajaman Indonesia diuji di Myanmar. Apakah perhatian dari "sahabat sejati" akan diterima setidaknya oleh junta militer Myanmar karena para demonstran telah menetapkan harga mati yaitu : Tidak terima kudeta militer dan tidak ada pemilu ulang.
Di sisi lain, para tentara dan milisi pro junta militer telah mengasah semangat siap tempur melawan pembangkang. Salah satu video memperlihatkan tentara bersiap memuntahkan peluru dari pistol dan senapan serbunya pada demonstran JIKA menentang kebijakan militer.
JIKA Jenderal Min Aung Hlaing cs tiba-tiba bersedia berunding dengan opsi jaminan terhadap keselamatan terhadap seluruh dedengkot junta militer dan polisi dan dijamin tidak diproses secara hukum, pertanyaannya adalah bagaimana nasib para tentara dan polisi serta milisi di level menengah dan bawah yang telah pasang kuda-kuda siap tempur sebagaimana disebutkan di atas.
Apakah mereka dapat menerima sikap melunak para pemimpin militer yang telah membawa mereka pada kolam setengah berlumpur? Ataukah mereka yang telah setengah berlumpur itu akan menyeret para pimpinan militernya sendiri bertanggung jawab karena telah menggiring mereka berperang dengan rakyatnya sendiri?
Kita berharap semoga opsi solusi yang dibawa oleh Indonesia dapat diterima oleh semua pihak. Jika mengingat hubungan dekat Indonesia - Myanmar di masa lalu hingga kini sepantasnya Myanmar bersedia terima uluran perhatian sejati Indonesia.
Jika dahulu Soekarno sebut Myanmar sebagai "kawan dalam memperjuangkan kemerdekaan sejati" kini saatnya Myanmar menerima solusi Indonesia. Saatnya Aung San Suu Kyi dan junta militer sebut Indonesia "kawan dalam membela perdamaian sejati."
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H