Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menguak Misteri Lokasi CVR SJ-182 Bersembunyi

19 Januari 2021   16:30 Diperbarui: 20 Januari 2021   13:19 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Black Box atau "Kotak Hitam" di pesawat terbang komersil  terdiri dari dua peralatan terpisah yaitu perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR). Kedua alat tersebut wajib ada di penerbangan komersil dan biasanya lokasinya berada di bagian belakang pesawat. 

Mengacu pada lokasinya melekat di bagian ekor atau belakang pesawat ini bertujuan agar benda tersebut lebih aman dan dapat ditemukan dan mempelajari sebab musabab jika terjadi kecelakaan pada pesawat terbang.

Meskipun mendapat julukan "kotak Hitam" ke dua benda tersebut (FDR dan CVR) tidak bercat hitam setidaknya pada lapisan pelindungnya tidak berwarna hitam.  

CVR, perekam suara dalam kabin pilot tetapi posisinya tidak berada dalam kabin pilot melainkan berada di bagian belakang pesawat sesuai dengan alasan keamanan disebutkan di atas.

Terkait dengan upaya pencarian korban jiwa Sriwijaya SJ-182 dan puing pesawat serta VCR hingga hari ke 11 pencarian yang sudah ditemukan adalah :

  • Flight Data Recorder (FDR)
  • Baterai dan Casing  serta Electronic Cockpit Voice Recorder (CVR)
  • 308 kantong puing pesawat dan jenazah
  • 34 korban jiwa (dari 62 orang) telah berhasil diidentifikasi

Dengan demikian masih ada 28 korban jiwa lagi dan CVR yang BELUM ditemukan setidaknya hingga artikel ini dibuat.

Posisi dudukan FDR dan CVR padahal "berdekatan" di bagian ekor pesawat tetapi mengapa hanya FDR dan serpihan casing dan electronic CVR sja yang baru ditemukan, sementara inti CVR belum ditemukan? Ini adalah sesuatu yang misterius jika tak pantas disebut unik sekali.

Aneka sumber mengatakan titik jatuh peswat itu pada kedalaman 16 meter, 17 meter permukaan laut. Ada juga yang menyebut 20 meter dan ada juga yang menyebutnya 23 meter tapi umumnya tidak melebihi 25 meter permukaan laut, masih lebih panjang ukuran pesawat jenis Boeng 737-500 itu yakni 31 meter.

Jika mengacu pada jatuhnya SJ-182 (nyarius) vertikal 90 derajat dalam keadaan mesin hidup arah moncong pesawat duluan menukik ke dalam laut dan meledak di dasar laut pada kedalaman dangkal. Dalam skenario ini bisa jadi posisi inti CVR terpental ke luar area titik jatuh pesawat akibat ledakan, sementara bagian moncong melesak ke dalam tanah laut.

Jika mengacu pada skenario jatuhnya secara vertikal tapi posisi ekor duluan masuk ke laut akibat usaha nose up melebihi 15 derajat bisa jadi bagian ekor pesawat tempat "tertanamnya" CVR terbenam di dasar laut pada kecepatan tertentu.

Catatan kecepatan dan ketinggian SJ-182 pada pukul 14.40.20 pesawat tercatat pada ketinggian 5,400 feet pada kecepatan 213kpj, lalu tujuh detik kemudian pada 14.40.27 tercatat pada ketinggian 250 feet. Sumber : Kompas.com.

Berdasarkan informasi di atas diketahui posisi ketinggi akhir pesawat sebelum tercebur ke laut berada pada ketinggian 250 kaki pada kecepatan  213 kpj  (lebih kurang 390 km/ jam) jika moncong duluan yang masuk secara vertikal bisa jadi bagian moncong melesak ke dalam tanah laut dan bagian ekornya meledak berserakan di luar titik pusat jatuh pada jarak tertentu.

jika bagian ekor duluan yang jatuh akibat gagal daya angkat pada ketinggian dan kecepatan terakhir disebutkan di atas bisa jadi bagian ekor terlepas duluan pada jarak diluar titik jatuh. 

Jika posisi ekor jatuh duluan secara vertikal bisa jadi bagian ekor ini yang melesak ke dalam tanah di bawah permukaan laut.

Dari ke tiga kemungkinan di atas tampaknya kemungkian ke dua yang terjadi yaitu bagian ekor duluan menyentuh permukaan laut sehingga serpihannya berserak jauh dari titik jatuhnya pesawat. 

Hal ini diperkuat oleh pengalaman temuan VCR yang berjarak 80 meter dengan temuan FDR pada insiden Lion Air  di perairan Karawang sebelumnya oleh Robot bawah laut (ROV) milik kapal Baruna Jaya IV.

Kini ROV tersebut diterjunkan kembali guna menemukan kotak hitam VCR SJ-182 dan baru menemukan  FDR beberapa hari lalu.

Berdasarkan analisa di atas kemungkinan posisi jatuhnya VCR adalah :

  1. Tertanam beberapa meter di pusat titik jatuh di bawah permukaan tanah laut
  2. Berada lebih jauh dari ditemukan FDR beberapa hari lalu

Sumber gambar : Phys.com edisi 10 April 2014
Sumber gambar : Phys.com edisi 10 April 2014
Berdasarkan sumber Phys.org memberi gambaran kemampuan VCR dan FDR adalah sebagai berikut :
  • Mengirimkan signal setiap detik pada jangkauan 37,5 Khz
  • Dapat terdengar signal pada jarak 2 - km di bawah laut
  • Dapat beroperasi pada kedalaman maksimal 6 km di bawah laut
  • Kemampuan bertahan baterai selama antara 30 - 90 hari dari pertama terlepas dari tempatnya
  • Tahan panas hingga 1.100 derajat C

Mengingat "usia" masa aktif baterai VCR memancarkan signal hanya 30 hari masih ada harapan besar VCR itu ditemukan mengingat masa pencarian memasuki hari ke 11.

Tanpa bermaksud mempengaruhi rencana dan upaya KNKT dan seluruh tim terkait pencairan SJ-182 artikel ini hanya memberi masukan, siapa sangka bisa menjadi salah satu masukan memecah misteri lokasi VCR  itu" bersembunyi."

Sambil menantikan hasil pencarian misteri VCR itu kita berharap otoritas terkait keselamatan penerbangan memberi peringatan kepada semua maskapai agar sungguh-sungguh menegakkan protokol keselamatan penerbangan secara detail.

Kehilangan orang-orang tercinta dalam keluarga secara tragis akibat kecelakaan transportasi seperti ini sangat tak sebanding dengan alasan apapun di balik semua itu.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun