Sebelum jadi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah gesit dengan media sosial bernama "Twitter." Salah satu akunnya @realdonaldtrump pada masa awalnya lebih banyak memperkenalkan lahan bisnis Donald Trump, mulai dari real estate, casino, hotel, lapangan golf, hingga entertainment, majalah dan lain-lain.
Tapi ketika Trump mulai terjun ke kancah pemilu Presiden AS pada 2016 sejak tahap nominasi calon dia mulai beralih menggunakan corong medsos untuk tujuan politik secara intensif. Praktis beberapa media sosial (medsos) terutama Twitter menjadi semacam corong suara (megaphone) berdampak kuat dan menimbulkan efek besar.
Ketergantungannya pada Twitter menjadi-jadi ketika masuk tahap National Convention, Kampanye hingga pemlihan umum.
Ketika berhasil memenangi Pilpres AS 2016 ketergantungannya pada Twitter semakin menjadi-jadi. Banyak orang berkata dia ketagihan pada Twitter.
Faktanya memang demikian, Trump menggunakan media tersebut untuk menyerang lawan politiknya di dalam dan luar negeri. Selain itu ia juga memperkenalkan kebijkan-kebijakannya kepada dunia melalui Twitter yang mendapat respon hampir 'puluhan juta' followers (pengikutnya).
Getol-nya Trump pada Twitter hampir serupa dengan situasi seseorang ketergantungan atau ketagihan pada sesuatu (addictive). Biasanya orang-orang ketagihan pada perjudian, narkoba, alkohol, film porno, seks, game, hobi tertentu dan lain-lain.
Ketagihannya pada Twitter dan berita TV kabel telah membuat para staf kepresidenan berusaha mengalihkan perhatiannya dengan cara membuat Trump sibuk dengan isu atau program atau agenda lain.
Begitu tergantungnnya Trump pada medsos sehingga pada telepon genggamnya iPhone hanya ada satu aplikasi saja : Twitter, sebut sumber Axios.com.
Dugaan Donald Trump ketergantungan pada Twitter telah banyak diamati para pengamat dan peneliti. Meskipun tidak ada sebuah alat yang dapat membuktikan dugaan itu akurat 100% tetapi analisa yang dilakukan oleh Profesor James Robert Ph.D dari University's Hankamer School of Business bisa jadi ada kaitannya.
Berdasarkan 12 parameter yang ditetapkannya guna melihat sesorang ketergantungan pada media sosial dan smart phone Robert menemukan ada 10 parameter yang melekat pada Donald Trump bersasarkan hobinya. Dari situ ia dapat menyimpulkan bahwa Donald Trump memang ketergantungan pada Media Sosial. Sumber : ini.
Peristiwa terkini terkait mobilisasi pedemo menyerbut Capitol Hill telah membuktikan Donald Trump ada dibalik aksi tersebut. Sejumlah ciutannya di Twitter telah jadi barang bukti bahwa ia terlibat dan harus bertanggung jawab atas peristiwa paling memalukan dalam sejarah demokrasi AS.