Upaya pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) dengan berbagai cara telah terjadi puluhan kali. Dari jumlah tersebut 4 kali telah merenggut nyawa 4 Presiden dengan tembakan. Mereka adalah Abraham Lincoln (tewas pada 1865), James A. Garfiled (1881), William McKinley (1901) dan John F. Kennedy (1963).
Sementara itu 2 presiden lainnya Theodore Roosevelt (terjadi pada 1902) dan Ronald Reagan (1981) meski trauma dan terluka akibat tembakan masih dapat diselamatkan oleh petugas keamanan Presiden AS.
Meskipun demikian BELUM pernah ada seorang pun Presiden AS yang tewas terbunuh di hari pelantikan mereka walaupun rumor tentang dugaan bakal terjadinya usaha tersebut terjadi berulang kali seperti menjelang pelantikan Obama dan Donald Trump menjelang masa inagurasi mereka masing-masing.
Tidak diharapkan hal itu berulang lagi dan sangat diharapkan tidak akan terjadi. Tetapi kemungkinan itu bisa terjadi di AS mengingat kondisi masa kini sedang kacau balau (akibat chaos) yang diciptakan Donald Trump dan pendukungnya memperlihatkan fakta-fakta yang tidak diprediksi dan tak pernah terjadi sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah :
- Menolak mengakui kekalahan secara sistematis dan berkesinambungan
- Mengkonsolidasi kekuatan pendukung
- Menimbulkan perpecahan dan kegelisahan
- Berupaya dengan berbagai cara menggagalkan kemenangan lawan
- Mengulur waktu dan tidak kooperatif dalam masa transisi
- Melakukan penyerbuan massa ke gedung Dewan dan menduduki ruangan Capitol Hill dan membuat huru-hara di sana
Berbagai pengamat dan berita telah berulang kali menyampaikan bahwa situasi pemilu kali ini tidak pernah terjadi seperti sebelumnya. Iklim demokrasi di AS kali ini belum pernah terjadi sebelumnya (unprecedented).
Atas dasar itu dan fakta-fakta 'belum pernah terjadi sebelumnya" maka kita bisa ikut khawatir JIKA masalah keselamatan Presiden terpilih Joe Biden (Biden) ikut menambah daftar unprcedent di atas.
Terlebih lagi kekuatiran itu semakin tinggi ketika Biden sendiri melontarkan kalimat tentang potensi gangguan keselamatan dirinya sendiri di hari pelantikan.
"I am not concerned about my safety, security or the inauguration," ungkapnya sebagaimana dituliskan oleh Newsweek edisi 6 Januari 2020.
Lalu apa yang akan terjadi jika seorang Presiden AS terbunuh di hari pelantikan atau jelang pelantikannya?
Sesuai dengan konstitusi AS amandemen ke 12 pada pasal 3 menyebutkan, "Jika Presiden terpilih meninggal sebelum hari pelantikan maka Wakil Presiden terpilih akan menggantikannya hingga penuh 4 tahun ke depan."
Masih pada artikel yang sama jika Prisiden terpilih tidak memenuhi syarat di hari pelantikan maka Wapres akan menjabat sampai waktu pemilihan kembali atau Lembaga Pemilihan memilih yang memenuhi syarat.
Dari sana kita dapat melihat bahwa JIKA terjadi sesuatu tak diharapkan pada Biden menjelang atau dihari pelantikannya maka Wakil Presiden Kemala Harris yang akan menerima dan meneruskan jabatan Presiden AS.
Dengan demikian Trum, kubu Trump dan pendukung Trump jangan berharap akan mendapatkan "durian runtuh" dari peristiwa naas (maaf jika dialami) Biden.
Beberapa kemungkinan lainnya jika Biden terbunuh adalah :
Dalam kapasitas lebih kecil perang terbuka kubu Demokrat dan Republik tidak akan terkendalikan di atas meja gedung Capitol Hill.
Dalam scope agak luas akan terjadi kekacauan massal antara pendukung Biden dengan pendukung Trump.
Dalam scope lebih luas akan membuat huru-hara panjang di AS, dampak rusaknya sendi-sendi demokrasi di "negara Pisang."
Negeri Pisang adalah sebuah perumpamaan yang pertama sekali dilontarkan oleh Lorenzo Dow Baker (1870) tetapi seorang penulis AS, William Sydney Porter (aka. O, Hendry) mempopulerkannya pada 1901 menggambarkan sebuah negara secara politk tidak stabil akibat negara dioperasikan seperti mengurus perusahaan swasta untuk keuntungan eksekutif.
Persoalan pisang atau bukan itu masalah lain, tetapi JIKA Biden menambah daftar unpresedented kekacauan di AS persoalannya benar-benar akan membuat AS seperti pisang hancur dan kulitnya membuat orang terpental kemana-mana.
Tidak ingin AS masuk dalam pusaran chaos lebih dalam pihak legislatif AS (Kongres) di majelis rendah (DPR) dan majelis tinggi (Senat) tampaknya mulai menyadari hal ini.
Berselang beberapa jam pasca "pendudukan" gedung dewan oleh segerombolan ekstrimis telah berhasil memutuskan rencana pelantikan Biden pada hari yang telah ditentukan yaitu 20 Januari 2021.
Di sanalah Biden nanti akan berjanji. Di kelilingi keluarganya dan disaksikan Kongres AS serta rakyat AS dan seluruh dunia Biden akan mencoba mebasuh memar dan luka AS dari puing-puing kehancuran yang ditinggalkan Donal Trump dan pendukungnya.
Dipihak lain, lembaga khusus pengamanan Presiden AS, Secret Service (SS) tidak mau ambil risiko atas keselamatan Biden di tengah kewajibannya menjaga juga Donald Trump.
Pada Nopember lalu SS telah meningkatkan kekuatan satuan kemanannya pada Biden dan keluarganya seiring dengan meningkatnya perpecahan politik di AS.
Kini menjelang pelantikannya SS bekerja semakin ekstra keras terutama memilah mana SS yang pro Biden dan Trump. Permasalahannya anggota SS juga mempunyai tanggung jawab menjaga Trump bahkan masih setia pada Trump sebagaimana dilansir The Guardian.
Meskipun tidak ada agen SS memberi keterangan jelas tentang apa yang mereka lakukan terkait pengamanan Biden tetapi dari berbagai sumber memperlihatkan telah terjadi peningkatan pengamanan untuk Biden di mana-mana.
Di dekat rumah Biden di Wilmington kini 1 skuadron petugas counter sniper ditempatkan di atap gedung Queen Theatre. Sementara itu beton-beton penyangga pemisah arus jalan sekitar rumahnya juga ditambah dan tentu saja jumlah petugas agen yang mendampingi Biden semakin bertambah.
Sejumlah chek poin juga dibangun disamping itu membuat gelembung-gelumbung raksasa guna mencegah serangan terhadap Biden.
Selain telah menerapkan zona larangan terbang 1 mil di atas dan sekitar rumahnya di Wilmington juga menerapkan protokoler keamanan.
Secara umum, terkait upaya keselamatan Biden saat ini dinilai oleh Mike White salah satu mantan agen SS adalah perlindungan 360 derajat.
Jika tidak terjadi sesuatu yang mengganjal pelantikannya semoga Biden bisa mempersatukan AS kembali
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H