Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jangan Salah Lihat Dron atau Gliders, Mahasiswa Bisa Membuatnya

5 Januari 2021   07:58 Diperbarui: 12 Agustus 2021   11:15 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RU 17, salah satu Glider ciptaan mahasiswa Rutgers University pada 2009. Wahana yang berhasil melintasi Atalantik adalah RU-27. Sumber gambar : rucool.marine.rutgers.edu

Ketika muncul berita di media massa tentang ditemukannya benda yang disebut "dron laut" sepintas terbersit ada yang tidak beres dengan dugaan tersebut. Dan kenyataannya KASAL Yudo Margono telah memberi klarifikasi bahwa temuan tersebut BUKAN Dron laut.

Pada hakekatnya dron (bahasa inggris : Drone) adalah pesawat nir awak atau tanpa awak (unmanned Aerial Vehicle) atau disingkat UAV yakni "mesin terbang" yang dikendalikan dari jarak jauh oleh operator pada jarak dan waktu yang terbatas.

Dari pengertian itu drone BUKAN benda bermesin nir awak yang dipakai untuk berlayar di atas air atau menyelam di bawah air, karena drone hanya untuk bertugas di udara dan dikendalikan oleh operator.

Benda tak berawak yang dimaksud yang "bertugas" di bawah laut disebut "Autonomous Underwater Vehicle" disingkat AUV (jadi berbeda dengan UAV). Benda sejenis dengan AUV itu juga disebut "Remote Operated Vehicle's (ROV's) salah satunya disebut Glider.

Secara harfiah Glider berarti "peluncur." Sampai saat ini "Glider" adalah sebutan untuk benda bawah laut tak berawak tersebut.

Sampai kini belum banyak negara pembuat Glider. Negara-negara secara intensif terlibat dalam pembuatan AUV atau ROV's, negara tersebut antara lain adalah : Perancis, Rusia, Denmark, Kanada, Norwegia, Inggris, Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).

AS adalah pelopor lahirnya Glider tersebut. Pada 1995, para periset dipimpin profesor Charles dari Eriksen Universitas Washington (UW) didanai oleh Naval Research dan National Science Fondation bereksperimen bertahun-tahun untuk menghasilkan wahana dimaksud. 

Pada akhirnya UW berhasil menciptakan Glider dan mengkomersilkan temuan tersebut untuk dipakai umum dan negara lain.

Beberapa fungsi atau kegunaan Glider tersebut adalah :

  • Pemantuan lingkungan laut
  • Studi perubahan iklim
  • Penilaian ekosistem
  • Riset perikanan
  • Pemantaun mamalia laut
  • Dalam bidang militer Glider digunakan untuk tujuan anti-submarine warfare juga untuk tujuan Intelligence Surveillence and Recconaissance (ISR).

Berdasarkan teknologi pada era 2003 kendaraan tersebut masih memiliki rentang kemampuan menyelam terbatas sekali. Kemampuan masing-masing Glider itu sangat bervariasi tetapi pada umumnya 0.5 knot hingga 6 knot tergantung spesifikasi, kegunaan dan bobot negara pembuatnya. Sumber : ini.

Jarak tempuhnya juga bervariasi, dari yang paling pendek 20 km (Remus buatan AS) hingga 750 km (Thesus buatan Kanada). Beberapa tipe Glider adalah Gulper, Slocum, Wave Spray dan Seagleader seperti yang ditemukan oleh Nelayan di kepulauan Selayar Selatan, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun