Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donald Trump Telah "Menghibur" Dunia Demokrasi dengan Caranya

21 November 2020   14:29 Diperbarui: 21 November 2020   22:52 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tiga minggu usai pemilihan umum (pilpres) Presiden AS belum ada tanda-tanda Donald Trump mengakui kekalahan meskipun Jered Kushner sang menantu dan beberapa penasehat terdekat Gedung Putih coba membuka cara berpikir Trump agar lebih objektif.

Bahkan Mitt Romney senator senior partai Republik dari Utah sekalipun, memberi aba-aba via Tiwitter-nya juga belum mampu menjinakkan keteguhan hati Trump. 

"Setelah gagal mengajukan kasus kecurangan besar atau konspirasi melalui pengadilan, Presiden kini berusaha menekan pejabat negara bagian dan lokal untuk membatalkan keinginan rakyat dan membatalkan pemilu," tulis Romney dalam akun pribadinya sebagaimana dilansir Dailymail.

Hampir tidak percaya dengan apa yang sedang diperlihatkan Donald Trump membuat Presiden terpilih Joe Biden melontarkan pernyataan agak pedas dari sebelumnya.

"Sulit memahami cara orang ini berpikir. Apa yang dilakukannnya memalukan. Trump akan dikenang sebagai Presiden paling tidak bertanggung jawab dalam sejarah AS," ujar Biden seraya menambahkan Trump telah mempertontonkan sikap paling buruk pada dunia tentang Demokrasi.

Perdulikah Trump. Ternyata tidak. Trump bahkan semakin larut dengan tuduhan curang yang dilontarkan pengacara pribadinya Rudolph W. Giuliani menilai hasil pemilu telah diputar balikkan datanya.

Jenna Ellis salah satu tim kepercayaan meyakinkan Trump bahwa "massive fraud" atau penipuan besar-besar suara telah terjadi di seluruh negara bagian.

Senada dengan itu ketua pengacara Pilpres kubu Trump Sydney Powel mengatakan adanya teori konspirasi dalam Pilpres ini. Dia mengungkap program Hammer dan Scorecard telah digunakan dan untuk mengubah surat suara Presiden lain. 

Salah satu negara bagian yang dituding curang dampak program tersebut adalah Georgia sehingga terpaksa melakukan perhitungan suara ulang. Tapi usai hitung suara ulang secara manual dilakukan pada 19/11/2020 tetap saja hasil suara nyaris sama dengan sebelumnya yakni 2.475.141  suara (49,5%) untuk Biden dan 2.462.857 suara (43,3%) untuk Trump. Tidak ada bukti terjadi kecurangan.

Setelah tidak ada bukti kecurangan di Georgia, Matt Romney mengeluarkan pernyataan dalam akun twitternya di atas. Ciutan itu sesungguhnya semakin menyudutkan Trump. Akan tetapi Trump masih bergelayut padaharapan indah yang ditebar oleh orang-orang dekat dan kepercayaannya termasuk Sydney, Jenna dan Guiliani dan mungkin lainnya.

Itu sebabnya Biden sedikit menaikkan tekanannya karena tidak menyangka ternyata Trump telah mempertontonkan sesuatu yang lain dari yang lain dalam sejarah Pilpres dan Demokrasi di AS.

Di tengah usaha dinas keamanan Federal AS meningkatkan pengamanan terhadap Presiden terpilih Joe Biden di sudut lain Donald Trump meningkatkan hobinya ber twiteer ria melalui akun resminya melontarkan klaim bentuk-bentuk kecurangan yang tidak terbukti secara signifikan.

Charlie Kirk, salah satu aktifis konservatif telah meluangkan waktu menganalisa 20 akun paling intensif me-retweets kecurangan Pilpres AS 2020 di Twiteer. Salah satu akun paling tinggi intensitasnya milik Donald Trump (terferifikasi) me-retweets sebanyak 195.071 kali. Akun lainnya milik Eric Trump sebanyak 25.448 kali. Sumber : Ini.

Begitulah Donald Trump, apapun kata pesaingnya, apapun kata warga AS dan mungkin saja apa kata dunia tentang sikap anehnya tapi menurutnya tidak. Setidaknya (tidak aneh) menurut Guiliani, Sydeny, Jenna Ellis dan mungkin yang lainnya

Bisa juga Trump memang TIDAK aneh karena hanya memperlihatkan sudut pandang berbeda tentang bagaimana menolak kekalahan dengan cara lucu, sebuah cara baru menilai demokrasi di negeri yang jadi "kiblat" contoh demokrasi selama ini. 

Darinya orang-orang di seluruh dunia suatu saat nanti akan terkenang sebuah peristiwa sangat lucu sekaligus jadi hiburan pernah ada (terjadi) seorang Presiden AS mengatakan beberapa hal berikut :

  • Akan menang Pilpres AS dengan sangat mudah menghadapi lawan yang sangat keras
  • Terjadi kecurangan massif tapi tidak terbukti setelah perhitungan suara ulang secara manual
  • Pemilu paling buruk pada Pilpres paling baik dalam sejarah AS
  • Memecat pejabat terdekat yang bersikap berseberangan menyikapi hasil suara
  • Tidak koperatif menuju masa peralihan kekuasaan (transisi) dengan pemerintah yang baru
  • Mengancam tidak akan keluar dari Gedung Puih

Dapat dibayangkan bagaimana lucunya nanti setelah Trump lengser jadi Presiden masih terpapar penasaran akibat gagal menjabat Presiden AS dua kali. 

AS dan dunia nanti akan  dihibur kembali ketika Trump mengkritisi habis-habisan pemerintahan Biden-Harris jika melakuka kesalahan atau blunder blunder dalam kebijakan barunya. Trump akan menohok Biden habis-habisan melebihi apa yang telah dilakukan terhadap Obama.

Beberapa ekspektasi kebijakan baru Biden tentang kebijakan luar negeri kemungkinannya adalah :

  • Ikut kembali dalam perjanjian Paris tentang kesepakatan iklim dunia
  • Kebijakan nuklir dengan Iran akan dikaji kembali
  • Meninjau ulang membantu Arab Saudi dalam perang di Yaman
  • Tidak ingin AS terlibat dalam perang saudara di Suriah. Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini Biden mengatakan masalah Suriah akan berada dalam daftar terbawah dalam tugasnya. Dengan kekalahan ISIS perang Suriah bukan skala prioritasnya. Sumber : MEE edisi 12 Nopember 2020.

Yang manakah dari daftar di atas akan ditertawakan Trump nanti jika Biden ternyata bukan penentu satu-satunya berjalannya rencana-rencana tersebut? 

Jadi bersiaplah Biden menghadapi hiburan Trump nanti.

Diantara kita mungkin berharap Donald Trump legowo saja. Lengser dari jabatan Presiden bukan akhir segalanya. Semoga nanti masih sehat dan dapat kesempatan tampil kembali dalam ajang Pilpres 2024 tanpa bikin sesuatu yang kocak-kocak atau lucu-lucu lagi..

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun