Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pelajaran dari Perang Nagorno Karabakh 2: Nasionalisme Saja Tidak Cukup

16 November 2020   00:23 Diperbarui: 16 November 2020   12:20 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koridor Lachin dan koridor terdepan NK. sepanjang 65 km dengan lebar rata-rata 5 km dijaga pasukan perdamaian Rusia Sumber data dan olahan abanggeutanyo

Mobilisasi umum yang digalakkan pemerintah Artsakh di ibu kota Stepanakert telah membawa ribuan petempur miskin pengalaman ke sekitar medan laga tetapi lagi-lagi menjadi bulan-bulanan serangan Azerbaijan. Beberapa militian dan tentara mobilisasi umum terlihat mennggunakan momen untu berselfi ria dengan seragam militer di front pertempuran.

Gelora nasionalisme untuk membakar semangat perlawanan anti Azeri dan mempertahanan "tanah air" tampak sangat tidak menghasilkan perlawanan berarti apalagi untuk memenangkan pertempuran. Yang terjadi adalah pertempuran tidak seimbang dalam segala hal.

Sehari setelah tercapainya gencatan senjata suasana pesta merebak di berbagai pelosok di kota Baku, ibu kota Azerbaijan, merayakan kemenangan dan berkahirnya perang.

Di Yerevan suasananya sangat kontras, aksi protes dan unjuk rasa tidak puas dengan isi perjanjian gencatan senjata tersebut. Sejumlah orang Armenia marah dan mengobrak abrik kantor DPR Armenia.

Kini pendemo menuntut Niol Pashinyan, PM Armenia segera mundur dan bertanggung jawab atas tewasnya ribuan tentara dan militan. Selain itu pendemo menuduh Pashinyan berkhianat, bersekongkol dengan Rusia "menyerahkan" kawasan Armenia-Artsakh kepada Azeri.

Berdasarkan gambaran di atas dapat dijadikan pelajaran adalah beberapa hal berikut ini :

  • Perang masa kini sangat tergantung pada keunggulan serangan udara melalui drone bersenjata dan drone pengintai
  • Perencanaan dan koordinasi yang baik akan sangat membantu lancarnya pasokan logistik dan pemilihan arena pertempuran strategis
  • Operasi inteligen yang profesional menghasilkan informasi akurat tentang posisi-posisi musuh
  • Arena terbuka akan menjadi sasaran empuk drone dan pesawat tempur
  • Jumlah petempur berlimpah tidak menjamin keberhasilan apalagi tidak didukung oleh perencanaan dan koordinasi yang baik
  • Nasionalisme tanpa dukungan peralatan militer dan sejumlah keunggulan di atas akan kurang berarti setidaknya kurang mencapai harapan
  • Tanpa dukungan --setidaknya 1-- negara berpengaruh terasa sulit memenangkan pertempuran setidaknya mampu memberi perlawanan berarti

Atas dasar seluruh rangkaian di atas bisa jadi bahan pertimbangan untuk sebuah negara yang sedang merencanakan perang selayaknya mempertimbangkan hal-hal di atas atau bersiaplah menghadapi frustrasi seperti dialami Armenia dan Artsakh dengan sangat memalukan.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun