Jika benar terjadi Hizbollah dan seluruh grup di bawahnya ditarik mundur dari Suriah tampaknya Iran telah mulai berpikir jernih bahwa mereka telah menemukan "taktik" jitu mengatasi Israel. Karena dengan modal anti zionis yang berakar pada apokaliptik anti semetisme pos modern selama ini cuma bisa menerima "tamparan" Israel nyaris tanpa balas.
Dengan taktis seperti ini Iran ingin memperlihatkan pada dunia apakah Israel berhenti mengganas sesuai alasan keganasannya selama ini karena Iran, iran dan Iran.
Jika Israel tidak memenuhi janjinya dengan berbagai alasan rekayasa disebutkan di atas maka Iran akan masuk kembali secara massif dan terbuka dan mungkin di sana akan terjadi batas kesabaran Iran dipermain bak bola ping-pong oleh barat dengan berbagai alasan yang direkayasa, dikondisikan dan dilegalkan atas nama "koalisi Internasional."
Semoga Iran dapat merealisasikan rencana penarikan tersebut secepatnya meskipun ada kekuatiran pendukung proksi Rusia tentang melemahnya pemerintahan Suriah yang sedang menghadapi aneka cobaan (internal dan eksternal) akibat memilih menjadi "musuh" barat.
Di balik rencana itu tentu saja Rusia-Iran-Suriah telah melakukan kajian bersama bahwa tidak akan melemah kekuatan SAA karena Rusia akan meningkatkan kekuataannya mulai Oktober 2020 nanti. Mungkin itu waktu yang tepat menarik Hizbollah setelah kekuatan Rusia berlipat ganda di seluruh Suriah.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H