Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Iran Seperti Pasrah Diganyang Israel di Suriah?

5 September 2020   12:14 Diperbarui: 5 September 2020   12:12 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iranian President Hassan Rouhani waves to the crowd in a public gathering, Nov. 10, 2019. Iran is behind the latest round of violence with Israel, an Islamic Jihad leader reveals. (AP/Office of the Iranian Presidency)

Sejak pecah pemberontakan terhadap pemerintah Suriah pimpinan Bashar al-Assad pada 11 Maret 2011 lalu Iran baru beraksi langsung dua bulan kemudian yakni pada Mei 2011. Ketika itu Iran mulai mengirimkan pasukan pengawal revolusi (IRGC) memperkuat posisi Assad menghadapi pengunjuk rasa yang kemudian menjadi pemberontak.

Intelijen Iran memperoleh bukti kuat AS dan Israel dibalik usaha menggeulingkan pemerintahan Assad saat itu. Sementara itu mantan Menlu legendaris Ali Akbar Velayati (1981-1997) menilai kebijakan Iran terjun ke Suriah ketika itu karena tidak siap "melepas" Suriah ke Israel. 

Pada akhir Juni 2011, Mohsen Chizari salah satu komandan Brigade milisi al-Quds bentukan IRGC mulai terlihat di beberapa lokasi di Suriah memberi arahan dan semangat pada pasukan dan milisi Iran menghadapi pengunjuk rasa yang dikendalikan pemberontak. 

Pada Agustus 2011 sejumlah penembak jitu Iran mulai ditempatkan di lokasi dan posisi strategis. Dan setelah itu rankaian bantuan Iran dalam segala bidang masuk ke Suriah secara massif termasuk aneka rudal dan misil buatan Iran.

Sebelum akhir masa jabatan, Presiden Ahmadinejad mengatakan pada awal Januari 2013 Iran membentuk aliansi dengan Suriah guna memerangi konspirasi Israel dan AS melawan dunia Islam.

Beberapa hari sebelum 31 Januari 2013, intelijen Israel menemukan bukti akan adanya pengiriman senjata dari perbatasan Suriah (Rif Damshik) ke Lebanon melalui kota kecil  Tfail. Penyelundupan senjata itu justru keluar Suriah yakni belasan misil darat ke udara SA-17 dan Scud-D untuk memperkuat Hizbollah di Lebanon.

Pada 31 Januari 2013 sebelum konvoi Iran dan Suriah masuk ke wilayah Lebanon rombongan itu diserang oleh angkatan udara Israel (IAF) hingga menghancurkan seluruh logistik dan menewaskan berapa pengawal konvoi tersebut.

Sejak saat itu tercatat sebagai serangan pertama Israel ke Suriah setelah terkhir terjadi pada 6 September 2007 dalam sebuah operasi Orchard terhadap sebuah liokasi yang dituduh sebagai fasilitas nuklir dan sejnata kimia Suriah dekat Deir ez-Zour yang menewaskan 11 ilmuan Korea Utara yang sedang merakit fasilitas tersebut.

Pada 2013 saja terjadi 6 kali serangan Israel terhadap pasukan Suriah dan Lebanon dekat perbatasan dengan Suriah. Setelah itu serangan Israel menjadi-jadi seakan tak terbalaskan oleh Suriah dan Iran bahkan Lebanon. 

Menurut catatan sejak 2013 hingga 2020 total serangan Israel terhadap Suriah dan Iran di Suriah telah terjadi lebih dua ratus kali. 

Serangan terakhir terjadi pada 2 September 2020 lalu pada 2 lokasi terpisah menewaskan 11 orang termasuk 6 pasukan Iran. Lokasi pertama terjadi dekat bandara Damaskus yang diduga tempat penyimpanan atau logistik misil anti aircraft dan lokasi ke dua adalah menara kontrol dan landasan pacu serta gudang di pangkalan militer T-4 atau Tyas Airbase di Palmyra.

Total korban jiwa Iran seluruhnya di dalam konflik Suriah sejak 2013 hingga saat ini melebihi 5.700-an orang dari IRGC, Liwa Fatemiyou, Hizbollah dan PMA Irak. Belasan petinggi militer Birgjen dan Mayjen juga meninggal dunia sejak Iran hadir di sana secara resmi pada 9 Juni 2013. 

Meski korban jiwa jatuh di pihak Iran sangat banyak tetapi total kematian akibat serangan Israel terhadap Iran di Suriah mencapai 113 orang di berbagai tempat dan peristiwa sejak 2013.

Ketika Iran menyerang meskipun dengan sebuah roket ke dataran tinggi Golan dukungan barat mengalir pada Israel, ikut mengancam Iran secara jelas.

Terlalu banyak musuh Iran, belum termasuk retaknya hubungan dengan Arab Saudi dan sejumlah negara Arab yang mulai "mesra" dengan Israel.

Menurut sebuah sumber Iran terlalu besar menghabiskan energinya di Suriah. Tidak jelas berapa sudah total Iran "berinvetasi" di Suriah sejak terlibat secara total memperkuat pemerintahan Suriah pada 2013 lalu. STetapi sebuah sumber mengatakan setidaknya Iran telah menghabiskan 30 miliar US dollar sejak 2011. Sumber Al Arabiya edisi 20 Mai 2020 lalu.

Tidak jelas apa yang diperoleh Iran dari Suriah, akan tetapi dari kegiatan ekspor - impor (meski kedua negara meskipun terkena embargo ekonomi dan perdagangan AS dan barat) kedua negara bukan pemainh utama dalam kegiatan ekspor dan impor kedua negara.

Sepuluh besar negara utama ekspor dari Suriah adalah : Irak, Lebanon, KSA, China, Rusia, UEA, Turki, Korut dan Libia dan Mesir. Sedangkan 10 negara pengimpor ke Suriah adalah : Saudi Arabia, UEA, Turki, Rusia, Iran dan Irak. Posisi ini tidak banyak perubahan dalam 1 dekade terakhir sejak 2010.

Dalam posisi jadi sasaran empuk zionis dan kehilangan material serta petempurnyaa sangat banyak merasa sia-sia atau rugikah Iran?

Ternyata Iran tidak menganut konsep analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Sebaliknya Iran menganut sikap apokaliptik berakar pada anti-semitisme pos modern. Wujudnya : menyingkap sisi buruk zionis Yahudi terhadap Islam dan menyatakan jihad melawan zionis Yahudi dengan cara tidak biasa.

Semangat anti-zionis (Israel dan AS) telah ada sejak Iran "sukses" dalam "petualangannya" dalam kancah perang Lebanon (1975-1990). Anti-semitisme terhadap zionis makin mengental ketika para petinggi yang sukses di kancah Lebanon berhasil membentuk negara Islam Iran setelah menggulingkan Reza Pahlevi (Shah Iran pro AS) pada  11 Februari 1979 sekaligus menjadi "Hari Revolusi Islam, Iran."

Berdasarkan itu Iran tidak akan merasa kalah apalagi rugi meskipun satu persatu milisinya jadi korban, apalagi secara ekonomis Israel juga mengeluarkan biaya sangat besar setiap kali meluncurkan serangan udara rudal, drone atau dari pesawat tempur.

Iran pasti melakukan pembalasan atas setiap arogansi Israel pada mereka. Tetapi sebelum milisi Iran merosot moralnya akibat merasa tidak terlindungi dari incaran maut Israel sepantasnya Iran mencari solusi cara efektif melawan arogansi Israel dan AS, tidak cukup dengan anti-semitisme pos modern ala Iran.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun