Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Harapan Dunia pada Vaksin "Sputnik V" di Tengah Persaingan Rusia-AS

12 Agustus 2020   01:52 Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:48 3483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samples of the vaccine developed by the Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology. (Photo: Reuters via thenational.ae)

Ketika populasi dunia terinfeksi virus corona telah tembus 20 juta orang, pada Selasa 11 Agustus 2020 dari Rusia muncul berita menggembirakan, negara Beruang tersebut telah meregistrasi sebuah vaksin anti virus corona di Kementerian Kesehatan Rusia. 

Registrasi itu diperoleh setelah serangkaian uji coba terhadap vaksin tersebut memperoleh hasil menggembirakan karena menghadirkan kekebalan antivirus corona dalam tubuh manusia. Termasuk uji coba pada Maria Vorontsova dan Yekaterina Vladimirovna Putina, putri Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keberhasilan ini menindaklanjuti informasi ahli Rusia sebelumnya pada Juli 2020 lalu yang mengabarkan pada dunia bahwa Rusia hampir selesai menguji vaksin buatan mereka (saat itu).

Vaksin hasil pengembangan Gamaleya Research Center itu diberi nama "Sputnik V". Sputnik adalah sebuah nama dari perintis antariksa Rusia pada tahun 1950-an. 

Dikutip dari zamanalwsl.net, Alexander Ginzburg, ketua tim riset tersebut mengatakan indikasi sukses terlihat berdasarkan adenovirus, terdapat partikel covid-19 yang mati dan tidak dapat berkembang biak lagi setelah terkena "Sputnik V" dalam tubuh manusia.

Keberhasilan Rusia telah menjadi berita hangat hampir seluruh media berita dunia saat ini. BBC melaporkan Presiden Putin mengatakan telah menyetujui penggunaannya yang akan digunakan secara massal mulai Oktober 2020. 

Minggu lalu WHO telah mengingatkan terkait usaha Rusia dalam menghasilkan vaksin hendaknya melalui cara aman dan prosedural. Peringatan itu disampaikan setelah beberapa ilmuan barat menemukan indikasi para ahli Rusia telah mencari jalan "pintas" guna mempercepat penemuan berharga tersebut.

Tanpa mengomentari atau menyikapi peringatan WHO tersebut kini Rusia telah membuktikan (setidaknya menurut klaim mereka) bahwa vaksin buatannya telah mampu meningkatkan kekebalan tubuh berkelajutan pada manusia terhadap virus Corona.

Keberhasilan ini membuat Rusia selangkah lebih cepat dibandingkan sejumlah negara termasuk AS yang masih dalam uji coba dan memprediksi vaksin tersebut akan digunakan untuk umum sekitar Januari 2021. Rusia telah memenangkan "perlombaan" penemuan vaksin antivirus corona dan covid-19 dunia. 

Secara ekonomis Rusia akan memperoleh keuntungan dari penjualan vaksin tersebut. Secara kemanusiaan dunia juga akan "berterima kasih" karena dengan temuan tersebut ada harapan yang jauh lebih besar untuk mengalahkan pandemi virus corona. 

Bangkok Post menulis sebanyak 20 negara telah memesan pada Rusia (sejak tahap uji coba) yang diperkirakan mencapai 1 miliar dosis. Jika vaksin tersebut dijual super murah saja misal Rp 35.000 per dosis, Rusia bisa meraup keuntungan sangat besar.

Lebih cepat atau hampir setara jika dibandingkan dengan kontrak penjualan 4 baterai, 36 peluncur, dan 193 misil S-400 untuk Turki senilai 2,5 miliar USD tanpa perlu proses 2 tahun dan tekanan yang berat dan syarat yang rumit.

Para ahli riset Amerika Serikat dari Institutes of Health and Moderna Inc kini masih berkutat dengan penelitian dan uji coba sebesar 2,1 miliar USD.

Anthony Fauci ahli penyakit menular AS mengatakan pada 27 Juli 2020 lalu bahwa vaksin buatan AS masih diuji pada 30 ribu relawan dan hasilnya masih dianalisa dalam pengujian terakhir.

Fauci yang juga merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan bahwa AS akan menggunakan vaksin temuan Moderna paling lambat awal 2021. 

Dia malah tidak percaya desas-desas dilontarkan wartawan padanya bahwa Rusia dan China telah bersiap siaga meluncurkan vaksin anti corona virus lebih dahulu ketimbang AS.

"I do not believe that there will be vaccines so far ahead of us that we will have to depend on other countries to get us vaccines," ujar Fauci meragukan pertanyaan wartawan bahwa tidak mungkin negara lain lebih duluan dan AS tidak akan bergantung pada vaksin negara lain. (CIDRAP, 31 Juli 2020).

Untuk memproduksi vaksin tersebut pemerintah AS telah membentuk lembaga "Operation Warp Speed" (OWS) sebuah konsorsium swasta bekerja sama dengan Departemen Kesehatan AS siap siaga mengelola dana sebesar 8 miliar USD guna memproduksi 300 juta dosis vaksin pada 12 Januari 2021. (HHS)

AS Tidak Menyerah dan Mungkin Sudah Bersiasat
Terlepas apakah vaksin Rusia akan lebih baik (manjur) dari vaksin buatan AS, itu soal nanti. Namun pada umumnya orang-orang yang membutuhkan akan menggunakan produk pertama lebih dahulu untuk memenuhi kebutuhannya.

Jika produk itu manjur, jelas sekali vaksin buatan Rusia akan diminati di mana-mana. Sebaliknya AS perlu program ekstra untuk menjual vaksin buatan mereka. 

Dalam kondisi terlambat, vaksin buatan Moderna AS mesti melakukan strategi perang dagang kembali. Kalau tidak dengan harga yang lebih murah dari vaksin Rusia, AS akan melakukan perang promosi soal kualitas, jaminan purnajual, paket kesehatan, dan mungkin terkait paket keamanan. 

AS atau barat boleh saja tertinggal, tetapi sudah menjadi tradisi AS tidak akan tinggal diam melawan Rusia dan China yang diduga telah bersekongkol dalam temuan vaksin antivirus corona tersebut. 

Suatu saat mungkin akan muncul informasi tentang cara pembuatan vaksin Rusia yang tidak memenuhi syarat atau membongkar kisah "spooring" tak lazim virus corona dari Wuhan China ke Rusia dengan mudah yang menguntungkan peneliti Rusia.

Apapun kemungkinannya itu adalah perkara nanti. Bagi populasi dunia, temuan ini setidaknya telah membawa angin segar bahwa virus corona dapat dikalahkan dan pandemi covid-19 dapat dimusnahkan.

Kita tak sabar untuk hidup normal kembali. Tak perlu lagi menghafal puluhan singkatan tentang "dunia Covid-19" yang berat dan (mungkin) membingungkan.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun