Kepiawaian pejabat BUMN bermain-main dengan angka dalam penyajian laporan bukan sesuatu yang baru. Berusaha terlihat efisien dan berkontribusi bagi negara "lihati" menyulap angka, mengubah fakta, assumsi berlatar belakang utopia lalu mengemasnya dengan istilah-istilah baru dan memasukkan kode biaya yang tidak baku (mungkin) agar tidak mudah "dioprek-oprek" oleh siapapun.
Meski tebakan, diyakini cash in flow terbesar JR pasti bersumber dari dana SWDKLLJ meskipun JR juga punya pemasukan dari hasil akumulasi investasinya. Walaupun ini tidak diharapkan terjadi tetapi jika suatu saat nanti JR tidak mendapat lagi hak kelola dana SWDKLLJ dapatkah Anda bayangkan seberapa tegarnya JR apalagi sang anak "JP-Insurance" semata wayangnya bertahan?
Ada baiknya JR melakukan penyelamatan dini pada masa "injury time." Ibarat permainan sepakbola, pertambahan waktu ini penting bagi JR. Melakukan langkah penyelamatan sejati, termasuk mereevaluasi nilai asset, pendapatan bersih, biaya bersih dan kontribusi untuk negara dan kebijakan yang lebih realistis dalam porsi beban SWDKLLJ seperti penghapusan denda SWDKLLJ baru-baru ini.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H