Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bidang Usaha Tak Tergoyahkan Jika Resesi Ekonomi Melanda Indonesia

16 Juli 2020   15:34 Diperbarui: 17 Juli 2020   15:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber: moneycrashers.com

Chan Shu Sing, Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (Singapore) pada 14 Juli 2020 lalu telah mengumumkan resesi Ekonomi melanda negara singa tersebut setelah mengalami pertumbuhan minus GDP pada kuartal (-12%) atau -41% dibandingkan kuartal sama tahun lalu. Sumber: ini.

Apakah itu juga terjadi untuk Indonesia? Kelihatan sangat ajaib untuk lolos dari resesi, kita berharap jangan sampai terjadi. Tetapi jika itu terjadi bagaimana agar tidak merusak perekonomian secara massal?

Resesi ekonomi telah menghantui negara manapun di dunia ini termasuk Indonesia terutama sejak Maret 2020 lalu saat pandemi Covid-19 baru mulai memperlihatkan keangkerannya melumpuhkan beberapa sendi aktifitas dan perekonomian masyarakat.

Berkali-kali Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (SMI) mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mendebarkan tentang potensi resesi ekonomi bakal melanda Indoneisa meskipun dibalik itu berusaha memberi isyarat agar masyarakat mempersiapkan diri secara fisik dan mental agar tidak terjadi kepanikan mendalam jika hal itu harus terjadi.

Salah satu pernyataan SMI terkait potensi resesi ekonomi bakal melanda dunia (resesi Global) juga berimplikasi pada Indonesia pertama sekali tercetus pada 3 Maret 2020. 

"Memburuknya perekonomian global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia," ujar SMI pada saat itu yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam pandemi corona (istilah virus corona saat itu).

Lebih terperinci lagi, SMI menyampaikan potensi krisis ekonomi bakal menghantui Indonesia setelah melihat kenyataan pertumbuhan ekonomi triwulan 1 (kuartal 1) hanya mencapai 2,97%, jauh melenceng dari ekspektasi versi Bank Indonesia 4,4%. Pencapaian tersebut justru mengalami kontraksi sebesar 2,4% dibanding pencapaian kuartal 4/2019.

Menanggapi pencapaian tri wulan 1/2020 pada April 2020 lalu SMI mengatakan jika kondisi seperti itu terjadi lebih berat dan panjang maka akan ada kemungkinan (terjadi) resesi dimana dua kwartal berturut-turut hasil PDB-nya negatif. 

Terkini 15 Juli 2020, SMI kembali mengumumkan pertumbuhan ekonomi minus pada kuartal 2 (-4,3%) dimana kondisi ini jauh melenceng dari proyeksi (-3,8%) yang diperkirakan SMI sebelumnya. 

Fakta telah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 2 kuartal berturut-turut pertumbuhannya minus signifikan. Meskipun pertumbuhan minusnya tidak sedalam negeri "singa" Singapore tetapi secara teoritis Indonesia juga sudah diambang resesi ekonomi.

Secara teoritis, resesi ekonomi berarti sebuah kondisi di mana produk domestik bruto (GDP) mengalami penurunan atau pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal secara berturut-turut atau lebih dari satu tahun.

Kompas.com edisi 29 Juni 2020 menulis gejala-gejala resesi ekonomi adalah: ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi ukuran pendapatan dan manufaktur dalam periode waktu yang Panjang.

Jika mengacu pada pengertian, ciri-ciri dan fakta di atas artinya sah-sah saja Indonesia juga telah masuk dalam resesi ekonomi. Lebih mengerikan lagi adalah jika (resesi) terjadi 2 tahun berturut-turut bisa jadi itu adalah Depresi ekonomi yang lebih dahsyat dampaknya daripada Resesi.

Gambaran atau iliustrasi paling sederhana melukiskan perbedaan kedua pernah diungkapkan oleh Sydney Harris salah satu kolumnis pada surat kabar The Chicago Daily News dan The Sun-Times. Katanya "Resesi ekonomi adalah ketika tetagga Anda kehilangan pekerjaan. Sedangkan Depresi ekonomi adalah Anda sendiri yang kehilangan pekerjaan" sebagaimana penulis tuliskan di sini.

"a recession is when your neighbor loses his job; a depression is when you lose your job." (Resesi adalah ketika tetangga Anda kehilangan pekerjaannya; Depresi adalah ketika Anda kehilangan pekerjaan Anda,) ujar kolumnis kawakan pada masanya (meninggal dunia pada 8/12/1986).La

Dalam suasana resesi ekonomi (setidaknya) ada Enam bidang usaha yang tidak atau kurang berdampak terhadap kondisi resesi, yaitu :

  • Akuntan Publik. Profesi ini tidak mengenal kondisi resesi ekonomi 
  • Advokat dan Notaris. Sama dengan profesi disebutkan di atas
  • Penyedia jasa dan fasilitas kesehatan.
  • Bengkel atau jasa perawatan kendaraan pribadi.
  • Toko penyedia bahan perawatan rumah (bukan membangun rumah).
  • Perusahaan agen penjualan rumah dan kendaraan bekas.
  • Toko grosir (Grocery) menjual barang-barang kebutuhan pokok
  • Toko diskon aneka kebutuhan ekslusif seperti rumah kecantikan atau salon
  • Rumah makan murah. Kehadiran rumah makan (warteg atau warung padang) dengan harga terjangkau akan sangat diminati.
  • Minuman segar alami dan artifisial dengan harga terjangkau seperti juice dan cendol dan minuman ringan lainnya
  • Transportasi penumpang tradisonal seperti ojek sepeda, becak kayuh angkot dan bis penumpang antar provinsi
  • Transportasi barang seperti truk dan kapal angkut barang
  • Penjualan online aneka kebutuhan pokok dan komplementer
  • Perusahaan Telekomunikasi dan provider penyedia kontennya
  • Internet dan perusahaan penyedia berita online
  • Jasa potong rambut dan pijat tradisional
  • Tabib pengobatan tradisional
  • Apotik atau toko obat
  • Agen penjualan minyak dan gas
  • Dan lain-lain (silahkan ditambahkan)

Selain itu, dalam skala besar pabrik-pabrik penghasil barang-barang konsumsi makanan dan minuman juga mampu bertahan dalam masa resesi selama modal usahanya terjamin kuat untuk 2 sampai 3 putaran atau penjualan cash langsung dari perusahaan pemegang hak distribusinya.

Sektor industri inilah masih bertahan di dalam resesi Singapore dibanding periode tahun sebelumnya sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini

Sumber : crop dari Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, MTI Singapore (pdf).
Sumber : crop dari Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, MTI Singapore (pdf).

Dengan melihat peluang di atas silahkan bersiap pasang kuda-kuda jika resesi datang melanda bidang apa yang menarik dan Anda kuasai. Dengan demikian resesi BUKAN berarti akhir segalanya dalam hidup ini.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun