The Body Shop, sebuah perusahaan kecantikan dan perawatan kulit jelas-jelas sikapnya berhenti beriklan sementara waktu. Tahun lalu mereka beriklan sebesar 625.900 USD tapi mulai Juli berhenti karena prihatin dengan penyebaran ujaran kebencian di FB dan Twitter.
Boston Beer Company. Tahun lalu perusahaan pembuat bir terkenal ini membayar iklan di media sosial sebesar 2,1 juta USD. Tetapi mulai Juli ini mereka akan berhenti beriklan karena mengharapkan adanya kesetaraan terhadap warga kulit hitam.
March Inc lebih spesifik menyampaikan alasan berhenti beriklan di FB, IG dan Twitter. Perusahaan yang tahun lalu menghabiskan dana untuk iklan sebesar 5,3 juta USD mengatakan mereka bertanggung jawab dalam perang melawan rasisme kebencian, kekerasan dan rasisme.
Hal senada disampaikan jelas sekali oleh perusahaan perhiasaan, Signet Jewelers. Mereka berhenti beriklan di FB dan IG karena sangat menentang konten online ujaran kebencian, rasis dan diskriminatif.
Masih banyak perusahaan lainnya seperti CVS Health, Unilever termasuk Cocacola serta Starbuck yang berhenti beriklan sambil menanti konfirmasi FB karena alasan yang jelas, anti rasisme dan ujaran kebencian di FB.
Ada juga perusahaan bertindak hati-hati seperti Microsoft Corporation. Meskipun juga berhenti beriklan di FB dan IG hingga Agustus 2020 mereka memberi sedang mencari solusi dengan petinggi FB bagaimana agar mereka bisa beriklan kembali. Perusahaan perangkat lunak komputer ini beriklan sebesar 116 juta USD pada tahun lalu.
Ada juga sejumlah perusahaan yang ikut memboikot iklan di FB karena sekadar berpartisipasi, ada juga karena alasan terkait lesunya perekonomian seperti Aviva, Birchbox, Best Buy dan lain-lain seperti Beam Suntory.
Forbes edisi terkini melansir fakta mengejutkan, tak kurang 500-an perusahaan kini telah berhenti beriklan di FB dan IG serta Twitter. Mungkin itu berlebihan atau terlalu banyak.
Laporan NY Times menyebutkan perusahaan-perusahan tersebut telah berhenti beriklan karena alasan yang paling utama terkait hadirnya platform ujaran kebencian, rasisme dan suasana tidak aman di FB, IG dan Twitter.
Dari 100 perusahaan tersebut Mark Zuckenberg saja kehilangan omzet iklan sebesar 7,2 miliar dollar selama kwartal ke dua tahun 2020 saja, sebagaimana disampaikan NYTimes melalui info grafis di bawah ini.