Biarkan Fahri Hamzah (dalam acara mata Najwa 1 Juli 2020) mengatakan Presiden Jokowi sedang frustrasi dengan keputusannya. Biarkan juga Fahri mengatakan Presiden harus memperbaiki pikirannya dulu baru mengajak orang lain Menterinya) mempunyai perasaan yang sama.
Selain itu peranan Wakil Menteri sangat banyak jmlahnya dan terbukti kurang efektif, jadi perlu juga reevaluasi posisi Wamen. Akan tetapi langkah ini BUKAN satu-satunya menyelesaikan masalah reshuffle kabinet sebagaimana alasan yang terlontar dalam rapat kabinet 18 Juni 2020 lalu.
Jika Presiden benar-benar komit pada tujuan dan menilai perlu (langkah) pergantian Menteri maka itu adalah hak Presiden, termasuk pergantian untuk Menteri atau Lembaga superbody (jika ada).
Jika Presiden melakukan itu dalam kondisi seperti ini jangan sampai ada tebang pilih, bukan juga karena frustrasi, marah, bukan juga akibat gagal menyatukan pikiran dan perasaan.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H