Bagaimana jika kedua peralatan tempur paling mutakhir "bertemu" di angkasa untuk saling menyergap atau menyerang, siapa yang akan duluan remuk atau hancur?
Peristiwa itu tidak lama lagi bakal terjadi dan pasti terjadi mengingat Angkatan Bersenjata Israel (IDF) telah meresmikan squadron ke dua F-35 khusus generasi ke lima.
Hingga 20 Maret 2020 AS telah memproduksi aneka jenis varian F-35 sebanyak 500 unit, terdiri dari F-35B sebanyak 108 unit (buatan 2008) dan sebanyak 38 unit dan F-35C sebanyak 38 unit (buatan 2010) dan F35A (buatan sejak 2006) sebanyak 354 unit untuk dipakai sendiri sebanyak 353 unit dan sisanya 147 unit ke sejumlah negara partner termasuk ke Israel.
Kondisi perang Suriah jadi tantangan tersendiri bagi AS guna memperkokoh lebih kuat pengaruhnya di timur tengah memanfaatkan superioritas Israel dalam bidang teknologi da militer di sana.
Dari sini dapat terlihat tampaknya AS akan memasok beberapa jenis F-35 C khusus untuk Israel diluar program Foreign Military Sell (FMS) untuk Israel sendiri, Jepang dan Korea Selatan.
AS kini dalam pengembangan pesawat tempur generasi ke 6 akan tetapi pesawat tempur generasi 5 masih sangat menarik perhatian sejumlah negara temasuk Singapore dalam proses pesanan (hingga 2025) sebanyak 20 unit .
Menurut sumber defense-aerospace.com ciri ciri ekslusif yang melekat dalam pesawat tempur teknologi generasi ke 5 antara lain adalah :
- Berkemampuan menyusup tidak terdeteksi lawan atau siluman (stealth)
- Mampu bermanuver tinggi tapi tepat sasaran
- Memiliki sensor yang tinggi dan sistem avianik yang mumpuni
- Berkemampuan atraksi role komplit (multirole)
- Mampu take of pada landasan pendek atau take off vertikal. dan lain-lain
Di sisi lain, Rusia juga telah berhasil mengembangkan misil permukaan ke udara SAM) berkemampuan di atas S-400 tetapi misil ini disebut-sebut paling mematikan saat ini, begitulah pandangan pengamat pada umumnya saat ini.
Tampaknya itu benar karena AS sangat melarang sekutu atau kerabatnya membeli S-400. Sanksinya berat seperti Turki yang sedang mengintip F-35 bahkan rudal Exocet lawas sekalipun tidak digubris AS karena Turki telah memilih S-400 dengan nilai kontrak senilai 2,5 miliar dollar guna membentuk 2 batalion "pasukan roket" 18 peluncur dan 240 misil S-400 dan alih teknologinya.
Dua unit baterai telah diterima sejak 12 Juli 2019 tahun lalu. Entah tertera atau diperbolehkan atau tidak dalam kontrak, tetapi pada Mei 2020 Turki mengumumkan bahwa telah mengaktifkan 2 baterai S-400 dan tidak membolehkan Rusia mengakses sitem tersebut.
Bukan pesawat tempur tercanggih generasi 5 Rusia Su-57 yang dikuatirkan AS, tetapi S-400 inilah bikin persaingan penjualan senjata makin panas dan membuat negara-negara peminat jadi dilematis. Beli pesawat tempur paling canggih atau beli misil anti pesawat tempur paling canggih. Skenarionya, pesawat tempur canggih dapat melumpuhkan baterai (stasiun) sistem misil anti pesawat tempur. Sebaliknya msisil anti pesawat tempur dari permukaan ke udara (SAM) mampu melumat pesawat tempur canggih sekalipun.
Apakah benar S-400 sangat berpotensi melumat pesawat tempur generasi ke 5 canggih sekelas F-35 sekalipun? Pertanyaan seperti sangat banyak terjadi di dunia maya dan di dalam aneka opini dan pemberitaan.
Ada yang percaya angkerrnya S-400 dan ada juga yang meragukannya setelah melihat trengginasnya pesawat tempur Israel menerobos ke jantung pertahanan Suriah tanpa terdeteksi yang dikawal aneka SAM buatan Rusia termasuk S-400.
Terhadap persoalan itu Rusia dan Suriah mengatakan BELUM sekalipun menggunakan S-400 selama dipasang di Suriah. Sejumlah serangan anti pesawat tempur atau anti misil baru yag mengarah ke Suriah baru menggunakan S-200 dan bahkan tak pernah S-300 sekalipun sebagaimana diakui juga oleh satu media berita Israel, Haretz.com.
Salah satu pesawat tempur Israel jenis F-16 pernah jadi korban S-200 pada 10 Pebruari 2018. Sementara sejumlah serangan misil dan rudal lainnya berhasil dirontokkan oleh S-200 meskipun sangat banyak terjadi pesawat tempur Israel dengan leluasa menerabas pertahanan udara Lebanon dan Suriah tanpa mampu dicegat oleh S-200 maupun sejenis dengannya.
Berdasarkan peristiwa tersebut tampaknya memang beralasan mengapa S-400 itu ditakuti meskipun belum ada bukti tentang aksi S-400 secara nyata hingga saat ini.
Mengacu pada persaingan Rusia dan AS kini bergeser ke kawasan Kurdi Suriah tampaknya tak akan lama lagi peristiwa nyata aksi F-35 vs S-400 bisa jadi kenyataan.
Setidaknya AS akan menguji seberapa ampuhnya S-400 yang digembar gemborkan paling sangar itu. Dan aksi itu akan dilakukan dari Israel oleh pilot AS ata pilot Israel.
Menurut Bulgarian.com, pesawat uji ketangkasan itu akan dikirim ke Israel pada Juli 2020 akan datang, khusus untuk menjajal si "Growler" bongsor satu ini, tentu saja jika Rusia mau menggunakan apa tidak.
abangeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H