Jadi kesimpulannya soal bakar membakar hutan d Brasil bukan hal yang baru akan tetapi pembakaran di 2020 ini adalah yang terburuk jika tak pantas disebut mematikan dalam 13 tahun terakhir. Ironisnya, pembakaran terburuk itu terjadi dalam 4 bulan terakhir saat meningkatnya pula penyebaran penyakit Covid-19 seantero Brasil, menjadikan negeri Samba pada ranking ke dua terparah di dunia setalah AS.
Hasil penerlitan sumber di atas mengungkapkan fakta periode Januari - April 2020 terjadi peningkatan orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan akibat pembakaran hutan.
Melihat sebaran Covid-19 lebih banyak di kawasan dalam cekungan hutan amazon yang terbakar bisa jadi ada kaitannya maraknya pembakaran hutan dengan meningkatnya jumlah penderita gangguan pernapasan dan meningkatnya juga penderita covid-19.
Belum ada kesimpulan resmi otoeitas terkait Brasil tentang adanya kaitan antara keduanya, akan tetapi mengacu pada kaitan pemakaran lahan dengan meningkatnya orang-orang mengalami gangguan pernapasan sangatlah banyak bisa jadi suatu saat akan mengarah ke sana JIKA pembakaran lahan deforestasi tidak juga berhenti.
Semoga kondisi ini dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia yang juga kerap jadi sasaran mafia deforestasi hampir setiap tahun. Jika itu terjadi pada masa seperti ini tent jadi masalah besar yaitu bencana kemunusiaan di negara kita seperti Brasil.
Sebaiknya dan sepantasnya pemerintah melalui Polhut dan BNPB atau Polisi Khusus dan petugas keamanan segera Cegah Tnagkal (cekal) dini. Melakukan Cekal dari awal akan lebih efisien daripada melakukan pengendalian ketika bencana (kemanusiaan) telah terjadi.
Kalau sudah ramai baru ribut cari pelaku. Setelah ketemu disebut pelaku "Karlahut." Diperlihatkan ke publik tertangkap setelah itu tak tahu rimbanya seperti apa, tetapi korban sudah jatuh di mana-mana.
Semoga kali ini tidak akan terjadi lagi.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H