Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lutut Derek Chauvin Bayar Mahal Keadilan untuk George Floyd

30 Mei 2020   04:46 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:45 3729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : change.org

Jika saja aksi empat Polisi kota Minneapolis (MPD) saat memberangus George Floyd (hingga akhirnya tewas) tidak direkam dan disebarkan oleh Darnella Frazier mungkin cerita kematian Floyd bisa terjadi akibat versi lain.

Peristiwa itu terjadi pada 25 Mei 2020 pukul 08.00 waktu setempat. Seorang remaja berusia 17 tahun yang baru keluar dari sebuah toko makanan hanya beberapa meter di lokasi kejadian di sebuah jalan kota Minneapolis, Minnesota, AS. Dia merekam adegan penangkapan berakhir tewasnya Floyd ke laman Facebooknya di sini.

Dalam tayangan itu jelas sekali 4 polisi (Derek Chauvin, Tou Thao, Thomas Lane, J. Alexander Kueng dari MPD) mengeluarkan Floyd dari mobilnya dan dibawa ke arah belakang mobil patroli MPD. 

Floyd dijatuhkan untuk diborgol. Lutut Derek Chauvin menjepit bagian samping leher Floyd hingga pipi Floyd menempel rapat di atas aspal beberapa menit, membuatnya tidak bisa bernafas. 

Terdengar jelas dalam rekaman Floyd ngos-ngosan minta air dan  lehernya tidak dijepit lutut Chauvin, tapi mantan security di sebuah klub malam itu tak perduli, termasuk 3 teman petugas MPD lain di sebelahnya.

Kini muncul video terbaru rekaman CCTV dari sebuah toko tentang proses penangkapan tersebut. Sangat jelas terlihat bagaimana ke empat Polisi membekuk Floyd yang tidak memberikan perlawanan tetapi telah membuatnya hilang  kesempatan untuk hidup.

Kini rekaman video Frazier telah menimbulkan pro dan kontra. Banyak pujian tertuju padanya atas kepeduliannya meskipun banyak juga yang menuduhnya cari perhatian dan mendapatkan bayaran atas viralnya videonya.

Kita tidak membicarakan apa yang diperoleh Frazier atas rekamannya tetapi melihat sejauh apa dampak  (harga) lutut Derek Chauvin (teman lamnya ketika pernah sama-sama bekerjanya di sebuah klub malam di Minneapolis belasan tahun lalu).

Hari pertama aksi protes warga Minneapolis masih berlangsung damai. Tapi sehari kemudian kota Minneapolis bagaikan "neraka." Aksi penjarahan, pembakaran terjadi di mana-mana. 

Beberapa pusat perbelanjaan telah terbakar, sarana publik dan milik polisi dan pemerintah juga rusak dan terbakar. Protes awalnya damai itu seperti ada menyimpan dendam kesumat yang belum terlunaskan.

Luapan "solidaritas" atas kematian si "raksasa" berhati lembut itu diperlihatkan juga oleh para tokoh dan selebriti kulit putih papan atas AS. Taylor Swift, Yungblud, Justin Bieber hingga Joe Biden (calon kandidat presiden AS) ikut memberikan dukungan semangat keadilan atas kematian Floyd.

Dari kalangan kulit hitam banyak sekali ikut bersuara termasuk Stephen Jackson mantai pemain top NBA dan mantan presiden Barack Obama ikut menyokong upaya memperoleh keadilan warga kulit hitam.

Seorang pemrotes di Minneapolis akhirnya tewas ditembak MPD kamarin. Tak pelak lagi aksi warga Mineapolis yang tadinya didinginkan oleh walikota Jacob Frey agar bersikap elegan dalam mencari keadilan kini membuncah makin panas dan menyebar makin luas. Kini warga tetangganya di  kota Saint Paul tak mampu mengendalikan diri lagi. 

Sejumlah pusat bisnis entah apa kaitannya jadi korban vandalisme angkara murka menuntut keadilan atas kematian Floyd. 

Menurut informasi terkini huru hara masih terjadi, puluhan kendaraan terbakar termasuk mobil polisi di antara ke dua kota itu. Sementara itu Omar Jimenez, salah satu wartawan CNN yang sedang meliput aksi demo wara dilokasi kejadian Minneapolis terekam kamera sedang ditangkap polisi. 

Tak tahu berapa besar kerugian telah diderita negara bagian Minnesota ini akibat lutut Derek Cahuvin beberapa hari lalu dan entah sampai kapan kemarahan warga bisa reda apalagi kota-kota besar lainnya di AS ikut "meramaikan" solidaritas terhadap Floyd seperti di New York, Phoenix, Albuquerque dan  Atlanta dan lainnya.

Siapakah George Floyd sehingga respon sebagian warga AS sangat tinggi kepada sosok pria tinggi besar "raksasa" tapi berhati mulia tersebut? 

Floyd bukan siapa-siapa seperti Martin Luther King Jr yang tewas tertembak pada 4 April 1968. 

Floyd hanya pekerja biasa di sebuah klub malam. Selama 20 tahun bekerja  di klub malam milik Santamaria ia dikenal sebagai karyawan yang baik dan setia. Sering sama-sama membantu Santamaria memberishkan bar setelah tamu sudah pulang semua. 

Ketika Derek Chauvin juga masih kerja di klubnya pun Santamaria tidak melihat ada cekcok antara mereka sebelumnya. Hal ini diakui oleh Santamaria mantan manajernya yang baru saja beberapapa bulan lalu menjual usahanya kepada pihak lain.

Keluarga Floyd mengakui meskipun wajahnya seram tapi "raksasa" itu adalah orang suka menolong siapapun. 

Jadi apa apa yang membuat Floyd luar biasa? 

Tampaknya lutut Chauvin adalah aksi berlebihan. Floyd tersengal dan minta minum dan menjerit sakit perut tidak ada yang perduli. "My stomach hurts. My neck hurts. Everything hurts. ... (I need) water or something. Please. Please. I can't breathe, officer. ... I cannot breathe. I cannot breathe," ujar Floyd. Kalimat terakhir Floyd itulah yang mengantar penonton pada rasa tidak percaya apa yang dilakukan ke 4 MPD tersebut.

Dampaknya kini bukan saja harga kerusuhan teramat mahal tetapi negara yang jadi barometer penegakan HAM dan nilai-nilai kemanusiaan itu kini tertekuk wajahnya seperti lutut Derek Chauvin menjepit leher dan wajah Floyd. 

abanggeutanyo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun