Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membungkus Harapan dari New Normal, Terserah Kalian?

28 Mei 2020   04:48 Diperbarui: 28 Mei 2020   23:10 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar asli dari health.grid.id. Diedit oleh penulis

Di sisi lain, salah satu wakil rakyat paling tersohor dan politikus ulung Fadli Zon menyatakan memberikan julukan "Duta Mall Indonesia," untuk Jokowi.

Sementara itu pakar telematika dan manta Menpora Roy Suryo mengatakan pembukaan Mall bukanlah sesuatu yang urgent. Suryo bahkan mengingatkan agar sebaiknya Presiden menarik (cabut) dulu larangan di tempat beribadah.

Sebagian besar warga kurang peduli dengan kritikan itu karena lebih mementingkan menghidupi keluarganya mengais rezeki di tengah beban hidup semakin berat. Terserah kalian jugalah, ujar sebagian warga kepada para pengkritik.

Berdasarkan situasi dan kondisi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa New Normal (tatanan baru dalam Covid-19) itu tidak akan memberikan perubahan signifikan meskipun target minimalnya adalah terlaksananya restart perekonomian. karena sesungguhnya lesunya perekonomian masyarakat sama saja dengan saat Real Normal yaitu ketika Covid-19 belum jadi wabah, jauh sebelum virus corona "melarikan diri" dari Wuhan.

Ketika itu (semester-1 tahun 2019) tingkat pertumbuhan sektor manufaktur tumbuh hanya 3,7%, tapi tekecil sejak 2013.  Hal ini bisa jadi indikasi bahwa warga kehilangan semangat untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi.

Sumber CNBC
Sumber CNBC
Daya beli masyarakat melemah tapi di sisi lain konsumsi pengeluaran untuk pemerintah sangat tinggi bahkan tertinggi sejak 2014. Menkeu Sri Mulyani mengakui tingginya belanja pemerintah pada semester 1/2019. Sumber : Kemenkeu.

Di tengah krisis Corona dan bertambah banyaknya penderita Covid-19 pemerintah menerapkan PSBB. Sebagian besar warga merespon dengan "terserah" kembali. 

Pelanggaran PSBB sangat massif terjadi dimana-mana. Warga berekonomi menengah ke bawah lebih memikirkan bayar sewa kontrakan dan kebutuhan pokok keluarganya. "Terserah kalianlah, mau tangkap tangkap lah, keluar cuma mau cari makan untuk keluarga," ujar  batin warga berusaha menahan air mata dimarahin petugas karena melanggar PSBB.

Kini pemerintah temukan solusi mengatasi masalah ini harus berawal dari New Normal. Ternyata inipun banyak kritik dan nada sumbang seperti disebutkan di atas. Boleh jadi pemerintah menilai "terserah kalian" kepada pengkritik dan menganggap " biarlah si Blacky menggonggong Khapilah berlalu..".

Tampaknya tagar Terserah Indonesia bukan saja untuk konsumsi kekecewaan tenaga kesehatan menyikapi rendahnya tingkat kepudulian warga dalam memutus rantai sebaran Covid-19 di tanah air, tapi bisa untuk konsumsi oleh siapapun dan untuk siapapun representasi kekecewaan dan putus asa.

Terkait dengan rencana new normal pun bisa juga disikapi "terserah kalian" oleh sebagian warga yang telah apatis. Menurut mereka new normal sama saja dengan saat real normal, tidak membantu mengatasi masalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun