Meskipun Timor Leste atau Lesotho masih masuk kategori negara-negara sangat kuat dan tangguh dari serangan Covid -19 tetapi ada satu negara lain yang tergolong paling tagguh alias perkasa saat ini dibanding ke dua negara tersebut.
Hingga saat ini terdapat hampir 100-an negara atau kerajaan (termasuk protektorat dan koloni) yang sedikit mendapat "gempuran" pandemi Covid-19. Jika negara protektorat dan koloni itu dikeluarkan dari daftar maka hanya ada di 15 negara atau kerajaan paling tangguh dari serangan virus corona atau penderita Covid-19.
Negara atau kerajaan berdaulat tersebut adalah : Macao : 45 kasus. Tidak ada meninggal dunia (seterusnya ditulis 45-0). Burundi (42-1); Eritrea (39-0); Botswana : (3-1); Bhutan (27-0); Gambia (25-1); Timor Leste (24-0); Grenada (23-0); Namibia (21-); Laos (19-0); Fiji (18-0); Dominica (16-0); Suriname (11-1); Papua Nugini (8-0); Lesotho (2-0).
Dari sejumlah parameter yang lazim terlihat dalam aneka sajian informasi tentang Covid-19 penulis tetapkan 6 parameter kajian, yaitu sebagai berikut :
- Jumlah penduduk. Semakin sedikit penduduknya bobot makin kecil. Bobot terbaik 20
- Jumlah total kasus. Bobot terbaik 15 poin
- Rasio sembuh dibandingkan total kasus. Bobot terbaik 15
- Jumlah kasus terkini. Bobot terbaik 15
- Rasio tingkat kematian. Bobot terbaiki 15
- Sisa penderita. Bobot terbaik 15
- Kematian terkini. Kasus terkecil (bobot terbaik) 5
Perhitungan bobot untuk sejumlah parameter di 15 negara yang mewakili jumlah penderita terkecil dan kematian terkecil menghasilkan informasi sebagai berikut :
Dari tabel di atas terlihat susunan ranking 1 hingga 15 negara paling perkasa hadapi Covid-19 hingga saat ini (26/5/2020) sebagai berikut :
Terlihat urutan 1 Papua Nugini, urutan 2 Eritrea, urutan 3 Timor Leste dan yang terakhir Buthan (rangking 15). Apa yang dilakukan oleh 2 negara tetangga kita (Papua Nugini dan Timor Leste) dalam mengantisipasi pandemi Covid 19?
Papua Nugini berpenduduk lebih kurang 8.929.627 berdiri di atas tanah seluas 462.480 km per segi di sebelah timur Provinsi Papua Barat (Indonesia). Penduduk paling banyak ada di ibukota Port Moresby (283.733 orang) dan paling sedikit di kota Daru (15.124).
Di seluruh Papua Nugini terdapat 7 Rumah Sakit (RS) Regional, 22 RS Provinsi, 89 RS Kabupaten, 677 Pusat Kesehatan dan 2.605 setingkat puskesmas untuk melayani penduduk sebanyak 8,9 juta jiwa tersebut.
Perdana Menteri sebelumnya, Peter O'Neill mengundurkan diri, Rabu (29/5/2019) setelah berkuasa hampir 8 tahun (sejak 4 Agustus 2012). Peter dituduh terlibat korupsi berdarah daging di berbagai pelayanan publik di seluruh PNG sejak berkuasa.
Seperti tak mau ketinggalan kereta, Perdana Menteri PNG saat ini, James Marape beberapa hari lalu mengumumkan telah mempersiapkan anggaran untuk membangun 22 RS lebih modern lagi disetiap provinsinya mulai tahun depan (2021) hingga selesai pada tahun 2025 dalam perayaan kemerdekaan ke 50 PNG.
Terkait dengan pencegahan dan penangana Covid-19 tindakan pencegahan telah dilakuan, antara lain menutup akses bagi pelancong ke PNG. Menuup perbatasan dengan Indonesia pada 30 Januari 2020.
Sejak 16 April pemerintah mengeluarkan aturan jam malam (20.00 - 08.00); melarang pertemuan publik, membatasi pertemuan orang maksima hanya 4 orang; melarang angkutan umum dan penerbangan sipil; melarang penjualan alkohok dan pinang; melarang klub malam dan perjudian; klub olahraga dan acara keagamaan dan kegiata belajar mengangajar hingga 5 Mei 2020.
Tempat pencucian tangan dibuat dimana-mana secara gratis di tempat umum, sekolah, kantor dan rumah ibadah.
Pada 4 Mei 2020, juru bicara penanganan Covid-19 nasional PNG, Dr. Paison Dakulala mengatakan semua kasus serangan Covid-19 pada PDP telah pulih. Akan tetapi Paison beberapa jam lalu saat tulisan ini dibuat justru mengkhawatirkan peningkatan kasus Covid-19 di Papua Barat (tetangganya) yang kini justru meningkat pesat.
"Sampai saat ini tidak ada kematian karena tim kesehatan dan pasukan keamanan kami berada di perbatasan memastikan transmisi Covid-19 tidak boleh terjadi," ujar Dr. Pasion..
Meski demikian bukan berarti tidak ada kendala penanganan Covid-19 di PNG. Meneks PNG, Jelta Wong yang baru dilantik pada Nopember 2019 lalu mengakui ada 8 masalah utama di negerinya dalam menangani Covid-19 yaitu pengiriman sample ke Australia karena PNG belum mempunyai alat dan tenaga ahlinya. Pengiriman 1.150 sampel pada 24 April 2020 lalu semuanya telah kembali dengan hasil negatif. Sumber : The Guardian.
Masalah lainnya adalah hanya ada 700 dokter untuk menangani Covid-19, terlalu kecil tampaknya. Hal ini diperburuk lagi oleh kondisi hanya tersedia 3000 tempat tidur untuk pasien corona benar-benar mengkhawatirkan. Lebih mengerikan lagi ternyata PNG hanya memiliki 15 Ventilator, "artinya 1 ventilator berkeja untuk 600 ribua orang" ujar Wong.
Dalam segala kelebihan dan kekuarangannya ternyata kasus Covid-19 di negeri dengan PDB 20,6 miliar USD dan berpendapatan perkapita 3.626 per tahun ini ternyata masih perkasa menghadapi Convid-19. Padahal dahulu PNG adalah negara ke 4 paling tinggi se Asia Pasifik terjangkit HIV/AIDS.
Dalam upaya meningkatkan taraf hidup, pendidikan dan kesehatan agar lebih modern, 80% dari hampir 9 juta warga PNG banyak menetap di desa. Mereka memegang erat kultur tradisi termasuk dalam bidang kesehatan. Tidak jelas apakah pengaruh tradisional ini yang membuat kesan seolah-olah PNG tampak perkasa hadapai Covid-19.
Mungkin suatu saat seluruh dunia akan berguru atau bertanya pada PNG (juga ke Timor Leste) apa yang mereka lakukan sehingga bisa sangat perkasa dari gangguan Covid-19.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H