Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bersiaplah Wisata ke Luar Angkasa, Cuma Rp 339 Miliar per Orang

25 Mei 2020   19:16 Diperbarui: 26 Mei 2020   08:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :Spaceflightnow, Space.com, Spacewatchglobal, pinterst.com dan boisgirard-antonini.com

Achille Eyraud novelis fiksi ilmiah asal Perancis (1821-1882) dalam salah satu novel legendarisnya "Voyage to Venus" (1865) pernah bercerita "kisah" perjalanan manusia ke planet Venus dengan kendaraan bertenaga roket tempat berkumpulnya masyrakat utopis.

Stephen Hawking (8 Januari 1942 – 14 Maret 2018) juga pernah mengingatkan agar manusia harus menciptakan sistem agar bisa mencapai Mars dalam waktu kurang dari 1 jam, Pluto dalam beberapa hari, melewati (wahana) Voyager dalam waktu seminggu dan mencapai Alpha Centurion dalam waktu 20 tahun.

Ide yang dituangkan pada abad 18 oleh Achille (mungkin juga novelis fiksi ilmiah lainnya) tentang perjalanan manusia ke luar angkasa kesannya sangat diragukan jika tak pantas disebut olok-olok pada masa itu . Tetapi fakta telah membuktikan manusia ternyata telah mampu ke luar angkasa.

Achille, Stephen Hawking dan mereka-mereka yang telah "mendahului" kita mungkin kini tersenyum melihat cerita-certia fiksi atau gagasannya kini benar-benar jadi kenyataan bahkan telah lama terealisir.

Pada 12 April 1961, wahana "Vostok 1"  ke luar angkasa membawa kosmonot Yuri Gagarin berhasil mengorbit bumi selama 1 jam 48 menit.

Peristiwa pertama manusia "berjalan" di luar angkasa pun telah lama terjadi 55 tahun yang silam oleh Alexei Leonov pada 18 Maret 1965.

Setelah itu gilirian astronot AS Neil Amstrong dan Buzz Aldrin mendarat di bulan pada 20 Juli 1969 bersama wahana Apolo 11 berturut - turut sebanyak 6 kali hingga terakhir wahan Apolo 17 dilakukan oleh Ronald Evans dan kawan-kawan pada 1972.

Kini  "impian" Achille sangat menantang nyaris tak terkendalikan. Perlombaan manusia ke ruang angkasa bukan saja didominasi Rusia dan Amerika Serikat tetapi negara Eropa, Kanada, Jepang dan China serta India.

AS maju beberapa langkah dibanding Rusia karena badan antariksa AS (NASA) bekerjasama dengan badan antariksa Eropa (ESA) dan bandan luar angkasa Jepang (JAXA) serta CSA (Kanada) meskipun ada juga program angkasa luar bersama untuk stasiun luar angkasa internasional(ISS) antara NASA, ESA, CSA dan JAXA  dengan Roscosmos Rusia.

Selain program ISS di atas kerjasama luar angkasa AS - Rusia juga menjalin kerja sama dalam uji coba penggabungan Apollo - Soyuz dan Program Shuttle - Mir. 

AS selangkah lebih maju dalam program pengiriman awak ke luar angksa ketimbang Rusia yang tampaknya lebih fokus pada petualangan mengungkap misteri "Planet Dalam" (Merkurius, Venus, Mars).

Program pengiriman manusia ke angkasa luar AS pertama sekali dicetuskan pada 1959 akan tetapi BELUM ada seorangpun dikirimkan ke angkasa luar hingga akhirnya AS membuat program bertajuk "Mercury Program" tersebut akhirnya dihentikan pada 1963.

Setelah sukses pengiriman awak ke bulan, program pesawat ulang- alik (Shuttle Space) AS dapat dikatakan secara keseluruhan berjalan sukses meskipun pernah 2 kali kecelakaan. 

Masih ingatkah kita pada pesawat ulang-alik legendaris pada masa itu? Ada Atlantis, Endeavour Challenger, Columbia dan Discovery yang beraksi sejak 1981. Salah satu misi mereka telah membat manusia berdecak kagum setelah teropong Hubble yang diluncurkan ke luar angkasa pada 1990 mengungkap aneka misteri dan ilmu pengetahuan tentang alam semesta. 

Program luar angkasa (Space Shuttle) ini berakhir pada 2011 karena AS melakukan terobosan dalam program terbarunya.

Salah satu program terbaru AS adalah meluncurkan kembali manusia ke luar angksa melalui wahana buatan SpaceX yang akan menuju ISS pada 27 Mei 2020. 

Disebut sejarah baru karena ini adalah peluncuran pertama MEMBAWA MANUSIA kembali ke luar angkasa dari tempat peluncuran Kennedy Space Center, California setelah yang terakhir pada 2011 lalu.

Wahana ini dirancang mampu membawa hingga 7 astronot ke luar angkasa dan dibuat sedemikian rupa hingga mampu melepaskan dirinya dari roket pendorong jika terjadi kecelakaan saat peluncurannya.

Roket pendorong Falcon-9 selama 12 menit akan melontarkan 2 awak "Crew Dragon" yaitu Bob Behnken (49) dan Doug Hurley (53).

Setelah berada dalam garis orbitnya perlu waktu selama 19 jam Crew Dragon bergabung ke ISS.

Bisa digunakan berulang kali (seperti Shuttle Space) dan mampu mendarat langsung di bumi setelah missi selesai. SpaceX crew Dragon telah disempurnakan sedemikian rupa teknologinya agar mampu bergabung langsung dengan ISS di ketinggian 400 km di atas bumi di lapisan Termosfir.

Ke depan sedang diuji coba wahana SpaceX untuk pendaratan di bumi dengan kapsul seperti pendaratan wahana (tanpa manusia) lainnya di bulan atau di planet Mars.

Ada satu varian lain yang akan dioperasikan pada Oktober 2020 yaitu Cargo Dragon khusus membawa muatan barang guna keperluan NASA atau negara lainnya yang menggunakan jasa NASA.

Bob Behnken  dan Doug Hurley adalah astronot NASA berpengalaman, keduanya telah sukses 2 dan 6 kali meluncur ke ruang angkasa sebelumnya dalam sejumlah misi ulang-alik NASA ke ISS.

Setelah diluncurkan dari tempat peluncuran, ada 6 tahap proses Crew Dragon bergabung di ISS. Sumber : Space.com (diperjelas angkanya oleh penulis)
Setelah diluncurkan dari tempat peluncuran, ada 6 tahap proses Crew Dragon bergabung di ISS. Sumber : Space.com (diperjelas angkanya oleh penulis)
SpaceX Crew Dragon sepanjang 8,1 m dan lebar 4 meter tersebut sesungguhnya tidak mirip naga. Tetapi jika digabung dengan roket pendorong Falcon-9 keseluruhan panjangnya mencapai 69 meter dengan seni wajah (moncong) SpaceX crew Dragon digambar mirip naga bisa jadi mengilhami perusahaan SpaceX memberi nama wahana itu dengan embel "Dragon."

Peluncuran SpaceX Crew Dragon menelan biaya sebesar US$ 160 juta. Dibandingkan dengan toal muatan untuk 7 astronot berarti setiap astronot berbiaya hampir sebesar 23 juta dollar AS. Berdasarkan kurs ketika artikel ini dibuat (14.742 per 1 USD) biaya perjalanan Crew Dragon kira-kira Rp 339 miliar rupiah per orang.

Mengacu pada pengalaman astronot AS pernah dipungut "tiket" oleh Rusia dalam peluncuran Soyuz pada 2014 sebesar 76 juta dollar AS per orang tentu saja biaya peluncuran SpaceX Crew Dragon ini jauh lebih murah. 

Tampaknya perusahaan SpaceX ini akan menawarkan perjalanan "melancong" ke luar angkasa menginap di Hotel "ISS" dalam perjalanan selam 3 hari.

Nama para pelancong nanti akan diabadikan di ISS menjadi kenang-kenangan dalam perjalanan sejarah manusia ke luar angkasa.

Ada yang berminat? Silahkan hubungi perusahaan SpaceX untuk mendaftar sebelum diduluankan trilyuner lainnya.

abanggeutanyo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun