Nasib kurang sedap suami di "jari-jari" istri terulang kembali setelah seorang TNI Angkatan Darat (AD) dari satuan Resimen Induk Kodam (Rindam) Jaya berinisial Serma T dijatuhi hukuman disiplin tahanan selama 14 hari akibat SD (istrinya) "gesit" di media sosal (medsos) memposting harapannya rezim (Jokowi) akan tumbang sebelum 2020 berakhir.
"Mugo rezim ndang tumbang sebelum akhir tahun 2020," tulis SD di akunnya, bikin suaminya berurusan dengan oditur militer yang bekerja di hari libur (minggu) 17/5/2020 khusus dihadiri oleh KASAD Jenderal Andika Prakasa, Wakasad dan petinggi AD lainnya. Hadirnya pejabat tinggi AD sekaligus memberi isyarat pada seluruh prajurit TNI AD dan keluarganya agar patuh pada edaran KASAD yakni larangan penyalahgunaan Sosmed oleh TNI AD dan keluarganya.
Selain itu mengacu pada UU No 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer setiap anggota TNI AD selayaknya mendisiplinkan juga keluarganya. Keluarga Besar tentara (KBT) dilarang berkomentar, termasuk di media sosial yang berdampak pendiskreditan pemerintah maupun simbol-simbol negara.
Meski hukuman ini tergolong ringan - ringan saja tetapi nasib "karir" Serma T dapat dikatakan bisa tersendat - sendat ke depannya. Tidak sampai di situ, Kodam Jaya pun dapat mempersiapkan langkah untuk memproses istri serma tersebut, "karena melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)," ujar kepala dinas penerangan TNI AD, Kolonel inf. Nefra Firdause.
Nasib anggota TNI di jemari istri sebelumnya juga terjadi pada Kolonel Kav. Hendi Suhendi langsung dicopot dari jabatan Dandim Kendari akibat istri Kolonel tersebut gesit di medsos pada 10/10/2019 menyikapi peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Menkopolkam saat itu, Wiranto.
Hampir senada dengan peristiwa di atas dialami Peltu YNS TNI AU yang bertugas sebagai anggota Satpomau Lanud Muljono Surabaya dicopot dari tugasnya akibat istrinya (FS) menanggapi secara "miring" rencana pembunuhan terhadap Wiranto.
Serda Z yang bertugas pada Detasemen Divisi Kaveleri Berkuda Bandung, Jabar juga berurusan dengan hukuman disiplin akibat istrinya tak kalah gesit bermedsos ria namun menyerempet topik terlarang opini minor terhadap rezim pemerintah Jokowi.
Sebetulnya apa yang membuat para istri-istri keluarga besar TNI tak mampu menghentikan jari jemarinya masuk ke ranah politik menyinggung pemerintah di Medsos? Beberapa kemungkinan yang terjadi adalah :
- Tidak baca larangan dan aturan-aturan disebutkan di atas
- Tidak paham larangan dan aturan-aturannya
- Tidak ditekankan atau diperingatkan serius oleh suami
- Mengabaikan atau menganggap enteng peringatan suami
- Tidak menganggap serius hukuman pelanggaran
- Tidak mampu menahan diri, mengedepankan kata nurani (berdasarkan fakta obyektif maupun terpapar Hoaks)
Manakah potensi penyebab paling besar di atas perlu riset berdasarkan pengungkapan dalam sidang militer. Dari sana dapat diketahui apa motif atau pengaruh yang mendorong istri para TNI sehingga berani bermedsos ria menyerempet ke ranah "terlarang."
Berdasarkan kasus terkini yang menimpa Serma T akibat postingan medsos istrinya (SD) menyoroti usia rezim Jokowi bakal "tamat riwayat" sebelum 2020 berakhir ada sebabnya, kemungkinan mengacu pada sejumlah informasi di media informasi berita resmi yang ia terima.
Di portal-portal pemberitaan internet memang banyak berita tentang prediski akan berakhirya masa pemerintahan Jokowi, diantaranya pernyataan Rocky Gerung dalam chanel youtubenya pada 21/1/2020 bahwa Jokowi akan lengser keprabon sebelum 2024 karena kepercayaan masyarakat semkin menurun.
Salah satu pengamat ekonomi dan politik pada 28/2/2020 Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan memprediksi rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan tumbang enam bulan lagi. Syahganda mengaku telah membaca berbagai kajian lalu menyimpulkan rezim Jokowi akan jatuh karena sektor ekonomi dan politik. Sumber : di Warta Ekonomi. (Mengacu pada prediksi itu artinya Syahganda menduga itu akan terjadi pada Juni 2020 -red).
Sebelumnya pada 4 September 2020, Amien Rais memprediksi secara terbuka di hadapan pers bahwa rezim Jokowi tidak akan mampu bertahan hingga 2024 berakhir.
Masih banyak contoh pemberitaan seperti di atas beredar di internet. Meskipun sumber-sumber di atas BUKAN sumber inspirasi bagi segelintir aparatur negara memposting kata hatinya melalui jari jemarinya yang lentik ke sosmed.
Lebih jauh sebelumnya, ramalan Ki Sabdo jagad Royo mengaku "penguasa" laut Selatan tempat bersemayamnya Nyor Roro Kidul dan melakukan ritual hingga ke makam Bungkul pernah meramal pada 2014 Jokowi tumbang hingga sebelum 2019, nyatanya Jokowi malah terpilih lagi hingga saat ini.
Jika hal itu dilakukan oleh non anggota TNI/ Polri mungkin lain cerita selama tidak melanggar kode etik UU ITE. Tetapi jika ditulis oleh anggota TNI atau keluarganya maka ceritanya bisa hangat seperti 4 contoh keluarga oknum TNI di atas.
Bukankah prajurit jaman Now harus bijak bermedsos. Setiap prajurit TNI (juga Polisi) dan keluarganya harus tahu batas-batas penggunaan medsos.
Meskipun hati nurani berkata "lain" serasa tak mampu menutup mata melihat kejanggalan sebaiknya jernihkan dulu pikiran sekali lagi agar tidak terpapar hoaks yang mempengaruhi keyakinan alam bawah sadar.
Jika itupun sudah tak tertahankan lagi tulislah di pinggir pantai atau danau dan biarkan ombak atau riak menghapusnya (asal tidak diposting dulu ke medsos).
Kita semua tidak setuju dengan angkara murka, tetapi kebenaran akan memperlihatkan dirinya cepat atau lambat.
Jangan terbakar idealisme karena dampaknya terganggu pada karier suami. Kecuali semua telah sepakat siap menghadapinya untuk dan dalam kondisi apapun.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H