Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laboratorium Budidaya Virus Patogen di Wuhan Kini Jadi "Tersangka", Mengapa?

18 April 2020   22:51 Diperbarui: 17 Februari 2022   00:59 2838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya AS tidak sanggup lagi pertahankan suara hatinya terkait asal muasa virus Corona. Setelah lama berusaha tenang, bertahan dan hati-hati menuduh China di balik penyebaran virus Corona selama ini kini secara tegas menuduh sebaran virus corona BUKAN dari pasar basah tempat penjualan hewan-hewan hidup melainkan dari laboratorium virologi di Wuhan, China.

Sesungguhnya tendensi AS mengarah ke sana sudah lama akan tetapi sambil mencari informasi terkini dan bukti yang otentik tibalah saatnya intelijen AS mengatakan virus corona berasal dari laboratorium virologi di Wuhan. 

Kepala Staf Gabungan tentara AS, Jenderal Mark Milley telah menyampaikan sejumlah bukti kepada pemerintah AS tentang dugaan sangat kuat sumber virus tersebut berasal dari laboratorium di Wuhan.

Menlu AS Mike Pompeo semakin tegas menuduh sebuah laboratorium di institut virlogi di kota Wuhan dipastikan sebagai sumber penyebaran virus tersebut.  

AS punya cara dan terus bekerja untuk membuktikan apa yang telah diketahui tentang virus tersebut selama ini. Mike Pompeo kini menekan China agar membuka diri "Kami perlu keterbukaan China bagaimana sesungguhnya cara penyebaran virus tersebut," ujar Pompeo sebagaimana dikutip dari Aljazera.

Hingga saat ini pemerintah China menolak permintaan tersebut dan menyanggah institute mereka di Wuhan dijadikan tersangka penyebaran virus. Menlu China telah berulang kali menolak tuduhan tersebut. Zhao Lijian Jurubicara Menlu China mengatakan WHO saja telah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada indikasi pembuatan virus di laboratorium yang dituduhkan.

Pompeo juga mengatakan buruknya sistem keamanan di laboratorium tersebut. Dua tahun lalu, dplomat AS di China telah mengingatkan pemerintah China tentang hal itu tetapi tampaknya kurang ditanggapi.

Sumber The Washington TImes melaporkan beberapa jam lalu pemerintah komunis China telah menutup akses untuk AS.  Meski demikian AS tetap meminta izin China memberi akses untuk AS hadir di sana.

Presiden AS Donald Trump secara implisit yakin bahwa laboratorium tersebut telah memproduksi virus buatan. "Virus tersebut bukan dari kelalawar. Tidak ada penjualan kelalawar di pasar yang jaraknya hanya 40 mil dari laboratorium tersebut," ujar Trump berang seraya mengingatkan bahwa AS telah melakukan penyelidikan dengan sangat teliti tentang itu.

Laboratorium yang jadi tersangka itu berada di sebuah lokasi di institut virologi Wuhan. Lembaga ini mirip bank virus terbesar di Asia, pusat budidaya virus terbesar di China yang mengelola 1500 jenis virus termasuk virus berbahaya yang penularannya dari orang ke orang seperti virus Ebola.

Laboratorium itu dibangun pada 2015 oleh konsultan dan perancang dari perusahaan Bio Perancis yaitu Alain Merieux dengan dana sebesar 300 juta Yuan ($ 3o juta) dan mulai digunakan pada 2018.

Bangunannya terdiri dari beberapa bagian diantaranya disebut P3 dan P4 yang menangani penyebab penyakit (Patogen). Komplek laboratorium untuk P4 saja dibangun di atas tanah seluas 3.000 meter per segi disebuah bangunan persegi yang memiliki bebrapa sisi silinder. Lokasi komplek laboratorium itu berada di kaki sebuah bukit di pinggiran kota Wuhan.

Menurut informasi yang diperoleh Washington Post beberapa pejabat di lembaga tersebut pernah menyampaikan kegusaran mereka kepada diplomat AS (secara rahasia) tetang lemahnya sistem laboratorium tersebut sebagaimana disebutkan di atas.

Menanggapi tudingan di alamatkan kepada lembaga tersebut kini di depan pintu gerbangnya dituliskan pamflet besar bertuliskan "Pencegahan dan Kontrol yang Kuat, Jangan Panik, Dengarkan Pengumuman Resmi, Percaya pada Sains, Jangan Menyebarkan Rumor".

Demikianlah perkembangan yang terjadi hingga saat ini betapa sebuah laboratorium di institut virologi Wuhan kini jadi tersangka tempat pengayaan virus buatan untuk menyelidiki penyebab penyakit telah menyebabkan "kebocoran" sehingga sang virus "tancap gas" kemana-mana ke seluruh dunia tak perduli tembus ke kapal induk paling perkasa milik AS, The USS Theodore Roosevelt.

Tentu bukan karena itu bikin AS murung dan sekaligus bingung. Masalahnya adalah korban paling banyak terjangkit dan meninggal di dunia adalah warga AS. Entah bagaimana sang virus itu lebih mengutamakan AS meskipun negara-negara lain termasuk Eropa barat juga jadi sasaran tetapi korban di pihak AS sangat dahsyat.

Menurut informasi terkini per 18/4/2020, jumlah serangan covid-19 telah menyerang 710.272 orang AS. Sebanyak 37.175 orang telah meninggal dunia meskipun angin segar semakin banyak yang sembuh, sebanayk 63.510 telah sehat kembali.

Angka kematian tersebut mengalahkan angka kematian akibat covid-19 di negara manapun termasuk Italia (22.745 orang) dan Spanyol (20.043 orang).

Selain menderita korban sangat dahsyat perekonomian AS juga terpukul sehingga berdampak buruk terhadap perekonomian dunia karena AS jadi barometer perekonomian dunia. Tampaknya wajar sekali pemerintah AS dibuat sangat berang oleh virus nakal (katanya) dari Wuhan tersebut.

Tapi benar atau tidak apa yang ditemukan AS hanya  AS dan China yang tahu. Kita yang tidak merasa berkepentingan apa-apa dengan perang politik di balik itu hanya jadi korban saja akibat virus yang menyebar dari pasar hewan di kota Wuhan atau melarikan diri dari laboratorium miterius di kaki bukit kota Wuhan.

Kita jadi korban dalam segala hal akibat gajah bertarung semut-semut pada berserakan dimana-mana

abanggeutanyo 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun