Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tenaga Kesehatan Berjatuhan di Seluruh Dunia, Mereka Juga Manusia

15 April 2020   06:36 Diperbarui: 15 April 2020   12:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar; twitter.com. @EuridiceGlobal

Menurut informasi yang diperoleh dari Medscape.com, per 13/4/2020 jumlah dokter dan perawat atau tenaga kesehatan (Tenkes) yang meninggal dunia di seluruh dunia setidaknya kini mencapai 426 orang termasuk tenkes dari Indonesia sebanyak 17 orang.

Jumlah tersebut adalah angka paling minimal karena sumber tersebut baru meng-cover di 60 negara. Beberapa negara yang disebutkan pada data tersebut memperlihatkan korban tenkes minimal seperti India, Kanada, Afsel, Korsel dan lain-lain. 

Selain itu sejumlah negara dengan kasus kematian besar akibat covid-19 seperti Belgia, Belanda, Rusia dan banyak lainnya belum ada infonya sehingga angka kematian tenaga kesehatan yang disebutkan di sana adalah angka paling minimal.

Sumber data di atas memberi informasi tentang jumlah kematian tenaga kesehatan (minimal) berdasarkan nama dan usia korban serta profesinya di 60 negara. Mengingat keterbatasan ruang tulisan, penulis hanya menampilkan rekapnya saja berikut ini :

Sumber : Data mentah dari medscape.com. Diolah seluruhnya oleh Penulis
Sumber : Data mentah dari medscape.com. Diolah seluruhnya oleh Penulis
Italia dengan total korban meninggal dunia mencapai 20.465 termasuk diantaranya 105 tenkes di seluruh negara itu. Jika dipersentasekan jumlah tenkes meninggal dunia dengan total seluruh kematian di negara tersebut hampir mencapai 0,5%.

Selanjutnya Iran hampir 1,8%, AS (0,3%) dan yang terkecil pada susunan tabel di atas adalah Mesir dengan kematian tenkes 2 orang atau hampir 4%.

Tabel di atas memperlihatkan juga posisi China tempat pertama episentrum virus corona yang kini jadi pandemi ke seluruh benua mengalami tingkat kematian sebanyak 3.341 orang dan kematian tenaga kesehatan mencapai 11 orang (0,3%) termasuk dokter legendaris pengenal virus Corona yaitu Li Wenliang (33) dan dokter termuda China, Peng Yinhua (29), Respiratory doctor, Wuhan, China.

Mengagetkan lagi adalah sedikitnya 17 orang tenaga kesehatan Indonesia telah meninggal dunia (3,7%) dari berbagai lokasi di tanah air. (Untuk menghormati mereka yang telah berjasa mengentaskan virus tersebut penulis TIDAK sebutkan identitas masing-masing di sini).

Dari tabel di atas secara persentase (3,7%) memperlihatkan tingkat kematian tenkes di Indonesia sangat tinggi. Ini juga memberi pesan bahwa tenaga kesehatan di tanah air kita sangat tinggi risiko tertular virus Corona. 

Masih banyak lagi turunan implikasi lainnya misalnya alat pelindung diri (APD) tenkes di seluruh tanah air pada awalnya mungkin sangat sederhana sekali sehingga tanpa disangka-sangka mudah ditembus oleh virus.  

Jadi jelaslah bahwa tingkat risiko tenaga medis atau tenaga kesehatan sangat tinggi sekali tertular oleh virus corona, oleh karena banyak orang di seluruh dunia kini memberi perhatian dan rasa hormat sangat tinggi dan tulus pada tenaga medis karena jasa mereka bukan saja memberi literasi cara pencegahan virus Corona tetapi jasa mereka merawat pasien tertular corona secara otomatis juga telah mencegah penularannya kepada seluruh masyarakat.

Mempelajari sejumlah ungkapan jujur komentator di bawah ini terasa sejuk, memberi apresiasi sangat tinggi dan mengharukan kepada tenaga medis yang telah (sedang) mempetaruhkan jiwanya seperti di bawah ini :

"Saya menaruh rasa hormat untuk saudara dan saudari kita yang melayani orang lain untuk menjaga kehidupan dan martabat berlanjut setelah pandemi ini. Musuh ini memiliki nama (jelas), tetapi risiko sakit atau kematian yang sama ada setiap hari untuk mereka yang memilih untuk menjadi profesional kesehatan dan mereka yang berbagi kehidupan mereka," tulis seorang komentator "Anita Julian."

Komentator lain "Meraka adalah orang yang berani dan berkomitmen yang memberikan hidup mereka untuk membantu orang lain. Memilukan, tetapi (Ini) momen yang menentukan dalam sejarah medis yang harus memberi tahu pemerintah dunia," tulis  "Alan Troy."

Masih banyak komentar senada lainnya  mengekspresikan betapa tingginya kejujuran orang-orang di luar negeri terhadap posisi dan tugas tenaga medis pada saat ini.

Sekarang mari kita bandingkan dengan penyikapan sebagian warga dan pejabat (semoga tidak termasuk kita di dalamnya) terhadap tenaga kesehatan di beberapa tempat tanah air mulai dari dianggap menyevarkan penyakit, minimnya APD hingga penolakan jenazah tenaga kesehatan di mana-mana, bikin kita yang melihat dari jauh miris rasanya.

Berdasarkan hal itu jika ada upaya memberi perhatian lebih pada tenkes itu adalah hal yang sangat wajar, misalnya menyiapkan lokasi pemakaman khusus untuk tenaga medis yang meninggal dunia saat menjalankan tugasnya seperti direncanakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Rencana tersebut JANGAN diartikan seolah-olah Gubernur Jateng berharap banyak tenkes yang akan beristirahat dengan damai di sana. Untuk apa kan? Langkah itu adalah solusi menghadapi aneka penolakan warga di banyak tempat. Pemaksaan pemakaman ke lokasi warga bisa menimbulkan multi negatif, banyak fitnah untuk pemerintah akibat maraknya berita hoaks yang ditelan warga. 

Niat Gubernur Jawa Tengah mengebumikan tenkes di areal pemakaman pahlawan bukan lebay mengingatkan sejumlah informasi yang telah disebutkan di atas betapa orang-orang seluruh dunia pun kini dengan jujur memberi apresiasi sangat tinggi kepada tenaga medis mereka. 

Tapi rencana Ganjar Pranowo memang tidak mulus karena untuk mendapat tempat di TMP setidaknya sudah memperoleh bintang jasa penghargaan dari pemerintah. Alternatif lain adalah dibuat makam khusus tetapi tidak harus menunggu selesai pembebasan lahan, pembersihan dan menyiapkan jalan masuk terlebih dahulu, karena kebutuhannya mendesak dan saat ini bukan untuk tahun depan.

As the cases of COVID-19 rise worldwide, so do the recoveries. Image: REUTERS/Christian Hartmann
As the cases of COVID-19 rise worldwide, so do the recoveries. Image: REUTERS/Christian Hartmann
Tenkes juga manusia artinya meskipun itu risiko profesi tetapi ada keterbatasan dalam hal tenaga, kemampuan, kekuatan dan juga kekebalan tubuh. Pantas diberi penghargaan setidaknya diperlakukan manusiawi saat bertugas dan selesai bertugas untuk selama-lamanya.

Data dan fakta di atas selayaknya membuat kita berempati memberi dukungan semangat dan fasilitas untuk tenaga kesehatan kita di kota hingga pelosok desa di seluruh tanah air dalam segala keterbatasannya. 

Semoga tetap solid dan semangat serta diberi kekuatan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. 

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun