Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tenang, Pasien Sembuh Kembali dari Covid-19 Lebih Banyak

11 April 2020   13:53 Diperbarui: 11 April 2020   14:07 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
As the cases of COVID-19 rise worldwide, so do the recoveries. Image: REUTERS/Christian Hartmann

Terkait pandemi virus Corona (SARS-Cov-2) umumnya kita dijejali aneka informasi menyeramkan berupa total orang terinfeksi,  total kematian (mortalitas) di setiap negara atau di seluruh dunia. Selain itu masyarakat juga dijejali aneka informasi literasi tentang virus corona dan bagaimana pencegahannya.

Tetapi mungkin ada tapi sedikit sekali yang melihat dari sisi lain, sejauh apa sudah pasien bisa sembuh kembali setelah terinfeksi virus corona. Informasi dari sudut ini sebetulnya sangat penting, bukan saja menciptakan ketenangan di tengah "ketegangan" tetapi juga dapat menambah semangat orang-orang yang sedang sakit dan juga bisa menurunkan ketegangan pada yang orang yang sedang dalam pengawasan.

Menurut informasi data yang diperoleh dari worldomaters.com per 10/4/2020, jumlah orang terinveksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 1.677.825 orang. Di sisi lain orang yang telah sembuh kembali (recovered) mencapai 372.439 orang. 

Mengacu kepada 13 negara besar dunia yang sedang "digoyang" oleh virus corona selama ini, jika diurut rangking terbesar hingga terkecil tingkat pasien (orang) sembuh kembali per 10/4/2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Sumber : worldometers.com per 10/4/2020. Diolah dan diedit oleh penulis
Sumber : worldometers.com per 10/4/2020. Diolah dan diedit oleh penulis
Rangking pertama paling banyak tingkat kesembuhannya adalah China, yaitu 77.455 orang. Jika dibanding dengan total warga terinfeksi sebanyak 81.907 persentase orang sembuh kembali mencapai 94,6%.

Berikutnya rangking 2 ditempati oleh Italia, tingkat orang sembuh kembali mencapai 30.456 atau 20,6%

Berikutnya Amerika Serika dengan tingkat kesembuhan mencapai 5,4%. Dan rangking 13 berdasarkan tabel di atas ditempati Australia dengan tingkat kesembuhan 50,6%.

Secara keseluruhan (seluruh dunia) jumlah orang telah sembuh kembali dibandingkan total terinfeksi hingga 10/4/2020 adalah 22,2%. Dengan kata lain jumlah orang yang sembuh kembali lebih banyak daripada orang yang meninggal dunia. 

Dapat disimpulkan bahwa banyak orang yang sehat kembali setelah terinfeksi. Salah satu tokoh dunia yang dinyatakan sehat kembali adalah PM Inggris Boris Jhonson.

Jika dilihat persentase orang meninggal 6% banding yang sehat kembali sebanyak 22% artinya peluang orang dapat sembuh kembali (Insya Allah) atas izin Tuhan yang Maha Kuasa bisa lebih besar.

Tentu saja data di atas adalah gambaran sementara sehingga asumsi di atas tentu saja bersifat temporer. Akan tetapi melihat pada masa inkubasi di sejumlah negara ada yang baru masuk inkubasi bulan pertama dan ada yang telah masuk periode bulan ke dua (melewati masa inkubasi) jumlah orang sehat kembali dibanding orang meninggal dunia  akan berubah secara kuantitatif.

Secara kualitatif posisi orang sehat kembali tampaknya tetap lebih banyak dan prosentasenya. Semakin hari akan semakin banyak orang membaik (dalam prosentase semakin membesar angkanya) seperti terjadi di China.

Negara-negara yang belum habis masa inkubasinya seperti AS dan sejumlah negara Eropa timur, Asia Tengah dan Afrika Tengah bisa jadi akan meningkat angka total orang terinfeksinya dan meningkat juga angka kematiannya, namun akhirnya pada bulan ke tiga nanti juga akan mengalami penurunan kasus setelah melewati titik kulminasi inkubasinya.

Lamanya masa inkubasi sesungguhnya sangat bervariasi tergantung sejauh apa totalitas yang dikerahkan oleh warga dan pemerintah bersamaa-sama memerangi virus tersebut dengan sejumlah cara yang telah diajarkan pada manusia seluruh dunia. Akan tetapi mengacu pada pengalaman sejumlah negara yang telah mengalami penyebaran dramatis hingga titik kulminasinya rata-rata antara 27 hari seperti terjadi di provinsi Hubei, China pusat pandemi tersebut berawal.

Sumber : worldometers.info
Sumber : worldometers.info
Data di atas memperlihatkan masa inkubasi beberapa virus corona dan beberapa virus lainnya.

Berdasarkan data dan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa :

  • Probabilitas pasien sembuh kembali lebih besar peluangnya
  • Masa ingkubasi rata-rata virus corona adalah 24 hari (dalam pendapat penulis satu bulan atau 30 hari)
  • Cepat atau lambatnya masa inkubasi virus ini tergantung pada kerjasama warga dan pemerintah menjalankan fungsi pencegahan sesuai dengan kapastias masing-masing

Selain itu (diluar data di atas) tingkat mortalitas dari sisi usia pada umumnya yang meninggal dunia berada pada garis usia 55 tahu ke atas lebih banyak dari di bawahnya. 

Tingkat mortalitas di sebuah negara masih jauh lebih tinggi daripada tingkat kematian diakibatkan sakit covid-19. Berdasarkan stitis.com, Swedia misalnya dengan tingkat kematian 2019 sebanyak 90.080 orang atau kematian 2018 (90.187 orang) masih jauh lebih tinggi total kematiannya jika dibandingkan total kematian akibat menderita covid-19 per 10/4/2020 sebanyak 687 orang. 

Artinya tingkat kematian di Swedia tidak memperlihatkan peningkatan secara signifikan akibat virus corona, mungkin juga itu sebabnya warga Swedia dan pemerintahnya santai-santai saja menanggapi peristiwa itu sampai hari ini meskipun 20 ribu petugas kesehatan seluruh Swedia telah mengirim petisi kepada PM Swedia Stefan Lofven agar melakukan peningkatan perhatian memerangi corona virus di negeri tersebut. 

Tetapi setiap negara memang punya sudut pandang sendiri bagaimana perang terhadap corona itu dijalankan. Meski berbeda cara tetapi SOP nya harus sama yakni mengacu pada prosedur langkah pencegahan yang telah ditetapkan oleh WHO, bukan berdasarkan pendapat pribadi warga apalagi pendapat - pendapat yang mengacu pada kepentingan politik dan Proyek (uang) dibalik pengentasan virus Corona.

Pengentasan virus corona yang acak adul, asal-asalan, promordial atau sekadar formalitas atau kemaruk atau bermotif proyek (uang) tidak akan menyelesaikan masalah lebih cepat.

Dengan demikian jelaslah bahwa jumlah orang sembuh dari terinfeksi virus corona masih jauh lebih besar dan akan semakin banyak seiring dengan berakhirnya masa inkubasi di sebuah lokasi atau tempat. Hanya saja lamanya masa ingkubasi tersebut sangat tergantung pada kerjasama warga dan pemerintah secara jujurdan tulus bukan formalitas belaka.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun