Terkait pandemi virus Corona (SARS-Cov-2) umumnya kita dijejali aneka informasi menyeramkan berupa total orang terinfeksi, total kematian (mortalitas) di setiap negara atau di seluruh dunia. Selain itu masyarakat juga dijejali aneka informasi literasi tentang virus corona dan bagaimana pencegahannya.
Tetapi mungkin ada tapi sedikit sekali yang melihat dari sisi lain, sejauh apa sudah pasien bisa sembuh kembali setelah terinfeksi virus corona. Informasi dari sudut ini sebetulnya sangat penting, bukan saja menciptakan ketenangan di tengah "ketegangan" tetapi juga dapat menambah semangat orang-orang yang sedang sakit dan juga bisa menurunkan ketegangan pada yang orang yang sedang dalam pengawasan.
Menurut informasi data yang diperoleh dari worldomaters.com per 10/4/2020, jumlah orang terinveksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 1.677.825 orang. Di sisi lain orang yang telah sembuh kembali (recovered) mencapai 372.439 orang.
Mengacu kepada 13 negara besar dunia yang sedang "digoyang" oleh virus corona selama ini, jika diurut rangking terbesar hingga terkecil tingkat pasien (orang) sembuh kembali per 10/4/2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Berikutnya rangking 2 ditempati oleh Italia, tingkat orang sembuh kembali mencapai 30.456 atau 20,6%
Berikutnya Amerika Serika dengan tingkat kesembuhan mencapai 5,4%. Dan rangking 13 berdasarkan tabel di atas ditempati Australia dengan tingkat kesembuhan 50,6%.
Secara keseluruhan (seluruh dunia) jumlah orang telah sembuh kembali dibandingkan total terinfeksi hingga 10/4/2020 adalah 22,2%. Dengan kata lain jumlah orang yang sembuh kembali lebih banyak daripada orang yang meninggal dunia.
Dapat disimpulkan bahwa banyak orang yang sehat kembali setelah terinfeksi. Salah satu tokoh dunia yang dinyatakan sehat kembali adalah PM Inggris Boris Jhonson.
Jika dilihat persentase orang meninggal 6% banding yang sehat kembali sebanyak 22% artinya peluang orang dapat sembuh kembali (Insya Allah) atas izin Tuhan yang Maha Kuasa bisa lebih besar.
Tentu saja data di atas adalah gambaran sementara sehingga asumsi di atas tentu saja bersifat temporer. Akan tetapi melihat pada masa inkubasi di sejumlah negara ada yang baru masuk inkubasi bulan pertama dan ada yang telah masuk periode bulan ke dua (melewati masa inkubasi) jumlah orang sehat kembali dibanding orang meninggal dunia akan berubah secara kuantitatif.