Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terinfeksi Virus Corona-kah Kita Jika Indera Perasa dan Penciuman Terganggu?

9 April 2020   18:15 Diperbarui: 9 April 2020   18:30 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber : thailandmedical.news

Pada umumnya masyarakat kini sudah tahu secara umum gejala seseorang terinfeksi virus corona tapi tidak menderita sakit Covid-19. Sekadar mengulangi ciri-cirin sederhananya adalah : Demam, Batuk dan  Sesak Nafas.

Selama ini orang dibuat sulit mengenali dirinya terinfeksi virus atau tidak, karena secara umum kondisinya sehat tidak memperlihatkan ciri khas utama di atas. Ini bisa terjadi karena orang tersebut mempunyai daya tahan tubuh yang kuat.

Tetapi temuan terkini yang diungkapkan oleh Prefesor tim Spector dari King's College London mungkin bisa membantu kita mendeteksi seseorang atau diri sendiri telah terinfeksi corona tanpa gejala umum selama ini.

COVID Symptom Tracker sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh tim dari King's College London bekerjasama dengan NHS Foundation dan perusahaan kesehatan ZOE Global Ltd di Inggris mengumpulkan aneka informasi terkait corona pada 1,5 juta pengguna aplikasi tersebut. 

Sebanyak 25%pengguna aplikasi (hampir 400 ribu orang) telah melaporkan kondisi kesehatan masing-masing tentang satu gejala atau lebih ke aplikasi tersebut selama periode 24 - 29 Maret 2020 saja.

Peneliti dari Kings's College memperoleh informasi bahwa sebagian besar mengaku belum melakukan tes corona. Tetapi  1.702 orang mengaku telah melakukan tes corona, hasilnya 579 orang mengaku hasilnya positif dan 1.123 orang hasilnya negatif.

Penelitian diarahkan pada yang positif terinfeksi Covid-19. Gejala yang mereka rasakan bervariasi. Pada umumnya (mengakui) merasa capek atau kelelahan, ada yang mengaku batuk terus menerus dan ada juga yang sesak napas. Ada yang mengaku merasa demam. Terakhir ada mengaku kehilangan indera penciuman dan rasa.

Model aplikasi ini menampilkan kombinasi kehilangan bau dan rasa, demam dan gejala batuk terus-menerus, kelelahan, diare, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan. 

Dari kombinasi gejala yang dilaporkan pengguna aplikasi tersebut peniliti menyimpulkan dugaan sangat kuat bahwa hilangnya indera bau dan rasa sebagai indikator infeksi virus corona.

Hasil penelitian tim King's College di atas mungkin kurang mengagetkan karena hilangnya indera penciuman dan indera perasa telah dianggap sebagai dugaan oleh peneliti lain sebelumnya. 

Tetapi jadi dramatis karena memperkuat dugaan-dugaan tentang hal tersebut sebelumnya melalui hasil penelitian yang empiris dan objektif meskipun kurang menyeluruh.

Berdasarkan fakta dan data di atas mungkin terlalu dini menyimpulkan bahwa kehilangan indera penciuman dan perasa dapat dijadikan indikator baru bahwa seseorang mungkin saja telah terinfeksi virus corona. 

Tim tersebut mendapat fakta bahwa dari sejumlah orang yang telah melakukan tes corona positif di atas (579 orang) sebanyak 59% (341 orang) mengaku kehilangan indera bau dan rasa. Hanya 18% tidak merasakan gejala tersebut sumber : bbc.com dan twinsUk.ac.uk edisi 1 April 2020.

Belum ada konfirmasi dari WHO menetapkan Anosmia (kehilangan kemampuan indera penciuman) dan Dysgeusia (kemampuan indera perasa) sebagai gejala tambahan seseorang terinfeksi virus corona (SARS Cov-2). 

Tetapi sebuah sumber lain di sini -sebelum pengumuman tim King's College-- mengakui bahwa gejala-gejala tersebut ternyata memang telah dirasakan atau terjadi atas sejumlah pasien Covid-19 di China, Korea Selatan dan Italia selama ini. 

Kenyataan itu diperkuat oleh profesor Nirmal Kumar President of ENT UK, katanya "pada pasien muda mereka tidak ada gejala pada umumnya batuk dan demam tetapi mereka menderita kehilangan indera penciuman dan perasa yang menunjukkan bahwa posisi virus ini berada di hidung," ujar ahli THT terkenal di Inggris.

Rekan kompasianer Himam Miladi juga pernah menuliskan artikel senada pada 27 Maret 2020 lalu jauh sebelum tim King's College mengumumkan hasil penelitiannya yang telah diperluas dan terinci dari temuan sebelumnya.

Apapun aktualisasi penelitian tim King's College di atas kiranya dapat menambah informasi baru untuk mendeteksi diri sendiri, bahwa hilangnya kemampuan indera penciuman atau hilangnya kemampuan indera perasa membuat kita bisa lebih waspada mencegah terinfeksi virus corona. 

Merasa diri sehat atau tidak ada gejala batuk, demam dan sesak nafas tapi merasakan Anosmia dan Dysgeusia segeralah periksakan diri ke dokter, perlu menyingkir dulu beberapa saat sampai ada hasil pemeriksaan oleh tim kesehatan yang berkompeten.

Lainnya halnya kalau hidung sedang tersumbat alias mampet, tapi tetap jangan anggap enteng apalagi mampetnya baru seminggu terakhir. Kita yang lebih tahu dan jujur pada diri sendiri bukan?

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun