Pada umumnya masyarakat kini sudah tahu secara umum gejala seseorang terinfeksi virus corona tapi tidak menderita sakit Covid-19. Sekadar mengulangi ciri-cirin sederhananya adalah : Demam, Batuk dan Sesak Nafas.
Selama ini orang dibuat sulit mengenali dirinya terinfeksi virus atau tidak, karena secara umum kondisinya sehat tidak memperlihatkan ciri khas utama di atas. Ini bisa terjadi karena orang tersebut mempunyai daya tahan tubuh yang kuat.
Tetapi temuan terkini yang diungkapkan oleh Prefesor tim Spector dari King's College London mungkin bisa membantu kita mendeteksi seseorang atau diri sendiri telah terinfeksi corona tanpa gejala umum selama ini.
COVID Symptom Tracker sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh tim dari King's College London bekerjasama dengan NHS Foundation dan perusahaan kesehatan ZOE Global Ltd di Inggris mengumpulkan aneka informasi terkait corona pada 1,5 juta pengguna aplikasi tersebut.
Sebanyak 25%pengguna aplikasi (hampir 400 ribu orang) telah melaporkan kondisi kesehatan masing-masing tentang satu gejala atau lebih ke aplikasi tersebut selama periode 24 - 29 Maret 2020 saja.
Peneliti dari Kings's College memperoleh informasi bahwa sebagian besar mengaku belum melakukan tes corona. Tetapi 1.702 orang mengaku telah melakukan tes corona, hasilnya 579 orang mengaku hasilnya positif dan 1.123 orang hasilnya negatif.
Penelitian diarahkan pada yang positif terinfeksi Covid-19. Gejala yang mereka rasakan bervariasi. Pada umumnya (mengakui) merasa capek atau kelelahan, ada yang mengaku batuk terus menerus dan ada juga yang sesak napas. Ada yang mengaku merasa demam. Terakhir ada mengaku kehilangan indera penciuman dan rasa.
Model aplikasi ini menampilkan kombinasi kehilangan bau dan rasa, demam dan gejala batuk terus-menerus, kelelahan, diare, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan.
Dari kombinasi gejala yang dilaporkan pengguna aplikasi tersebut peniliti menyimpulkan dugaan sangat kuat bahwa hilangnya indera bau dan rasa sebagai indikator infeksi virus corona.
Hasil penelitian tim King's College di atas mungkin kurang mengagetkan karena hilangnya indera penciuman dan indera perasa telah dianggap sebagai dugaan oleh peneliti lain sebelumnya.
Tetapi jadi dramatis karena memperkuat dugaan-dugaan tentang hal tersebut sebelumnya melalui hasil penelitian yang empiris dan objektif meskipun kurang menyeluruh.