Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bagaimana Corona Virus Tembus ke Kapal Induk Nuklir Theodore Roosevelt?

1 April 2020   19:47 Diperbarui: 2 April 2020   00:34 3945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Captain Brett E. Crozier and The aircraft carrier USS Theodore Roosevelt (CVN 71) departs Naval Base Guam (2017). Sumber : public.navy.mil (kiri) dan Military.com (kanan).DIgabung oleh Penulis

Kapal Induk The USS Theodore Roosevelt (CVN-71) yang dikomandoi oleh Kapten Brett E. Crozier sejak 1 Nopember 2019 memang kapal induk bertenaga nuklir dan dilengkapi dengan tingkat keamanan yang sangat ketat. 

Meskipun demikian, seperti layaknya kapal-kapal atau pesawat atau pengangkut massal lainnya yang dijejali banyak orang di dalamnya dengan berbagai macam asal usul latar belakang kesehatan tetap saja rentan terhadap penyebaran penyakit oleh aneka mikro organisme perantara, misalnya virus corona yang sedang menyerang dimana-mana saat ini.

Kapten Brett E. Crozier lulusan Akademi AL tahun1992, telah banyak pengalaman bagaimana memimpin dan menerapkan ilmu kesehatan di dalam kapalnya karena memiliki tenaga spesialis kesehatan dan lingkungan di sana.

Crozier juga pernah memimpin kapal induk nuklir lainnya sebelum melompat ke "The Big Stick" sebutan nick name atau 'TR" sebutan dalam The US Navy, yaitu the USS Ronald Reagan CVN-76 (dari 2016 - 2017) dan kemudian ke USS Blue Sight (LCC-19) dan lain-lain kapal perang AS hingga 2017.

The "Big Stick" atau TR adalah salah satu dari 4 kapal induk bertenaga nuklir AS (kode N menyatakan simbol tenaga nuklir). Karakteristiknya memang sangat besar sehingga sangat panjang dan banyak jika diuraikan di sini. 

Tetapi singkatnya kapal induk bertenaga nuklir ini mengangkut hampir 5500 personil (pria dan wanita) terdiri dari pilot, operator, enginering dan pasukan dan petugas pendukung dan lain-lain.

The "TR" mampu mengangut 80 pesawat dan helikopter di hanggar dan decknya yang ditulis motto "He who has planted will preserve," yang memikili makna implisit Kesiapan menjaga perdamaian untuk negara walau sebesar apapun biayanya.

Di kapal itulah kini Kapten Brett E Crozier sedang dibuat panik meskipun punya reputasi dan segudang pengalaman memimpin anak buah pelayar di laut lepas disebut di atas. 

Begitu paniknya Crozier sehingga mengirimkan memo kepada komandan armada Pasifik meminta segera evakuasi dan menjaga asset berharga negara berupa para pelaut (marinir AL AS) di kapalnya.

Dalam memonya Crozier menulis "Kami tidak (dalam kondisi) berperang. Para kru kami tidak perlu mati untuk ini," seraya menambahkan penyebaran penyakit itu kini berlangsung semakin cepat.

Corizier mendesak komandannya agar segera melakukan evakuasi anak buahnya karena situasinya sangat genting.

Akan tetapi peristiwa penanganan ini tergolong lamban, karena peristiwa itu sesungguhnya telah terjadi sejak 24 Maret 2020 lalu ketika 3 orang pelaut positif terkena virus Corona. Selang 2 hari kemudian (26/3/2020) sebanyak 800 orang pelaut melakukan tes corona (karena jumlah persediaan alat tes tersedia cuma untuk 800 orang sebagaimana dilansir Military.com).

Setelah beberapa hari kemudian tepatnya hari ini (1/4/2020) perkembangannya ternyata mengagetkan, penderitanya telah mencapai 70 orang. Menurut aneka informasi terkini jumlahnya yang terinfeksi telah mencapai 100-an orang.

Kapal induk tersebut 2 minggu lalu berkunjung ke Da Nang, Vietnam, Menurut informasi kawasan tersebut adalah salah satu kawasan di Vietnam yang terpapar virus Corona. Tidak diketahui bagaimana tiga pelaut pertama terpapar virus selama berada di Da Nang. Sumber LA Times edisi 1/4/2020.

Saat ini The Big Stick sedang berada di pangkalan AS di Guam dan tampaknya tidak akan berlabuh ke pangkalannya di San Diego, California. Menteri Pertahanan Mark Esper tampaknya akan menempatkan kapal itu sebagai karantina untuk sebagian personil kapal induk tersebut sebagaimana yang dilakukan Jepang terhadap kapal wisata Diamond Princess beberapa waktu lalu.

Kapal induk ini memang memiliki 4 ribu aneka ruangan akan tetapi hanya memiliki kamar tidur terbatas untuk 2000-an pelaut yang bekerja dan beristirahat secara bergiliran. Oleh karenanya mengkarantina seluruh pelaut di dalamnya adalah sebuah PR berat dan terbesar bagi Pentagon tampaknya.

Kapal nuklir hanya soal status dan jenis kapal perang saja. Masalah terpenting dibalik peristiwa ini adalah "PR" berat bagi kementerian pertahanan AS. Meski tidak kita harapkan tetapi bagaimana jika virus itu menyebar dan terus menyebar kemana-mana, bisa jadi semacam bencana militer untuk AS.

Kesimpulan dan Hikmah

Virus Corona dapat menyebar di mana saja jika ada perantara (manusia atau hewan atau benda-benda) yang telah terpapar olehnya. Mengunjungi daerah-daerah yang terpapar virus corona sangat berisiko menularkan virus tersebut ke tempat lain. 

JIKA ada larangan dari pemerintah memberlakukan larangan hendaknya dipatuhi, bukan dilawan, apalagi melawan dengan sombong mau telan virus Corona seakan tidak yakin bahwa virus itu dapat menyebar dan menularkan pada orang lain.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun