Beberapa jam lalu, pemerintahan Inggris kembali dibuat terguncang oleh kenyataan demi kenyataan terkait serangan virus Corona (SARS-Cov-2). Setelah Pangeran Charles dinyatakan positif Covid-19 kini beberapa jam lalu NHS (badan Kesehatan Inggris) mengumumkan Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock juga positif terpapar virus Corona.
Berdasarkan laporan WHO terkini (Situation Report 67 per 27/3/2020), jumlah penderita Covid-19 seluruh Inggris mencapai 11.662, BELUM termasuk kasus terbaru hari ini 28/3/2020 yang terjadi pada 2 pejabat teras Inggris tersebut. Sementara itu tingkat kematian telah mencapai 578 orang termasuk kematian terkini (dalam 24 jam) 115 orang.
Situasi ini telah membuat Inggris semakin mencekam rasanya. Sebagian orang menyalahkan Johnson akibat sikapnya terlambat merespon pencegahan corona virus di negeri tersebut ketika tanda-tanda serangan virus Corona di Inggris semakin meningkat John masih mengizinkan orang-orang menonton sepakbola di stadion, belum meliburkan sekolah dan pekerja dan lain-lain.
Setelah mendapat tekanan berkali-kali akhirnya Johnson mengumumkan lockdown seluruh Inggris mulai 23 Maret 2020 hingga 3 minggu ke depan. Akan tetapi baru 5 hari lockdown John mengumumkan dirinya sendiri bahwa ia tekena demam dan batuk tanda-tanda ringan terserang Covid-19 dan ia memilih mengisolosi diri ujarnya dalam siaran video melalui akun twitternya dari kediaman dinasnya di Downing Street Nomor 10.
Seminggu sebelum terpapar virus Corona Johnson seakan meremehkan larangan berjabat tangan di hadapan publik. Dalam lawatannya ke beberapa rumah sakit pun Johnson tetap melakukan salam jabat tangan. Ketika wartawan menanyakan padanya tentang hal itu (jabat tangan) seakan-akan tidak megikuti pencegahan (terhadap virus Corona) secara intenasional Johnson malah tertawa. Menurutnya ketika itu, jabat tangan adalah aktifitas sangat penting. John menduga orang senang dengan itu dan mengakui akan terus melakukannya.
Johnson dan Hancock beberapa hari sebelumnya juga pernah mengadakan pertemuan atau meeting kecil bersama Menlu Dominic Raab dan deputi Menkeu Rishi Sunak. Meskipun belum dapat dipastikan ketika pertemuan itu terjadi Johnson dan Hancock telah terpapar virus Corona tetapi faktanya Menlu Dominic Raab dan Menkeu Sunak masih baik-baik saja saat ini.
Kini Johnson sedang memikirkan apa yang dilakukannya terkait terlambat melakukan lockdown dan terkait aktifitas jabat tangannya sekalipun di rumah sakit pasien Corona.
Dari sisi usia jabatan Johnson baru saja "meraih" nya dari Theresa May pada 24 Juli 2019. Jika terjadi sesuatu terhaddap Johnson dalam arti kata kesehatannya tidak mendukungnya menjalankan tugas sebagai Perdana Menteri maka jabatan itu sesuai dengan aturan akan jatuh kepada Menlu Dominic Raab.
Soal jabatan mungkin hal biasa bagi Johnson yang sudah malang melintang dalam aneka jabatan politik di negeri Ratu Elizabeth. Tetapi soal jabat tangan itu mungkin kini jadi hal yang luar biasa dan mungkin jadi bahan pikirannya. Masalahnya dalam pertemuan dengan Ratu Elizabeth pada 11 Maret 2020 lalu ia juga berjabat tangan dengan sang Ratu. Sumber: USA Today.
Jangan tanya apa yang ada di dalam benak ratu saat ini, lebih baik fokus pada apa yang mungkin ada dalam pikiran Boris Johnson saat ini di dalam isolasinya jika terjadi sesuatu tidak diharapkan pada ratu yang telah berusia 93 tahun tersebut.
Meskipun China tempat pertam sekali berseminya Covid-19 dan Italia menjadi sasaran terdahsyat jumlah kematian di seluruh dunia (saat ini) atau AS dengan jumlah korban terpapar virus terbanyak (100 ribu orang) melebihi Italia, tetapi sejarah telah mencatat Boris Johnson adalah kepala negara masih aktf pertama di dunia yang terjangkit virus Corona dan itu terjadi di negeri yang super maju: Inggris.