Di Jepang, hingga pertengahan Maret 2020, obat sapu jagat Favipiravir sudah digunakan untuk sedikit saja penderita Covid-19. Menurut salah satu sumber di kementerian kesehatan Jepang, obat tersebut telah diberikan kepada 70 - 80 penderita covid-19 tetapi TIDAK bekerja dengan baik terutama pada pasien yang telah diserang sangat serius oleh virus Covid, sebagaimana ditulis oleh Guardian di sini.
Sejumlah pasien yang sembuh (dari) hasil sinar X antara pasien yang menkonsumsi Favipiravir menunjukkan peningkatan kondisi parau-paru hingga 91% dibandingkan 62% pasien yang tidak menggunakan obat tersebut. Tetapi klaim ini ditolak oleh pihak produsen obat tersebut (Toyama.co).
Belum ada informasi apakah obat ini juga pernah diberikan pada 750 penderita Covid yang dikarantina di dalam kapal pesiar Diamond Princess pada Februari 2020 lalu. Tetapi hingga kini pemerintah Jepang --entah karena alasan apa-- juga BELUM merekomendasikan secara resmi penggunaan obat Favipiravir untuk negaranya sendiri.
Mengapa pemerintah Jepang belum merekomendasikan merek Avigan buatan Toyama Chemical.co untuk mengatasi Covid-19 di negaranya sendiri? Apakah karena mereka sedang menyimpan "senjata" khusus yang disebut "Camostat Mesylate" atau karena ada hal lain misalnya karena memang belum menemukan antibiotiknya?
Berdasarkan laporan WHO nomor 59 edisi 19 Maret 2020, sampai kini total penderita covid-19 di daratan Jepang sebanyak 829 orang termasuk total kasus terbaru 15 orang dan kematian terbaru 4 orang.
Sejumlah ilmuan Jerman menduga Jepang telah menemukan obat khusus untuk memerangi Covid-19 yang disebut di atas sebagaimana dilansir oleh Forbes edisi 3 Maret 2020 lalu.
Terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia memborong Avigan sebagaimana disebut di atas perlu dilihat dari sisi positif, sebuah langkah peduli saat obat khusus memerangi Covid-19 belum ditemukan atau diperjual belikan secara massal.
Namun demikian di balik perhatian itu kita mengingatkan para ahli yang berkompeten agar memperhatikan apakah obat tersebut cocok untuk memerangi Covid-19?
Selain itu para ahli memberi masukan kepada pemerintah apakah penggunaan obat itu mengandung risiko Teratogenisitas dan risiko Embriotoksisitas, dan dalam kadar seperti apa hal itu bisa terjadi.
Para ahli berkompeten (medis dan kesehatan dan sebagainya) juga memberi arahan penggunaaan obat sapu jagat yang sejatinya efektif untuk mengatasi Ebola, Influenza H1N1, demam Lassa dan semam berdarah Argentina agar juga ampuh untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Peranan para ahli medis, obat dan kesehatan dan lain-lain sangat penting agar niat baik pemerintah berdampak positif dan maksimal.