Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ofensif Darat Tanpa Dukungan Udara, Turki Bisa Bahaya

24 Februari 2020   22:17 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:30 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Operasi besar-besaran pasukan Turki menandakan secara resmi ofensif di Suriah dilakukan dari kota Qaminas ke desa Nayrab (Naerab) pada 19/2/2020 sementara ini dapat disebut gagal. 

Pertama karena ratusan pasukan Turki dan ratusan pasukan pemberontak tidak (belum) mampu mengubah posisi dan merebut kota strategis Neyrab dari tangan pasukan Suriah (SAA).

Kedua, korban jiwa yang jatuh di pihak pasukan Turki meskipun sedikit (2 orang) tapi korban di pihak pasukan pemberontak dukungan Turki mencapai 14 orang. (Sementara korban di pihak SAA dan aliansinya mencapai 12 orang). Sumber : Aljazera.

Ketiga, belasan kendaraan tempur terdiri dari 5 tank, 3 APC pengangkut personil, sejumlah pick up bersenjata dan truk pembawa amunisi hancur akibat serangan udara yang dilakukan angkatan udara Suriah dan Rusia

Masih banyak alasan lainnya menegaskan gagalnya ofensif Turki di kawasan Idlib salah satunya mengacu pada ancaman Presiden Turki, Erdogan, akan membalas setiap serangan pasukan Suriah dengan cara sangat keras ternyata melunak meskipun (mungkin) untuk sementara waktu. 

Tiga jam setelah operasi tersebut Erdogan ternyata menyampaikan sesuatu yang bersifat menurunkan ketegangan yakni keinginannya berbicara dengan (telepon) Presiden Putin guna mencari solusi lebih lanjut.

Sebuah rekaman serangan udara Suriah terhadap posisi pasukan Turki terlihat betapa mudah dan ganasnya serangan udara  Suriah (Rusia) melumpuhkan gerak maju Turki, padahal Rusia telah meminta pada Turki agar keluar dari kawasan dimana akan terjadi serangan udara mereka.

Tampaknya Turki ragu pada himbauan tersebut, pasukan mereka terus merangsek maju. Ketika pasukan Turki dan milisinya tinggal beberapa ratus meter lagi mencapai sisi barat dan timur Nayrab sejumlah pesawat tempur Suriah-Rusia dibantu drone (memberi info tentang lokasi-lokasi strategis lawan) menghancurkan satu demi target Turki.

Belasan kendaraan tempur Turki yang jadi korban serangan udara dan artileri SAA jelas tidak sesuai dengan harapan Turki. Melihat kenyataan tersebut Turki sementara ini mengurugkan niat menyerang dan memilih bertahan di kota Idlib sementara para milisinya kembali ke posisi di desa Qaminas, Sarmin dan pos Syeh Yusu Haraji. 

Meskipun menunda serangan Turki terus mendatangkan pasukan darat dan milisinya. Menurut salah satu informasi, sejak Januari Turki telah memasukkan 2700-an kendaraan tempur dan puluhan ribu personil ke Suriah.

Saat ini Turki berusaha merebut Nayrab, tetapi di fron lain tetap terjadi pertempuran sebatas saling serang artileri. Sebuah serangan artileri SAA ke arah pasukan Turki kemarin (23/2/2020), seorang serdadu Turki dari mekanik Tank terkena pecahan mortir hingga tewas menjadi 17 orang sejak Februari 2020 saja. (Korban tewas dipihak SAA dalam versi Turki lebih 105 orang - red).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun