Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Turki Mengancam, Pasukan Suriah Mengganas

17 Februari 2020   19:47 Diperbarui: 17 Februari 2020   20:35 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi olahan penulis berdasarkan leveuamap.com edisi 15 dan 16 Februari 2020

Pasukan Turki balas melancarkan serangan serentak dari 12 pos pemantau mereka ke arah posisi SAA hingga menewaskan 51 pasukan SAA dan milisinya. Tak cukup sampai disitu, Turki tidak saja mengancam akan menggempur sengit hingga ke Damaskus tapi juga menambah lagi kekuatan secara massif. 

Di isi lain Turki memperlihatkan makin terbuka membantu pemberontak, termasuk menyerahkan sejumlah manpad yang terbukti makan korban 2 heli Rusia.

Tak terhitung berapa kali Turki sesuka hati membuat barikade dan pos tambahan di sejumlah lokasi strategis yang akan dilalui pasukan SAA untuk menyerang pemberontak yang kian terdesak. 

Dalam tindakan lain Turki sengaja memotong jalur arah serangan SAA lalu mengeluarkan ancaman akan melakukan pembalasan berat jika SAA melanggar kawasan tersebut.

Namun apa yang terjadi kemudian? Yang terjadi justru sebaliknya. Gerak maju SAA seakan tidak terbendung menerjang ketakutan dan ancaman di tengah tercabiknya indentitas sebuah bangsa dan negara berdaulat oleh negara lain.

Setelah merebut Maarrat al Nukman kota strategis penghubung Damaskus- Hama - Aleppo pada Januari 2020 ketajuhan kota-kota lainnya bagaikan efek domino. Jatuhnya kota utama itu seakan melumpuhkan logistik, pertahanan dan jalur distribusi bawah tanah pemberontak serta menjadi tempat perlindungan selama 8 tahun perang Suriah.

Gerak maju sangat cepat. Kota super strategis Saraqib yang berada di segi tiga gerbang kota Idlib jatuh ke tangan SAA hampir tanpa perlawanan. Sampai di sini SAA tampaknya "menghormati" ancaman Turki agar tidak masuk ke kota Idlib yang hanya berjarak 7 km dari Sarqib.

SAA membelokkan arah serangan ke timur laut atau ke arah provinsi Aleppo dengan tujuan melepaskan "kutukan" di kawasan Distrik Zahra pinggiran kota Aleppo yang telah jadi semacam jebakan maut untuk SAA selama 8 tahun perang Suriah di kota Aleppo dan sekitarnya. Kawasan ini sangat sult ditembus SAA seperti dataran tinggi di Kabanah, Lattakia.

Strategi lainnya adalah melepaskan kawasan Khan Tuman, sebuah kawasan depot logisitik raksasa Suriah sebelum perang terjadi. Beberapa kali yang telah dicoba tembus dari sisi lain kawasan Aleppo tetapi buntu bagaikan menembus tembok berlapis super baja. SAA akhinya menunda merebut kawasan tersebut sejak 2018 lalu. 

Senin 10/2/2020 lalu gerak cepat SAA dari arah Saraqib juga dilakukan SAA dari arah Aleppo sehingga aksis Saraqib dan Aleppo "bertemu" di Khan Tuman. Keduanya kemudian berbagi arah lagi,  SAA didukung milisi Iran konsentrasi ke arah Aleppo dan SAA dukungan Rusia (The TIger Force yang telah berganti nama menjadi resimen misi khusus ke 25) mengarah ke perbatasan Turki.

Sebagaimana terlihat pada gambar peta olahan penulis ambil dari liveuamap.com di bawah ini, SAA didukung milisi Iran akhirnya mampu membebaskan distrik Zahra pada 16 Februari 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun