Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pelaku Sejarah PBB, Bill Gates, dan Jack Ma Cuma Bisa "Ketawa" Lihat Sunda Empire-Earth Empire

28 Januari 2020   06:27 Diperbarui: 30 Januari 2020   01:27 2569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : (kiri) theherbstfoundation dan (kanan) tripadvisor.co.id. Diolah oleh penulis

Sebuah ruangan sangat besar di Herbst Theater, California jadi saksi bisu ketika 50 negara menandatangani piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada 26 Juni 1945, setelah menjalani  Konferensi San Francisco (25 April 1945 - 26 Juni  1946 1945)

Beberapa gedung digunakan untuk acara panjang tersebut yaitu Gedung Opera Memorial Perang San Francisco; Teater Herbst; Union Square; dan Lembaga Hoover dan lainnya tidak termasuk Hotel penginapan.

Berselang 4 bulan kemudian, piagam PBB itu diratifikasi oleh 5 negara anggota dewan keaman tetap PBB (AS, Rusia, Inggris, Perancis dan RRC) pada 24 Oktober 1945 di California menandai hari lahirnya PBB yang dipercayai sesuai sejarah hingga saat ini. Sehari kemudian pada 25 Oktober 1945 PBB beranggotakan 51 negara mengadakan sidang pertamanya. 

Suasana Teater Herbst 26 Juni 1945. Gambar : hoover.org
Suasana Teater Herbst 26 Juni 1945. Gambar : hoover.org
Ketika piagam PBB terbentuk Nasri Banks baru berusia 9 tahun. Dan ketika kekaisaran Sunda atau Sunda Empire-Earth Empire (SE-EE) menggelegar pada 2020 tahu-tahu Nasri Banks telah didapuk sebagai PM sedunia alias "Grand Prime Minister" pada usianya ke  66 tahun.

Sebagai PM sejagat, Nasri "bertugas" di Bandung memimpin pemerintahan dunia (setidaknya 54 negara) yang membentang dari Australia hingga semenanjung Korea seiring dengan berakhirnya pemerintahan satu dunia pada 20 Agustus 2020 akan datang. 

Setidaknya demikian pengakuan petinggi Sunda Empire lainnya yakni "Letjend" Raden Rangga Sasana (RSS) alias Edi Raharjo yang berasal dari kabupaten Brebes Jawa Tengah.

Nasri mantan guru Fisika kelahiran Sibolga (1954) yang mengajar di sebuah SMA/ SMK itu kini semakin larut dalam halusinasinya sebab akan menerapkan idiologi Pancasila di 54 negara pimpinannya nanti mulai 20 Agustus 2020 nanti.

Terkait dengan sejarah PBB disebut di atas sang PM yang dipanggil "babeh" oleh keluarganya dan kadang dipanggil "profesor" oleh tamunya serta dipanggil "Jenderal besar" bintang 5 oleh para pengikutnya (sempat) menulis di laman Wikipedia (telah dinormalkan kembali oleh tim resmi Wikipedia) bahwa sidang umum PBB pertama beranggotakan 51 negara justru diadakan di jalan Setia Budhi (Sunda Atlantis) pada Januari 1946. Kedudukan bangunan ini pada awalnya menggunakan bangunan ISOLA di Lembang,Bandung  (dari 1946  -1952) hingga gedung PBB selesai dibangun (digunakan) di Manhattan, NY, AS. 

Gambar : (kiri) theherbstfoundation dan (kanan) tripadvisor.co.id. Diolah oleh penulis
Gambar : (kiri) theherbstfoundation dan (kanan) tripadvisor.co.id. Diolah oleh penulis
Klaim Sunda Empire tentang PBB (seperti itu) pun sudah umum deketahui masyarakat sehingga dianggap mewakili sang "Perdana Menteri" sejagat. Siapapun penulis animous di wikipedia ituartinya mewakili Sunda Empire. 

Tampaknya ada halusinasi PBB dapat dikembalikan lagi ke posisi semula (Bandung) sebagai sentral pemerintahan ala SE-EE.

Pada kenyataannya PBB dibentuk berdasar bukti-bukti otentik dan perjalanan sejarah sebagaimana disebutkan di atas, bukan berdasarkan fantasi "Jenderal Besar" Nasri Banks" atau "letjen" RSS, atau pembesar SE-EE lainnya seperti letjend Renny bersuamikan letjen M.Alfarisi.

Beberapa peserta (masa itu) seperti Presiden Harry S.Truman, Raja Faisal dari Saudi Arabia, Carlos P.Romulo (Filipina), Faris El-Khouri  (PM Suriah), Peter Fresher (PM New Zealand) dan lain-lain adalah saksi hidup pada masa itu, mereka tahu persis bagaimana proses lahirnya piagam PBB yang terbentuk melalui proses yang panjang, bukan hikayat dongeng yang panjang ala SE-EE.

Pada saat peristiwa itu terjadi, meskipun Republik Indonesia telah merdeka tetapi belum jadi anggota PBB karena berbagai alasan. Indonesia baru jadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950, berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/491 bukan karena merasa gedung PBB nya masih ada di Bandung.

Andai saja salah satu dari mereka (pelaku sejarah PBB) itu masih hidup pasti ikut tertawa seperti Roy Suryo saat berdebat dengan "letjen" RSS (Edi Raharjo). Bedanya, Roy Suryo justru "hanyut" karena (katanya) mengadukan ke Polisi para penghayal tersebut telah menjungkir balikkan fakta sejarah dan berbohong. Sementara (diyakini) para pelaku sejarah PBB di atas justru tertawa sampai mules.

Para saksi sejarah justru berpesan,"Jangan diakomodir lagi hal-hal seperti itu. Sebab kalau diakomodir mereka justru jadi terkenal dan merasa terkenal. Membahas tentang mereka pun sesungguhnya tidak penting karena 100% halusinasi bertujuan menipu ."

Syarifuddin Yusuf, salah satu dosen pada Universitas Sriwijaya Palembang, "Nanti kalau diberitakan terus mereka 'melunjak' sehingga merasa seolah-olah sudah dikenal masyarakat luas dan bisa jadi itu malah bagian strategi mereka untuk diberitakan terus-menerus," ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara melalu Tagar.Id.

Para pelaku sejarah PBB mungkin semuanya sudah berpulang kepada-Nya, meninggalkan saksi bisu beberapa gedung bersejarah di California, jadi  kita ambil yang terdekat saja yaitu taipan Jack Ma dan bussinesman Bill Gates. Bisa, keduanya juga hanya bisa tertawa melihat klaim ala SE-EE. Jelas tertawa, tidak pakai biaya. Sementara membahasnya justru jadi keluar biaya, hehehehee.

Bill Gates dan Jack Ma. Gambar : Getty Image dan Indopolitka.com. Diedit oleh penulis
Bill Gates dan Jack Ma. Gambar : Getty Image dan Indopolitka.com. Diedit oleh penulis
Maka dari itu ada baiknya (ke depan) hal-hal seperti ini sebaiknya tidak dipublis lagi oleh media secara besar-besaran. Terpenting pihak berkompeten ambil tindkaan tegas saja agar tidak ada lagi para pembual bikin kerajaan cuma untuk cari untung dari biaya pendaftaran "anggota" mabuk kerajaan.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun