Awal Januari 2020, keluarga kerajaan Inggris dibuat heboh oleh keputusan Pangeran Harry bersama istrinya Meghan Markle secara resmi melepaskan statusnya sebagai warga senior kerajaan Inggris. Dengan demikian gelar "Duke" dan "Duchess of Sussex" dicopot dari dua sejoli tersebut.
Diana, ibunda Harry, setelah resmi cerai dengan Pangeran Charles (pada 1996) juga melepaskan hak kerajaannya. Selain itu Raja Edward VIII rela turun tahta demi menikah dengan seorang janda kembang asal Amerika Serikat Wallis Simpson pada 11 Desember 1936.
Putri Ayako dari Jepang juga memilih melepaskan hak kerajaannya demi menikahi Kei Moriya seorang pengusaha Jepang dari kalangan warga biasa. pada 2018. Sebelumnya putri Sayako juga duluan memilih menjadi warga biasa ketika memilih menikahi Yoshiki Kuroda pada 2005 lalu.
Selain itu Putri Thailand, Srirasmi dan Putri Ubolratana juga memilih menjauhi kerajaan dengan menikahi seorang pemuda AS, Peter Jensen pada 2016 lalu.
Masih banyak yang lain seperti pangeran Frio anak ratu Beatrix (Belanda) dan Pangeran Carl Johan dari Swedia telah memberi insiprasi pada kita betapa mereka tidak terlalu bahagia menjadi warga kerajaan karena justru memilih menjadi warga biasa.
Di sisi lain sangat kontras dengan fenomena sedang terjadi di negeri kita, orang berbondong-bondong bagaimana bisa hidup enak, mewah, mudah, dihormati, dibanggakan dan kaya raya secara mendadak serta berseragam militer di dalam sebuah kerajaan yang maha kaya raya.
Sekarang semakin susah mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan besar sementara kebutuhan hidup semakin meningkat dan harus bisa bertahan hidup, maka lahirlah para pembuat sejarah fiktif yang dikemas melalui sentuhan editan teknologi internet. Misalnya seseorang mengaku punya uang dolar dan emas batangan sangat banyak di Bank Swis. Hal ini dibuktikan dengan dokumen "aspal" hasil editan dari internet, tentu bikin warga biasa terperangah.
Sebuah kerajaan bisa dibentuk dengan cara sederhana melalui arisan, kumpul-kumpul, pengajian, orgnisasi sosial hingga muncullah tokoh pemberi pengaruh. Awalnya bukan idea kerajaan tetapi lambat laun bisa mengarah ke sana, seperti dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi pengganda uang tipuan.
Taat Pribadi akhirnya dinobatkan menjadi Raja di Raja se Nusantara pada 11 Januari 2016 ketika para "Tuan-tuan Raja" nusantara melantik Taat Pribadi sebagai Sri Raja Prabu Rajasa Nagara di sebuah lokasi desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo. Kompas.com, mencatat, saat pelantikan Taat Pribadi sejumlah utusan daerah yang mengaku "raja" yang hadir dari nusantara.
Fakta terakhir mengungkap Taat Pribadi hanya pembual besar. Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap dan dituntut 18 tahun penjara (untuk 3 kasus) di pengadilan Kraksaan Probolingo pada 1 Agustus 2017. Beginilah gambar raja Nusantara Taat Pribadi bebrapa waktu lalu.