Iran ternyata tidak sigap hadapi konflik tensi tinggi melawan AS saat melepaskan sejumlah rudal ke arah dua pangkalan AS di Irak pada 8 Januari 2020 lalu pada pukul 03.00 waktu Irak.
Hal ini terbukti dari keputusan para penjaga pertahanan udara khususnya satuan peluru kendali dari Pengawal Revolusi tidak sigap mendeteksi lawan atau bukan.
Pagi hari 8 Januari 2020 itu, sekitar pukul 06.12 atau 3 jam setelah Iran menyerang kepentingan AS, sebuah pesawat Ukraina nomor penerbangan PS752 baru saja melesat dari bandara Teheran Imam Khomeini International Airport (KIA) membawa penumpang ke arah Kiev Ukraina yang terdiri dari 78 Iran, 63 Kanada, 11 Ukraina (Termasuk 9 kru) 10 Swedia, 7 Afghanistan, 4 Inggris dan 3 orang Jerman.
Pesawat yang baru satu setengah menit lepas landas itu terdeteksi sebagai ancaman (serangan) AS dilayar radar pangkalan militer Parandak dekat bandara KIA.
Seakan tak mau terkecoh atau terlambat mengantisipasi objek tersebut unit penembak rudal mengaktifkan TOR M-1 rudal permukaan ke udara lalu mengejar ke arah sisi kanan pesawat tersebut. Tidak sampai 1 menit kemudian pesawat naas tersebut kena sasaran.
NATO memberi lebel SA-15 Gauntlet untuk perangkat militer yang terdiri dari alat peluncur dan sistem radar terintegrasi pada kendaraan pengangkut 9M330 atau 9M331 jenis tank yang mampu mengangkut 8 misil.
Senjata ini ditujukan untuk menyerang pesawat, helikopter, drone dan misil penjelajah dan diawaki oleh 1 sopir dan 3 personil (4 orang). Disebutkan juga senjata ini dapat mendeteksi objek bergerak sebanyak 42 objek dan mampu meluncurkan 2 misil untuk 2 target secara beruntun.
Apapun kecanggihannya sayang sekali senjata itu telah diarahkan terhadap objek komersil dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembalasan Iran terhadap AS.
Berdasarkan track FlightRadar24 pesawat tersebut langsung kehilangan kontak pukul 06.15 waktu setempat di ketinggian 7.925 feet pada kecepatan 275 knot setelah terbang selama 2,44 menit. Bola apinya menyala dan serpihannya berserak di sekitar 10 km dari bandara KIA.
Pada awalnya pejabat Iran belum mengumumkan penyebab pastinya meskipun banyak bukti rekaman video memperlihatkan adanya sekelebat rudal yang mengejar pesawat komersil tersebut dari arah belakang pesawat lalu menghantam pesawat tersebut hingga mengeluarkan bola api yang terlihat jelas pada malam hari.