Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

AS Siap Bidik 52 Target Iran, Bersiaplah PD3 di Timur Tengah

6 Januari 2020   17:55 Diperbarui: 6 Januari 2020   18:21 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : US NAVY/AFP via Getty Images

Ketegangan di timur tengah tambah meruncing setelah Presiden AS, Donald Trump melalui akunnya berkicau bahwa AS akan menghancurkan 52 target dan situs budaya Iran jika negara para mullah itu membalas. Kami tidak ingin diancam, ujar Trump (5/1/2020).

Trump mengingatkan kekuatan militer AS sangat besar. "AS baru saja menghabiskan 2 triliun dolar untuk membeli peralatan militer. Kami yang terbesar dan terkuat di dunia ini. Jika Iran menyerang kami akan kirimkan peraltan baru dan indah itu kepada mereka," tulisnya di sini.

Sejauh ini Iran masih berkabung sejak Letnan Jendral Qassem Soleimani dan rekannya Abu Mahdi al-Muhandis komandan PMF tewas dihajar oleh drone bersenjata AS di bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020 lalu. Puluhan ribu pelayat yang mengiringi prosesi pemakaman jenazah Soleimani di kampung halamannya di provinsi Khuzestan tidak membuat AS terinspirasi menahan amarahnya.

Dua kicauan Trump di atas benar-benar memperlihatkan Iran tidak ada apa-apanya (no thing) bagi AS tapi menjadi problem (mengancam) sudah bertahun-tahun. Trump mengatakan 52 target tersebut akan diserang dengan sangat cepat dan keras termasuk terhadap petinggi dan budaya strategis Iran. 

Target-target tersebut pembalasan untuk 52 sandera AS yang  disekap di Kedubes AS di Teheran pada 4 Nov 1979 hingga 20 Jan 1981 lalu atau pada masa akhir pemerintahan Jimmy Carter dan awal pemerintahan Ronald Reagan.

Dalam upaya operasi pembebasan tawanan di kedubesnya, Jimmy Carter memerintahkan operasi Eagle Claw pada 24 - 25 April 1980. Akan tetapi operasi yang melibatkan satuan elite AS (Delta Force, Rangers, CIA, Specialist Division dan disokong USAF, Marinir dan Navy) itu berakhir gagal.

Di sebuah sudut padang pasir Tabas, sebuah Helikopter mengalami kerusakan teknis dan terbakar saat diperbaiki akhirnya meledak menyasar sebuah pesawat logistik. Sebanyak 8 pasukan AS tewas. Operasi itu gagal dan jadi kenanga pahit seumur hidup setidaknya membekas dalam pikiran Trump sampai kini.

Kini pada awal 2020 Trump membalas, seorang Jendral strategis Iran terkulai hangus dibalik serangan roket drone AS. Sebagaimana disebutkan di atas Trump akan terus membalas dan telah menyiapkan 52 target yang siap diremukkan secara cepat dan tepat.

Trump tidak merinci, akan tetapi mengacu pada proksi Iran di sejumlah negara maka kemungkinan sasarannya adalah markas atau bangunan strategis serta petinggi di negeri itu sendiri, petinggi proksi Iran di Lebanon, Suriah dan Irak serta di Yaman dan di Afghanistan.

Target penting Iran di negeri Iran sendiri adalah : Gedung fasilitas  militer, pangkalan militer, reaktor nuklir dan pusat riset nuklir dan cagar budaya Iran yang tersebar di Iran.

Sementara itu di Lebanon, Irak dan Suriah target atau sasaran AS (dan Israel) adalah pangkalan milisi dukungan Iran yang dibangun di bawah tanah dan tentu saja pusat-pusat komando serta komandan milisi.

Perlawanan secara langsung milisi Iran di Suriah, Irak dan Yaman serta Lebanon tidak signifikan melawan kecanggihan perang teknologi AS dan Israel. Banyakk milisi yang akan jadi korban serangan udara dan misil AS-Israel. 

Berbeda sedikit dengan perlawanan Iran di negerinya sendiri. Iran mengerahkan segenap sumber daya perangnya melumpuhkan beberapa misil dan pesawat tempur musuhnya meskipun beberapa diantaranya lolos menghantam sasaran di Iran.

Iran akan membalas dengan cara perang asimetris. Sabotase tehadap kedua musuh abadi tersebut adalah cara paling murah meski tidak mudah. Melihat pada pola selama ini Iran tidak membalas secara langsung terhadap musuh-musuhnya melain melalui perpanjangan tangan atau proksi yang mereka percayai untuk melakukan tugas-tugas tersebut, misalnya Hezbollah di Lebanon, Quds Force di Irak, Houthi di Yaman dan IRGC di Suriah.

The Strategic Culture of the Islamic Republic of Iran edisi 25 November 2015 yang diterbitkan oleh Michael Eisenstadt di Washington Institute, daftar posisi strategis beberapa lokasi strategis AS dan Israel yang pernah dijadikan sasaran Iran terletak di Irak, Suriah dan Lebanon adalah :

  • Dalam upaya mengeluarkan AS dari Lebanon, Iran (melalui proksi Hezbollah Lebanon) melakukan pengeboman terhadap kedubes AS di Beirut pada 24 Oktober 1983. Akibatnya, 241 marinir AS tewas menyebabkan pasukan AS ditarik seluruhnya dari Lebanon.
  • Menanggapi pembunuhan terhadap Abbas Musawwi, sekjen Hezbollah di Lebanon pada 16 Februari 1992, intelijen Iran melakukan pengeboman terhadap kedubes Israel di Buenos Aires 3 bulan kemudian pada 19 Mei 1992. Akibatnya puluhan orang Israel dan Yahudi tewas.
  • Menanggapi serangan udara Israel terhadap Hezbollah di Ayn Ar-Ardara Lebanon pada 2 Juni 1994 langsung dibalas 1 bulan kemudian pada 18 Juli 1994, sebuah lokasi komunitas Yahudi (juga di Argentina) dibom menyebabkan 85 Yahudi meregang nyawa.
  • Dua bulan setelah Kongres AS mengesahkan 18 - 20 juta USD untuk operasi anti Hezbollah di Iran terjadi serangan dilakukan Hezbollah di komplek perumahan militer AS di Dharan, Saudi menyebabkan 19 tentara AS tewas dan melukai ratusan orang lainnya.
  • Setelah Saudi membantu Bahrain mengatasi pergolakan warga Syiah di sana intelijen Iran (dituduh oleh sumber di atas) mendalangi usaha pembunuhan terhadap dubes Saudi di Mexico, Pakistan dan Mesir.

Begitulah taktik Iran membalas jika tidak ingin terlibat dalam perang frontal melawan AS dan Israel. Diperkirakan Iran pasti akan membalas dalam waktu dekat meskipun AS (juga Israel) mengancam akan melumat 52 target disebutkan di atas tapi tak akan menggoyahkan niat Iran membalas sakit hati cepat atau lambat karena bangsa Iran telah (dicuci pemikirannya) atau dibentuk menjadi "martir" demi agama, bangsa dan negara negaranya.

Jendral Gholamali Abuhamzeh salah salah satu komandan IRGC di provinsi Kerman malah sudah mendaftar lebih dahulu 35 target AS dan Israel sebagai pembalasan. Abuhamzeh malah merinci yakni target AS yang melintasi selat Hormuz dan Tell Aviv.

Menurut pengamatan analisis jika Iran membalas dan AS melaksanakan tindakan lebih keras akan terjadi spiral pertikaian PD3 yang akan melibatkan Cina, Rusia dan Turki melawan hegemoni AS dengan sangat cepat dalam pertikaian tersebut.

Sumber : Dailymail dan Bostonherald.com. Diedit oleh penulis
Sumber : Dailymail dan Bostonherald.com. Diedit oleh penulis
Di AS sendiri warga di 70 kota besar dan kecil telah melakukan protes melihat gelagat pemimpinnya yang haus berperang. Aneka olok-olok terhadap Trump di akunt tweeternya pun belum menggoyahkan Trump membawa AS ke jurang PD3. Akankah kebesaran ini yang diinginkan oleh AS yang punya segudang impian sebagaimana dilontarkan Donald Trump di atas?

Dimanakah posisi kita? Gajah-gajah raksasa bakal bertarung, sayangnya semut-semut bisa jadi korban. Bersembunyi sekalipun masih terancam punah.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun