Partai PKB termasuk dalam kubu setuju hak angket. Ironnisnya 2 anggota DPR dari fraksi PKB berbeda pendapat dengan26 anggota PKB lainnya. Keduanya mendukung kubu yang setuju yaitu: Golkar, PDI-P, PKS, Hanura, Lily Wahid (PKB), dan Effendy Choirie (PKB) total 260 suara.
Tidak lama setelah itu, 29 Maret 2011 ketua fraksi PKB di DPR saat itu (Marwan) mengumumkan pergantian antar waktu (PAW) alias recall dijatuhkan terhadap 2 politisinya karena dianggap tidak sejalan dengan garis dan kebutuhan partai.
Meski beda kapasitas, beda kelas dan beda kasus tapi pelajaran politik yang kita lihat dari 3 politikus Demokrat yang tidak sejalan dengan arah partainya dalam upaya pemakzulan terhadap Presiden jelas sebuah sikap yang bertolak belakang dengan strategi partai.
Kembali ke AS, AS tidak mengenal istilah Recall untuk anggota Senat atau di DPR karena tidak ada mekanisme yang mengatur hal tersebut. Meskipun demikian ada hukuman tertinggi hingga terendah pada anggota yang terlibat kriminal atau melawan hukum AS yaitu: Expulsion (pengusiran); Expel (dikeluarkan); Censured (disensor); Convicted (hukuman bertahap); Reprimanded (ditegur).
Hukuman tertinggi Expulsion dan Expel hanya bisa terjadi apabila 2/3 DPR atau Senat yang berasal dari partai yang sama menyetujui hukuman dikeluarkan atau diusir dari partai.
Jadi pengurus partai Demokrat tidak bisa sewenang-wenang memberhentikan anggotanya jika ada yang tidak selaras dengan strategi partai.
Dari sini pelajaran politik yang bisa kita dapatkan dalam proses impeachment Presiden AS, Donald Trumpa adalah kebebasan bersikap dan menentukan pilihan sangat dijunjung tinggi di AS.
Pelajaran politik lainnya adalah meskipun suasana politik panas tidak ada demonstrasi anarkis. Tidak perang petasan antara pendukung Trump dengan anti Trump. Tidak ada toko dan plaza atau supermarket yang tutup kuatir dijarah.
Juga tidak ada pelemparan botol minuman dan pemasangan spanduk bernuansa mencekam. Kondisi politik dan ekonomi serta aktifitas sehari-hari berjalan dengan normal.
Tidak tahu bagaimana kondisinya JIKA itu terjadi di negara lain. Entah karena baru belajar demokrasi atau demokrasi yang acak adul sehingga serba berantakan (hampir) di mana-mana.
abanggeutanyo