Setelah lolos di tingkat DPR (majelis rendah atau House of Representatives) upaya pemakzulan terhadap Presiden AS, Donald Trump tinggal selangkah lagi. Nasibnya akan ditentukan dalam sidang kongres senator beranggotakan 100 orang pada Januari 2020 akan datang.
Senator dari Partai Demokrat berjumlah 45 orang (didukung oleh 2 orang dari independen, total 47 senator) dengan suara bulat pasti akan berusaha memuluskan upaya impeachment terhadap Trump.
Akan tetapi jumlah itu belum tentu berhasil karena masih ada 53 senator lagi dari partai Republik (GOP Senators) siap menggagalkan rencana tersebut.
Sedikitnya memerlukan 2/3 suara dalam sidang kongres senator untuk melengserkan Trump. Itu artinya butuh minimal 75% suara, dengan kata lain perlu 67 suara merealisasikan pemakzulan terhadap Trump.
Dengan demikian nasib Trump sangat bergantung pada 20 senator Republikan yang (sebut saja) "membelot" memberi peluang Demokrat melengserkan Trump atas dasar 2 delik hukum, yakni penyalahgunaan wewenang dan menghalangi anggota kongres melakukan penyelidikan.
Siapakah 20 senator Republik yang berpotensi mendukung "lengser keprabon" terhadap Donald Trump?
Meskipun sulit ditebak tapi mengacu pada kultur politik yang menempatkan kepentingan sebagai teman atau lawan maka bisa jadi akan ada senator Republik yang akan mendukung Demokrat dalam sidang impeachment nanti.
Mengacu pada beberapa peristiwa dukungan senator Republik pada Demokrat dalam beberapa pemungutan suara di kongres majelis tinggi AS memang sering dan pernah terjadi. Salah satunya ada dalam peristiwa program darurat nasional berupa pembangunan tembok perbatasan AS - Mexico.
Dalam sidang kongres pada 15 Maret 2019 terdapat 12 senator Republikan membantu Demokrat untuk menggagalkan rencana Donald Trump membangun tembok perbatasan tersebut.
Akan tetapi dukungan 12 suara senator Republikan tersebut gagal meloloskan veto menghentikan rencana tersebut sehingga Trump melanjutkan proyek pembangunan tembok senilai 5,7 miliar USD tersebut.
Mengacu pada peristiwa tersebut tampaknya hanya ada 12 senator Republikan yang mungkin bisa membantu Demokrat melengserkan Donald Trump. Mereka adalah:
Marco Rubio, Lisa Murkowski, Rand Paul, Rob Portman, Mike Lee, Lamar Alexander, Jerry Moran, Pat Toomey, Mitt Romney, Roger Wicker, Roy Blunt, and Susan Collins.
Ke 8 senator itu (mungkin) berasal dari 22 senators yang tidak akan ikut bersaing lagi menjadi senator pada 2020 akan datang, kecuali pimpinan Senator GOP, Mitch McConnell yang memang berikrar sumpah setia membela Trump bersama 3 pengurus teras GOP lainnya.
Trump sangat berharap banyak pada McConnel sampai harus memanggilnya 3 kali sehari untuk mendapatkan kepastian dari seluruh senator GOP juga untuk mewaspadai adanya senator GOP yang tidak loyal seperti Romney, sebut CNN di sini.
Jika Trump berhasil dilengserkan maka sesuai dengan konstitusi AS, wakil Presiden Pence akan meneruskan jabatan tersebut hingga usai pada Januari 2022 nanti.
Meski agak ragu tapi Pence pasti bernafsu mencapai posisi tersebut karena menurut pembentukan opini kekuatan kandidat calon Presiden - Wapres 2020, Trump telah pasang kuda-kuda akan berpasangan dengan Nikki Haley mantan Dubes AS untuk PBB. Menurut sumber ini Haley dapat memberi nilai tambah untuk Trump jika mampu lolos sebagai kandidat dalam kampanye pilpres mulai November 2020 nanti.
Melihat peluangnya sangat tipis mendampingi Trump untuk kampanye 2020 tampaknya Pence harus mengambil langkah strategis setidaknya berharap agar Trump dilengserkan. Dan ia sangat berharap pada senator GOP memahami keinginan Pence tersebut.
Naiknya Pence dari Republik tidak akan membuat Republik kalah dari Demokrat sebab bukan Hillary Clinton yang akan menggantikan Trump jika pemakzulan itu terjadi.
Jika senator GOP mengedepankan penilaian warga AS yang melihat performa Trump semakin memburuk dan bertingkah aneh-aneh maka inilah saatnya memberi literasi Demokrasi berharaga untuk Presiden AS manapun di masa akan datang agar menjaga tugas dan wewenang sebagai Presiden AS dengan sebaik-baiknya jika tidak mau dikenakan pemakzulan.
Meskipun Trump lolos dari pemakzulan tetapi kondisi ini jelas sebuah penghinaan besar terhadapnya. Trump sendiri mengaku ia merasa dihina sebagaimana dikutip dari surat 6 halaman ditujukan kepada Nancy Pelosi ketua DPR AS. "Engkau telah merendahkan dengan menganggap penting sebuah kata yang jahat, pemakzulan! " tulis Trump sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Tampaknya upaya lengser keprabon ala Presiden AS sangat pelik dan banyak syaratnya bahkan mustahil rasanya. Trump dilengserkan dengan mengharap keajaiban melalui pembelotan (setidaknya) 20 senator Repulikan? Mari kita lihat saja bagaimana hasilnya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H