Shalfa Avrila Siani, atlet senam wanita masih duduk di kelas XII sebuah SMA gagal memenuhi impiannya ke SEA Games 30, Filipina karena (mengaku) dituduh oleh Irma pelatihnya tidak perawan lagi.
Rabu, 13 Nopember 2019 benar-benar hari kelabu bagi gadis manis itu. Pelatihnya menelfon orang tuanya untuk mengambil kembali Shalfa dari asrama Pelatnas dengan alasan, "sudah tidak virgin lagi."
Setelah dipulangkan Shalfa dibawa ke rumkit Bhayangkara oleh keluarganya untuk di visum. Hasilnya, wow... Shalfa ternyata masih perawan. Hasil ini pun diberitahu via WA ke pelatihnya (Irma) tetapi apa daya sang pelatih meragukan hasil tersebut dan meminta lagi agar Shalfa dibawa ke Rumah Sakit Umum Gresik.
Imam Mukhlas, kuasa hukum menilai sikap Irma tidak jelas memvonis atletnya tanpa dasar sebab ketika diberitahukan hasil visum dari Rumkit Bhayangkara sang pelatih malah meminta visum ulang ke rumkit lainnya.
Gatot S. Dewa Broto, Sekretaris Kemenpora telah memberi penjelasan bahwa posisi Shalfa digantikan oleh atlet lainnya karena kurang disiplin dan tidak fokus, sehingga prestasinya menurun. "Jadi tidak ada pemulangan paksa oleh pelatih Persani," ujar Gatot Jumat 29/11/2019 yang mengaku telah melakukan konfirmasi pada Ketua Umum Persani (Ita Yualita) dan pelatih senam Jawa timur sekaligus pelatih kepa tim senam SEA Games (Indra Sibarani).
Di sisi lain, keluarga Shalfa merasa terpukul karena (merasa) anaknya dikembalikan seperti sampah. Shalfa sendiri mengurung diri hingga tidak bersekolah beberapa hari setelah dikembalikan, merasa malu dan terpukul karena teman-temannya menduga ia sudah tidak perawan lagi.
Apakah benar pelatih menghakimi keperawanan Shalfa dengan asusmsi ataukah karena Shalfa dan keluarganya kecewa akibat gagal menuai asa di Filipina?
Tak tahulah mana yang benar yang jelas jika pelatihnya memvonis Shalfa seperti itu tampaknya hal itu bisa termasuk katagori pelecehan seksual (abuse). "Jika benar pelatihnya menuduh atletnya tidak perawan ituadalah pelanggaran dan masuk katagori pelecehan seksual," ujar Ita, ketua umum Persani.
Benarkah hal itu merupakan pelecehan seksual? Berdasarkan informasi ternyata banyak sekali bentuk pelecehan seksual itu. Beberapa diantaranya perlu kita kenal dan hindari adalah :
- Menceritakan lelucon bersifat seksual
- Mendistribusikan secara eksplisit gambar bersifat seksual/pornografi
- Surat, catatan, email, dan panggilan telepon yang bersifat seksual
- Membuat peringkatberdasarkan penampilan/atribut fisik seseorang
- Berkomentar bernada seksual tentang pakaian, anatomi, atau penampilan fisik seseorang
- Siulan atau panggilan yang bernada seksual
- Gerakan tubuh bersifat seksual seperti mengedipkan mata, menjilat bibir, atau menyodorkan panggul
- Ancaman secara langsung maupun tidak langsung atau menyuap untuk aktivitas seksual yang tidak diinginkan
- Berulang kali meminta seseorang untuk berkencan untuk berhubungan seks
- Nama-panggilan, seperti jalang atau pelacur
- Memberi tatapan tidak sopan (menatap payudara perempuan, atau bokong pria)
- Pertanyaan yang tidak diinginkan tentang kehidupan seks seseorang
- Sentuhan, pelukan, ciuman, belaian yang tidak diinginkan terhadap seseorang
- Menguntit seseorang
- Menyentuh diri sendiri secara seksual dihadapan seseorang
- Kekerasan seksual, Penganiayaan dan Pemerkosaan
Berdasarkan daftar pelecehan di atas dimanakah bentuk pelecehan terhadap Shalfa oleh pelatih senamnya? Tak tahulah dimana letaknya, mungkin pembaca budiman dapat menunjukkannya.
Korban pelecehan seksual bisa jadi adalah laki-laki ataupun perempuan, tetapi dibanding lelaki, para wanita lebih sering jadi korban pelecehan seksual. Korban bisa jadi adalah lawan jenis dari pelaku pelecehan ataupun berjenis kelamin yang sama
Pernah terjadi sebuah kasus pelecehan seksual berantai terhadap pesenam anak-anak dan remaja wanita dilakukan oleh seorang dokter tim senam nasional AS, Lawrence Gerard Nassar sejak 1996 hingga 2014. Sangat banyak pesenam nasional AS yang jadi korban pelecehannya dari usia 13 tahun hingga remaja.
Petualangan" si burung Nazar" itu akhirnya terhenti pada 17 Juni 2015 ketika Maggie Nichols salah satu atlet nasional melaporkan Nassar ke pejabat senam AS.
Setelah diperiksa Nassar dituduh telah melakukan pelecehan seksual (Sexually Abused) terhadap 250 orang selama 18 tahun berkarir di sana.
Melalui serangkaian persidangan terungkap Nassar telah memangsa korbannya dengan berbagai macam bentuk pelecehan. Dia tak dapat menolak lagi setelah semakin banyak saksi yang mengakui jadi korban aksi bejatnya.
Pada 24 Januari 2018 si "burung Nazar" itu pun dijatuhi hukuman tak tanggung -tanggung, selama 175 tahun (seratus tujuh puluh lima tahun) penjara. Pengadilan negara bagian Michigan menjatuhkan vonis tersebut atas 7 tuduhan saja. Ketika itu usia Nassar baru 55 tahun, bisa jadi ia keluar paling lambat pada usia 230 tahun.
Kembali lagi pada kisah dugaan pelecehan seksual terhadap atlit senam Indonesia di atas. Akankah hal itu terbukti? Tampkanya ini bakal seru apalagi jika pihak terkait ikut membela Shalfa. Terlebih lagi jika kontingen senam (senam lantai) wanita pulang dari Sea Games Filipina dengan "tangan hampa," bisa sengkarut jadinya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H