Pasti kita sudah simak tayangan video Agnes Monica (Agnes Mo) di studio BUILD Series saat menjalani wawancara eksklusif bersama Kevan Kenney. Di situ Agnes mengutarakan banyak hal yang tidak perlu lagi diuraikan panjang lebar dalam artikel ini. Sudah banyak dikupas apa saja yang telah diutarakan Agnes termasuk yang menimbulkan kontroversial saat menyatakan dirinya sesungguhnya tidak berdarah Indonesia.
Wawancara itu sesungguhnya dilaksanakan pada 25 Nopember 2019 terjadi saat album Agnes terbaru berjudul "Wanna Be Loved" yang telah diluncurkan pada 22 Oktober 2019 lalu sesungguhnya pada awalnya kurang mendapat sambutan. Hal itu terbukti dengan upaya Agnes meminta bantuan fansnya di mana saja berada untuk membagiakan klip video lagu tersebut untuk mencapai 1 juta penonton.
Akan tetapi melalui video resmi album tersebut pada hari ini 27/11/2019 jumlah penonton lagu tersebut telah melewati 1,6 juta penonton dan 93 ribuan like.
Pencapaian itu jauh lebih buruk daripada yang diperoleh pada album resmi "Coke Bottle" yang dirilis pada 1 April 2014 telah tembus 21 juta penonton dan 211 ribuan likes.
Belum diketahui apa nasib lagu Wanna Be Loved, tiba-tiba kita dihentakkan kembali oleh Agnes. Hentakan kali ini bukan dari lagu bergenre Rap tersebut tetapi dari pernyataannya pada wawancara di atas yang "direspon" sangat berlebihan oleh sebagaian penggemarnya.
Akibat respon berlebihan itu ternyata justru menguntungkan Agnes. Dari laman resmi Instagramnya di AQNESMO mencapai 19,6 juta followers kita dapat lihat jumlah tontonan sejumlah video dan gambar yang pernah dirilisnya dari pertama hingga terkini rekaman wawancaranya.
Tak usah dijelaskan lebih rinci, Agnes telah memperoleh dua bahkan tiga kemenangan sekaligus. Pertama berhasil menaikkan pamor lagu terbarunya. Kedua mampu menaikkan ratingnya dalam dunia penyanyi di AS dan menjaring kembali penggemarnya di tanah air. Dan kemenangannya ke tiga adalah dianggap telah berkata jujur dan seadanya oleh sebagaian warga dan pejabat di Indonesia.
Sebagaimana diketahui polemik tentang pernyataan Agnes telah memantik perhatian Istana Negara. Pada hari ini Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan "Jangan terus menggoreng Agnes tidak nasionalis. Menurut saya sih enggak," ujarnya dan menambahkan sudah kenal dan bertemu Agnes beberapa kali, dia tidak seperti itu.
Agnes juga pernah bertemu Presiden Jokowi pada 11 Januari 2019 lalu. Dalam pertemuan itu selain menceritakan pengalamannya bisa berkarier di AS ia juga meminta dukungan presiden. "Bagaimana pun saya kan juga duta negara di sana (AS)," ujar Agnes saat kunjungan itu.
Beberapa pengamat menilai Agnes Mo berkata jujur terkait pernyataannya dalam wawancara tersebut oleh karenanya justru diberi apresiasi setidaknya jangan digoreng-goreng lagi sebagaimana disebutkan Moeldoko.
Akibat pernyataan Agnes tak sedikit kini orang mulai membuka kembali catatan lembaran sejarah Indonesia, siapa sesungguhnya bangsa Indonesia itu. Dari mana asal usul bangsa Indonesia bahkan ada yang coba menyarankan mengkaji DNA bangsa Indonesia darimana asalanya.Terlalu panjang dan ribet untuk itu bukan?
Intinya adalah Istana Negara saja sudah menyatakan tidak ada masalah dengan pernyataan Agnes kenapa kita jadi ngenes (nyesek) mendengarnya?
Sebagai bangsa Indonesia kita wajar mempertanyakannya pernyataannya Agnes tapi tidak dapat memvonisnya tidak nasionalis, sampai terasa menyesakkan dada rasanya.
Sebagai alternatif kita dapat saja menyebutnya egois dan tidak konsisten. Egois karena sejak lahir dan meniti karir dari penyanyi cilik hingga sukses jadi penyanyi top berawal dari bawah di negeri ini. Sebuah acara "Tralala-Trilili" jadi saksi betapa Agnes memulainya dari masa kecil hingga Go Internasional.
Penulis dan seorang anak pernah harus berdesakan beli karcis untuk menikmati piawainya Agnes sebagai penyanyi populer saat itu 2006 di sebuah hotel bintang 4 di Pekanbaru.
Duta bangsa apakah yang dimaksud Agnes? Bangsa campuran antara Cina, Jepang dan Jerman? Tapi bangsa dan negarakah itu, sementara ia berbicara sebagai duta Indonesia di hadapan pemimpin negara dan bangsa Indonesia. Bukankah itu artinya Agnes tidak konsisten?
Jadi betul kata Moeldoko, jangan digoreng-goreng. "Kalau egois iya," ujarnya.
Masih ada cara lebih bijaksana "menghukum" seorang artis atau penyanyi tidak nasionalis. Untuk memberi efek jera sebaiknya tidak dicaci maki di media sosial melainkan tidak membeli lagunya, tidak mendengarkan lagunya, tidak menonton videonya dan tidak perlu menulis apalagi mengundangnya mengisi acara pertunjukan.
Nasionalisme perlu dijaga tapi hindari "goreng menggoreng" soal itu , bikin popularitas yang digoreng justru tambah harum. Pembawa acara "Tralala-Trilili" itu merasakannya, ia makin kesohor sementara yang ngenes makin nyesek aja rasanya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H