Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Istana Negara Bela Agnes, Kenapa Kita Jadi Ngenes?

27 November 2019   19:55 Diperbarui: 27 November 2019   20:29 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agnes Monica dalam kunjungannya ke Istana Negara pada 11 Januari 2019, ditemani Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Gambar : Kompas.com

Intinya adalah Istana Negara saja sudah menyatakan tidak ada masalah dengan pernyataan Agnes kenapa kita jadi ngenes (nyesek) mendengarnya?

Sebagai bangsa Indonesia kita wajar mempertanyakannya pernyataannya Agnes tapi tidak dapat memvonisnya tidak nasionalis, sampai terasa menyesakkan dada rasanya. 

Sebagai alternatif kita dapat saja menyebutnya egois dan tidak konsisten. Egois karena sejak lahir dan meniti karir dari penyanyi cilik  hingga sukses jadi penyanyi top berawal dari bawah di negeri ini. Sebuah acara "Tralala-Trilili" jadi saksi betapa Agnes memulainya dari masa kecil hingga Go Internasional.

Penulis dan seorang anak pernah harus berdesakan beli karcis untuk menikmati piawainya Agnes sebagai penyanyi populer saat itu 2006 di sebuah hotel bintang 4 di Pekanbaru.

Dokumen Pribadi saat menyaksikan pertunjukan Agnes di Pekanbaru 2006. Insert : Agnes Oktober 2019 dalam sebuah pertunjukan di AS.
Dokumen Pribadi saat menyaksikan pertunjukan Agnes di Pekanbaru 2006. Insert : Agnes Oktober 2019 dalam sebuah pertunjukan di AS.
Tidak konsisten karena dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana pada awal 2019 lalu Agnes manyatakan dirinya sebagai duta bangsa di AS. Ia mohon dukungan Presiden.

Duta bangsa apakah yang dimaksud Agnes? Bangsa campuran antara Cina, Jepang dan Jerman? Tapi bangsa dan negarakah itu, sementara ia berbicara sebagai duta Indonesia di hadapan pemimpin negara dan bangsa Indonesia. Bukankah itu artinya Agnes tidak konsisten?

Jadi betul kata Moeldoko, jangan digoreng-goreng. "Kalau egois iya," ujarnya.

Masih ada cara lebih bijaksana "menghukum" seorang artis atau penyanyi tidak nasionalis. Untuk memberi efek jera sebaiknya tidak dicaci maki di media sosial melainkan tidak membeli lagunya, tidak mendengarkan lagunya, tidak menonton videonya dan tidak perlu menulis apalagi mengundangnya mengisi acara pertunjukan.

Nasionalisme perlu dijaga tapi hindari "goreng menggoreng" soal itu , bikin popularitas yang digoreng justru tambah harum. Pembawa acara "Tralala-Trilili" itu merasakannya, ia makin kesohor sementara yang ngenes makin nyesek aja rasanya.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun