Sebagaimana diketahui sejumlah petempur Hurras Ad-Deen ditemukan tewas dekat bungker bangunan Al-Baghdadi saat pasukan komando dari resimen pertama Delta Force, AS datang menyerbu. Belum dapat dikonformasi kebenaranyannya, disebutkan, seorang komandan Hurras Al-Deen (HAD) ditemukan tewas bersama beberapa anak buahnya.
Berdasarkan bukti tesebut dapatkah disimpulkan kelompok tersebut jadi pasukan pelindung Abu Bakar Al-Baghdadi (ABB) yang selama ini "sembunyi" di sana? Untuk mengetahui kemungkinannya mari kita lihat beberapa peristiwa terkait HAD berikut ini.
Dibentuk pada 27 Februari 2018, markas dan kontrol wilayahnya tidak luas, hanya beberapa kota dan desa-desa berada dekat perbatasan Turki dan Suriah di provinsi Idlib, sekitar 7-10 km dari perbatasan Turki.
Sejak Januari 2019 seluruh kawasan Idlib sesungguhnya di dominasi oleh Hayat Tahrir Al-Sham atau HTS (dahulu Front al-Nusra). Namun beberapa kawasan -atas pertimbangan khusus- dipercayakan pada kelompok rifal (aliansi HAD) dan kelompok fron nasional langsung di bawah FSA.
HAD pada awal pendiriannya didirikan oleh Abu Humam al-Shami namun beberapa bulan kemudian diganti oleh Khalid al-Aruri alias "Abu al-Qasam" semuanya beridiologi sama patuh pada Al-Qaeda dibawah Ayman al_Zawahri.
Diperkirakan berkuatan 3000 milisi, HAD terdiri dari beberapa grup kecil lagi yaitu : Jaysh al-Malahim; Jaysh al-Badia; Jaysh al-Sahel; Saraya al-Sahel; Saraya al-Kabul; Jund al-Sharia; Jund al-Aqsa; Ansar al-Haqq; Abna al-Sharia dan mungkin masih ada beberapa grup lainnya.
Awal 2019 HAD menyatakan pisah dengan HTS setelah grup besar itu menyatakan keluar dari Al-Qaeda. HTS dituduh telah melemahkan dominasi Free Syrian Army (FSA) dalam pemberontakan. Tudingan lain adalah HTS melakukan pencurian senjata bantuan CIA sehingga pemimpin HAD memilih keluar dari HTS. Akibatnya kerap terjadi clash bersenjata antara kedua geng tersebut.
Pada 29 September 2019 terjadi kembali pertempuran sengit antara keduanya. Meski unggul jumlah dan kekuatan tapi lagi-lagi HTS tidak dapat melucuti HAD berkekuatan minim tersebut.
Pada akhirnya HTS "berbagi wilayah" dengan cara membiarkan kelompok saingannya itu menguasai 10% kawasan saja, sedangkan HTS mendominasi hampir 66% wilayah Idlib sejak 4 Januari 2019, yaitu sebuah provinsi yang masih dikuasai pemberontak hingga saat ini. Sisanya dibagikan milisi jihad dukungan partai Islam Turki.
Salah satu kawasan yang dikuasai HAD berada di sekitar perbatasan Turki - Suriah (dalam provinsi Idlib) yaitu desa Barisha yang jaraknya hanya 5 km saja dari peratasan Turki - Suriah (dalam kawasan PRovinsi Idlib). Di desa inilah ternyata pemimpin ISIS paling dicari AS dengan bayaran 25 juta USD itu berada.
Faktanya pada saat serangan itu disebutkan menewaskan belasan petempur Hurras al-Deen yang terjadi 2 hari sebelum serangan AS terjadi.
Pada 1 Juli 2019, AS pernah melancarkan serangan di kawasan hampir sama, menewaskan sejumlah petempur HAD. Serangan berikutnya, menurut The US Central Command (CENTCOM) pada 31 Agustus 2019 lalu menewaskan 40 petempur HAD.
AS juga pernah menawarkan hadiah sebesar 5 juta USD untuk usaha penangkapan tiga dedengkot jihadis HAD yang disebut oleh Departemen Luar Negeri AS adalah Sami al-Uraydi, orang Yordania, Abu 'Abd al-Karim al-Masri, orang Suriah, Faruq al-Suri .
Jelas sekali, AS telah lama memonitor adanya keterkaitan HAD (Al-Qaeda) dengan ABB (ISISI), hal ini terlihat dari pengambilan foto satelit di atas bunker bangunan ABB yang diambil melalui udara sejak 20 Januari 2018 hingga jelang serangan pada 27 Oktober 2019 lalu. Selain itu beberapa serangan AS menargetkan kelompok HAD mempertegas adanya indikasi erat antara HAD yang berafliasi dengan Al-Qaeda juga mengawal pemimpin ISIS, Baghdadi.
Tampaknya HAD yang terdiri dari petempur jihadis manca negara itu telah jadi semacam pasukan pengawal khusus sang Khalifah yang bermimpi mebentuk kekhalifahan setidaknya untuk kawasan Levan. HAD identik dengan tugas khusus mirip "paspampres" nya Baghdadi.
ABB telah berada di tempat persembunyiannya lebih 22 bulan sejak memotret pertama sekali bungker Baghdadi melalui udara pada 20 Januari 2018. Setidaknya ABB sembunyi di sana selama 10 bulan sejak ISIS dikalahkan secara defakto oleh AS/SDF pada Desember 2018, atau 7 bulan sejak benteng terakhir ISIS di Baghouz jatuh ke tangan SDF/AS pada Maret 2019 lalu.
Mengacu pada terbentuknya HAD pada 27 Februari 2018 dan Baghdadi telah berada di sana sejak Januari 2018 tampaknya pasukan HAD sengaja dibentuk dari hasil kompromistis HTS, HAD dan negara tertentu untuk melindungi ABB di kawasan penyangga tersebut.
Mengapa bukan HTS tapi justru HAD jadi sasaran, tampaknya juga terdapat indikasi kelompok inilah yang melindungi Al-Baghdadi di sana. Padahal secara idiologi HAD adalah kelompok Al-Qaeda yang setia pada pemimpinnya Ayman Al Zawahri, tapi mengapa mereka ada di sana disamping Al-Baghdadi pemimpin ISIS?
Keberadaan HAD dan ABB di kawasan tersebut tapi tidak tercium Turki telah menimbulkan pertanyaan yang banyak. Salah satunya, Brett McGurk, mantan utusan AS untuk masalah ISIS. "Baghdadi ditemukan di kawasan bukan daerah tradisinya di utara Suriah melainkan di sebuah kawasan hanya beberapa mil dari perbatasan Turki yang dikontrol oleh belasan pos pasukan Turki di sana sejak 2018," katanya dikutip dari ahvalnews.com.
Tapi adakah kaitannya dengan rombongan tentara AS cepat-cepat minggat dari kawasan SDF sebelum serangan terhadap ABB dilakukan, tak tahulah seperti apa kejelasannya. Yang sudah jelas adalah cara dan peristiwa tewasnya ABB menimbulkan pertanyaan misterius seperti misteriusnya cara AS menangani konflik Suriah.
Kenapa bisa Al-Baghdadi notabene pemimpinISIS bisa dikawal oleh pasukan elite Al-Qaeda (HAD) adalah topik utama artikel ini.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H