Pelampiasan yang terjadi di Manokwari, Jayapura dan Fakfak adalah wujud kekecewaan terhadap pemerintah khususnya aparatur negara dalam menyikapi 43 mahasiswa Papua di Surabaya.
Kesannya dipolitisir karena pemerintah pasti tidak dijejali oleh barisan pejabat yang telah mati rasa atau mati empati, artinya pemindahan ibukota tidak dilaksanakan tergesa-gesa termasuk tidak pindah saat ini ketika issu Papua sedang menghangat.
Padahal musti diingat adalah wacana pemindahan ibu kota adalah program yang telah terproses sekian lama dan telah bergulir dari hari ke hari hingga beberapa hari lalu ketika Papua bergolak kembali terkait banyak hal termasuk akumulasi sebab akibat sebelumnya.
Jadi apa "sindiran" AR melontarkan penundaan pemindahan ibukota dibalik issu Papua? Kemungkinan AR memanfaatkan issu Papua menyindir pemerintah Jokowi, yaitu :
Meminta pertanggung jawaban Jokowi terhadap hasil pemilu (pilpres) lalu ketika Provinsi Papua dan Papu Barat memberi andil hebat dengan memenangkan paslon 01 hingga 90% kemenangan terhadap paslon 02. Dengan kata lain AR meminta pemerintah yang kini berkuasa dan "teman-temannya" fokus pada Papua (mengapa menang telak di sana) tapi kini justru bergelora melawan pemerintah berkuasa.
Pindah ibu kota penuh pro dan kontra dan ada sisi positif negatif yang tidak cukup dibahas dalam artikel ini. Apapun sisi positf dan negatif dan siapapun yang pro dan kontra langkah itu telah mengarah pada presisi wujud 99%.
Selaku kepala negara dan kepala pemerintahan Preisden Jokowi berhak memindahkan ibukota dan itu dibolehkan. Dan itu diakui oleh presiden Jokowi "Dalam memutuskan pemindahan ibu kota ini, posisi saya bukan sebagai kepala pemerintahan tetapi sebagai kepala negara. Kita harus melihat visi besar berbangsa dan bernegara untuk 10 tahun, 50 tahun, dan 100 tahun yang akan datang," ujarnya sebagaimana dikutip di sini.
Jadi sebagus apa pun visi seorang Jokowi tampaknya hampir tidak ada yang bagus jika berhadapan dengan sekelas AR. Memanfaatkan issu panas dengan cara menyindir, dramatisir maupun mempolitisir AR siap menghadangnya. Kali ini bukan dengan people power melainkan issu Papua sedang membara.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H