Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kini AS Jadi "Korban" Adu Siasat Turki di Utara Suriah

9 Agustus 2019   07:20 Diperbarui: 9 Oktober 2019   23:36 2994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ancaman seperti itulah bikin AS tidak bisa lelap dalam tidurnya melihat Turki bak gadis manis yang manja sedang merengek minta perhatian. Jika tidak diperhatikan gadis manja penuh pesona itu akan pindah ke lain hati yakni pemuda ganteng dan bertanggung jawab, Rusia.

Mirip makan buah simalakama dan demi menjaga kehormatan mitranya (SDF) rombongan AS dipimpin utusan khusus AS untuk masalah Suriah, James Jeffrey mengadakan pertemuan maraton dengan Turki sejak 2 Agustus hingga berakhir 6 Agustus dengan detail keputusan yang belum jelas. 

Persetujuan secara umum yang dikutip dari berbagai media adalah:

AS setuju bekerja sama dalam pusat komando operasi pada koridor zona aman akan tetapi tidak setuju dengan pola join operasi seperti di Manbij.

Setuju memberi akses demiliterisasi sedalam 5 Km dan kemudian tambahan sedalam 9 Km lagi tapi harus bersih dari senjata berat Turki. Dengan demikian total kedalaman yang disetujui AS adalah 14 Km (sumber: reuters.com edisi 7 Agustus 2019).

Turki sumringah! Hampir separo yang diminta Turki disetujui AS. Tak disangkal Erdogan mengatakan itu adalah kemenangan politik bagi negaranya. Tampaknya Turki sangat puasa dengan prestasi tersebut meski memperoleh hampir 50% saja dari target negosiasinya dengan catatan AS komit dengan apa yang dijanjikannya. Dengan kata lain selama AS tidak menertawai kesungguhan "gadis cantiknya" Turki.

Entah sedang berbunga merayakan kemenangannya, Erdogan pun melepas pernyataan yang kontan bikin mata Putin berbinar yakni bersumpah tidak mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia. Erdogan mengatakan hal itu di hadapan presiden Ukraina baru terpilih, Volodymyr Zelenskiy dalam kunjungannya hari Kamis ke Turki (sumber: themoscowtimes.com).

Apapun ke depannya yang penting saat ini Erdogan merasa kembali menoreh sejarah yakni mampu "melumpuhkan" AS dengan kepiawan politik dan diplomasinya tanpa perlu perang.

Iran, Rusia dan AS telah jadi "korban" siasat atau stretegi tokcer Turki yang cerdik tapi kuat. Konon terhadap negara lain tampaknya Turki akan memainkan kepiawaian yang sama dalam segala bidang dalam mempengaruhi negara lain. AS telah merasakannya. Semoga tidak dengan kita?

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun