Sejumlah pesawat tempur akan menerjunkan wahan nyamuk malaria tersebut ke posisi musuh (sekutu di Italia) dalam jumlah yang sangat banyak. Diharapkan nyamuk-nyamuk itu akan berkembang biak dan menyerang tentara musuh dan warga setempat hingga mengalami malaria dan konsekwensi kematian massal.
Akan tetapi isu tersebut tidak terdokumentasi dengan baik sehingga rencana penggunaan nyamuk untuk sejenis senjata bilogis NAZI tidak dapat dibuktikan sejauh apa kebenarannya sebagaimana diungkapkan Prof Frank Snowden di telegraph.co.uk.
Jika rencana Google tersebut berhasil ada kemungkinan bumi dan makhluk hidupnya terutama manusia bisa aman dari gigitan si mungil bikin gatal dan menyebabkan kematian itu.
Kita tentu menyambut baik rencana kemanusiaan tersebut yang akan membantu manusia terkenan demam malaria dan demam berdarah dan sebagainya tapi di sisi lain musti disadari bahwa Google bukan perusahaan atau lembaga sosial, pasti ada tujuan strategis berupa kajian bisnis menguntungkan berlimpah dibalik tujuan melenyapkan nyamuk.
Mungkin Google akan menghasilkan residu atau insektisida yang diproduksi massal (agar harganya terjangkau) yang akan digunakan di seluruh dunia.
Melalui lembaga kesehatan dunia yang dikemas dalam program kemanusiaan bisa saja Google ingin merambah dunia kesehatan, tak perduli sang kodok dan sang ular dan lain-lainnya dalam siklus ekosistem rantai makanan jadi terganggu dibuatnya, hehehe..he..
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H