Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idul Fitri Ini Tanpa Eko Lagi

23 Mei 2019   17:48 Diperbarui: 23 Mei 2019   18:09 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari cdn.idntimes.com

Eko berusahan sabar dan tabah menjalani hidup babak baru dalam suasana dan kondisi lain. Seluruh keindahan dan kenikmatan pernah diterimanya tak lebih seperti "mimpi indah" yang harus segera dilupakan. 

Kini bersama istri dan 2 buah hatinya Eko berusaha membangun usaha baru. Menggunakan sisa tabungan dan menjual sepetak tanah miliknya Eko berusaha hidup mandiri. 

Entah nasib apa yang sedang terjadi pada Eko, usaha yang dirintis dan menghabiskan uang hasil tabungan dan menjual tanah ratusan juta itu tidak berjalan sesuai harapan.

Eko dan isterinya berusaha tersenyum meskipun terasa amat getir rasanya.

Kini menjual sebidang tanah lagi sisa terakhir pertahanan ekonominya. untuk berusaha bangkit kembali. Mengajak salah satu teman yang ia kira paling bisa dipercaya saat sama-sama bekerja dahulu. Dari proses negosiasi hingga pembayaran teman Eko menemani.  Ternyata teman yang ia percaya itu kembali menjadi musuh dalam selimut. Diam-diam ia mengatur strategi perampokan uang Eko ketika menerima pembayaran dari pembeli tanah.

Dalam perjalanan menuju ke Bank, Eko dan temannya "dirampok." Mereka dibawa ke sebuah lokasi di luar kota. Di sanalah Eko "dibuang" untuk selamanya oleh perampok yang belakangan dari hasil pengembangan kasus oleh Polisi terkuak misteri komplotan perampokan itu adalah perampokan berencana dan pembunuhan.

Eko telah pergi selama-lamanya, meninggalkan 2 buah hatinya yang kini menginjak usia remaja. Perjalanan hidup mereka masih panjang, butuh biaya perawatan dan pendidikan yang juga masih sangat panjang. Pada siapa mereka mengadukan nasib? 

Rasa-rasanya hidup ini tidak adil dan sangat kejam sekali untuk Sari dan anaknya.

Puasa 2019 ini adalah Idul Fitri pertama Sari dan anaknya (Toni dan Yani) tanpa Eko lagi setelah kepergian pahlawan mereka selama-lamanya hampir 9 bulan yang lalu.

Tony yang biasa mengangkat tas ayahnya hanya bisa terpaku memandang tembok rumahnya ketika teringat pada ayah. Begitu juga dengan Yani biasa membuka tali sepatu dan kaos kaki ayahnya cuma bisa membuka album foto ketia ia, abang dan ibunya sering berpergian kemana-mana bersama-sama. Ia juga teringat saat digendong Ayahnya di jemput pulang sekolah berhujan ria.

Sari betul-betul sadar. Persoalan dan nasib seperti itu bukan saja ia yang merasakan. Banyak lagi "sari -sari" lainnya mengalami nasib naas dan apes mungkin melebihi dialminya dan mereka meskipun menderita secara ekonomi tapi banyak yang mampu bertahan mengurus anak "ditinggal suami" hingga dewasa bahkan hingga punya cucu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun