Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pelaku Siber Keuangan Mengganas saat Ramadan Tiba, Waspadalah

8 Mei 2019   14:05 Diperbarui: 8 Mei 2019   14:15 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan transfer sebelum pasti tidak ada unsur penipuan. Gambar : gridoto.com

Berbagai cara diterapkan para penipu untuk menjebak calon korbannya. Tidak mengenal tempat, usia dan waktu para calon penipu berusaha mencari sasaran yang lengah atau terpedaya sehingga bisa ditipu oleh penipu berkomplot atau perorangan.

Saat bulan suci ramadan intensitasnya tampak semakin meningkat, mereka berusaha mendapatkan dana melalui transaksi keuangan atau perbankan yang dikenal dengan istilah "Fraud Cyber Crime." Supaya mempermudah kita singkat saja tindak kejahatan siber di bidang keuangan atau perbankan.

Baru dua hari bulan puasa Ramadan berjalan sudah beberapa SMS dan Email penipuan masuk  ke penulis. Tampaknya bulan suci Ramadhan sebulan penuh telah jadi tradisi lahan empuk bagi pelaku kejahatan siber. Sadar betul dengan kondisi bulan puasa ramadhan yang panjang  "penuh berkah" para pelaku melaksanakan aksinya lebih gencar dengan alasan :

  • Bulan puasa konsentrasi sebagian orang sedang menurun. Keadaan ini memudahkan pelaku memberi penjelasan yang bersifat merayu
  • Bulan puasa bagi sebagaian orang memerlukan biaya yang besar untuk bersenang-senang untuk berbuka puasa atau berbelanja
  • Bulan puasa yang panjang akan diakhiri dengan hari raya (lebaran) dimana orang-orang pada umumnya memerlukan biaya tambahan
  • Bulan puasa dan hari raya pada umumnya orang-orang berduit mengeluarkan uang lebih banyak karena memiliki uang yang banyak. Sebaliknya bagi orang yang tidak mampu bulan puasa apalagi menjelang lebaran adalah tekanan batin yang amat berat sedang mikir darimana mendapatkan uang yang cukup guna memenuhi kebahagiaan keluarganya.

Situasi dan kondisi itulah yang ingin dimanfaatkan oleh pelaku siber keuangan dengan aneka cara yang secara umum terbagu dua, yaitu :

cara Social Enginering dan cara Skimming.

Social Enginering adalah cara menipu secara halus melalui telepon atau berbicara langsung untuk mendapatkan informasi penting bidang keuangan atau untuk mendapatkan sesuatu dalam bentuk benda.

Berbagai cara dalam social enginering telah kita tahu sebetulnya. Sekadar mengulangi atau mengingatkan beberapa teknik dalam cara Social Enginering  adalah :

  1. Kita akan mendapatkan telepon yang mengatakan dari lembaga keuangan ini atau itu meminta kita menyebutkan nomor PIN karena ada perubahan sistem entah apalah namanya.
  2. Mengirim SMS tidak bertanggung jawab menyebutkan kita adalah salah satu "mahluk terpilih" mendapat hadiah ini dan itu. Kita diminta mengunjungi link maut mereka. Kenapa maut, karena di sana kita akan diperlihatkan jebakan--jebakan yang secara kasat mata sesungguhnya sangat berbahaya namun karena nafsu ingin mendapatkan hadiah sangat besar maka nafsu itu menggilas logika berpikir kita.
  3. Mengirim email kepada kita seolah-olah email kita adalah paling hebat sejagat sehingga terpilih untuk mendapatkan hadiah sangat besar dari lembaga keuangan internasional maupun secara pirbadi yaitu orang-orang yang punya warisan besar tidak tahu membagikan kemana selain kepada kita. Hebat bukan?

Skimming adalah mencuri informasi melalui kartu perbankan kita. Mereka menempatkan semacam alat yang disebut scammer yang mampu menyalin informasi dari strip magnetik yang ada di dalam kartu perbankan kita. Berbagai cara dalam teknik Skimming juga sebetulnya sudah kita tahu, namun mari ingat-ingat kembali, beberapa diantaranya adalah :

  1. Meletakkan alat salin pada beberapa mesin transaksi kartu kredit atau debit. Saat kita bertransaksi di tempat-tempat yang telah menjadi target maka informasi yang ada dalam kartu kita bisa berpindah tangan kepada para pelaku. 
  2. Meletakkan sesuati pada mesin ATM yang telah mereka jaga untuk sementara. Saat kita datang ke bilik ATM yang terjadi adalah kartu kita seolaholah tertelan (padahal tersangkut). Lalu kita membaca sebuah tempelan stiker informasi bank yang berisi nomor pengaduan. Ketika kita hubungi nomor abal-abal itulah justru kita menyerahkan informasi PIN pada mereka yang mengaku call centre.
  3. Masih banyak cara lain yang tidak dapat penulis uraikan dan mohon tambahan dari pembaca untuk berkenan melengkapi artikel ini guna sama-sama kita mengingatkan agar tidak jadi korban peipuan siber keuangan yang sangat jahat itu.

Mana ada penipu yang baik. Tentu saja penipu semua jahat, tapi penipu siber keuangan tergolong sangat jahat karena melakukan cara-cara penipuan dengan teknik yang orang awam tak mampu membedakan sedang tertipu atau tidak.

Tapi saat ada orang sedang memikirkan bagaimana mendapatkan baju lebaran untuk anak-anaknya dan bisa mudik lalu datang sms atau WA menawarkan solusi lebaran kepada Anda dengan jumlah pinjaman 10 juta bisa dicicil 3 tahun dengan bunga 2% saja per tahun (karena yang punya dana orang terkaya sedunia dan sangat dermawan) siapa yang tidak tertarik.?  Maka ketika diminta kirim biaya administrasinya 300.000 saja itu adalah sesuatu yang sangat mudah. Berbinar rasanya bagi orang-orang awam dapat uluran tangan dewi fortuna. 

Tapi apa yang terjadi kemudian? Perasaan berbinar hancur seketika tatkala uang yang dijanjikan 3 hari kemudian atau seminggu kemudian bahkan sebulan kemudian hingga lebaran datang menjalang tidak berwujud sepeserpun yang masuk ke rekening. Sangat jahat tidak pelakunya?

Itu adalah salah satu contoh modus penipuan dari ratusan modus mulai dari penerimaan mahasiswa, diskoun, pembeian online, pinjaman tanpa agunan, hingga tiket dan hotel murah, travel umrah, dapat hadiah istimewa serta lain-lainnya yang tidak dapat disebut satu per satu pada tulisan ini. 

Contoh di atas kiranya bisa mewakili agar kita tidak mudah terpancing iming-iming dalam bentuk apapun jenis kejahatan perbankan dan keuangan. Oleh karena itu melalui artikel ini dalam rangka bulan Ramadan kita saling mengingatkan agar tidak jadi korban tipuan dalam berbagai cara.

Berhati-hatilah karena penipu selalu mencari kita yang lengah terutama saat bulan Ramadan ini banyak yang memanfaatkan situasi sebagaimana disebutkan di atas. 

Selain ada kesempatan dan waktu  penipu juga tidak memilih tempat dan waktu. Maka dari itu... waspadalah...!

Salam anti penipuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun